Selasa, 16 Desember 2014

Metode Tutor Sebaya





MAKALAH
METODE TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd




Oleh:

Rusydah Binta Qur-aniyah     (120210302032)








PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ Metode Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Sejarah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan materi kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Dr. Suranto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan  dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
2.    Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukan-masukan dalam pembuatan makalah ini.
3.    Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan rujukan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai materi trategi Belajar Mengajar. Selain itu penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.


Jember, 8 November 2014

Penulis






DAFTAR ISI


halaman

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).
Dalam pembelajaran sejarah sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran tutor sebaya. Sisi lain yang menjadikan pelajaran sejarah dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru.
Kemudian Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran sejarah yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi Metode Tutor Sebaya?
2.      Apa alasan bahwa Metode Tutor Sebaya cocok untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa?
3.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode Tutor Sebaya secara konkrit?
4.      Apa kelebihan Metode Tutor Sebaya?
5.      Apa kelemahan Metode Tutor Sebaya?

1.3  Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami:
1.      Mengetahui definisi Metode Tutor Sebaya
2.      Memahami alasan bahwa Metode Tutor Sebaya cocok untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa
3.      Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Metode Tutor Sebaya secara konkrit
4.      Mengetahui kelebihan Metode Tutor Sebaya
5.      Mengetahui kelemahan Metode Tutor Sebaya
                                                  


 

BAB 2. PEMBAHASAN


2.1  Definisi Metode Tutor Sebaya

Untuk meningkatkan keberhasilan suatu program pengajaran di sekolah tidak hanya disebabkan oleh satu macam faktor saja, tetapi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor yang dapat menunjang keberhasilan. Begitu juga dengan sumber belajar, sumber belajar bukan hanya guru. Orang lain yang bukan guru juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar, seperti teman sekelas, teman dari kelas yang lebih tinggi atau keluarga di rumah.
Sumber belajar yang bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai disebut tutor. Adapun pengertian dari tutor antara lain:
a.       Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa (di rumah, bukan di sekolah); 2 dosen yg membimbing sejumlah mahasiswa dalam pelajarannya;(Dedy Sugono, 2008:1022)
b.      Tutor adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses pembelajaran di kelompok belajar ;(Chairudin Samosir, 2006:15).
c.       Pengertian tutor banyak dikemukakan oleh ahli pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1992:4) (dalam Abi Masiku (2003:9)) bahwa tutor adalah orang yang membantu murid secara individual.
d.      Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa tutorial adalah bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk, arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu teman-temannya dalam belajar di kelas.
Interaksi antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah laku yang berlaku dalam kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan. Dengan demikian, interaksi ini cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang berlaku. Interaksi antara kawan itu menyebakan tersedianya contoh yang lebih representatif tentang apa yang boleh dilakukan dalam kebudayaan itu dibanding dengan yang tersedia di rumah. (Muntasir: 1985:83 (dalam Sarmawati 2002)
Menurut Suryo dan Amin (1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Dalam satu kelas selisih usia antara siswa satu dengan siswa yang lain tentu relative kecil atau hampir sama, sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman sebaya yang saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain sehingga akan terbentuk pola tingkah laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam interaksi tersebut tidak menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang lain saling membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Tutor dibagi pula menjadi dua macam, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Tutor yang dimaksud dalam hal ini dalam pembelajaran sejarah ialah tutor sebaya. Adapun pengertian dari beberapa ahli terkait dengan tutor sebaya antara lain:
a.       Dedi Supriyadi (1985, h. 36) mengemukakan bahwa: “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.
b.      Ischak dan Warji (1987, h.44) mengemukakan bahwa: “Tutor sebaya adalah kelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”.
c.       Conny Semiawan, dkk. (1987, h.70) mengemukakan bahwa tutor sebaya itu adalah: “siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar sekolah”.
d.      Suherman, 2003:277 mengemukakan bahwa Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
e.       Herianto dkk., 2010:2 mengemukakan bahwa Tutor sebaya merupakan sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, dan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru, untuk membantu guru dalam melakukan bimbingan
terhadap kawan sekelas. Dengan sistem pembelajaran menggunakan tutor sebaya, akan membantu siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ), atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru.
f.       Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
g.      Djamarah dan Zain dikutif (Azimatul dan Rosijono, 2010:30) mengemukakan bahwa Tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya.
h.      (Roscoe & Chi, 2007) mnengatakan bahwa Tutor teman sebaya adalah perekrutan salah satu siswa guna memberikan satu per satu pengajaran kepada siswa lain, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui partisipasi peran tutor dan tutee. Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan tutee minimal.
i.        (Arikunto, S. 2006) mengatakan bahwa Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya di bawah KKM atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan.
j.        Surya dikutif (Soeprodjo dkk., 2008:295) Metode tutor sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa
yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham.
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial. Dengan demikian, beban yang diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya, bergaul dengan orang– orang lain, dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman.
Percobaan menggunakan siswa sebagai guru atau tutor sebaya telah berlangsung di negara lain yang sudah maju dan telah menunjukkan keberhasilan. Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah / di luar jam mata pelajaran (Semiawan, 1985:70).
Jadi secara umum tutor sebaya ialah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai yang memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. tutor sebaya merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa sekelas yang memiliki kemampuan dan kriteria sebagai tutor untuk membimbing teman lainnya yang mengalami kesulitan dalam memahami penjelasan dari gurunya. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu siswa dalam mengalami kesulitan belajar.

2.2  Alasan Metode Tutor Sebaya Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam Memvisualisasikan Suatu Peristiwa

Menurut saya metode tutor sebaya sangat cocok di terapkan pada pembelajaran sejarah karena metode ini dapat membuat siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya menjadi paham dengan materi tersebut. Disebabkan strategi yang digunakan dalam hal ini ialah seorang atau beberapa orang siswa (siswa yang pintar dikelas) yang ditunjuk oleh guru, untuk membantu guru dalam melakukan bimbingan kepada teman sebayanya yang kurang paham akan penjelasan guru yang telah dijelaskan didepan kelas. Pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sumber belajar tidak hanya dari guru melainkan dari teman sekelas yang nilai KKMnya lebih tinggi. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa malu untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.

2.3  Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Secara Konkrit

Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar matematikanya tinggi, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar. Arikunto mengemukakan bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tutor dapat diterima (disetujui) oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
b.      Tutor dapat menerangkan bahan yang akan diajarkan yang dibutuhkan oleh siswa yang lain dalam kegiatan belajar mengajar.
c.       Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
d.      Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.
Menurut Djamarah (2006:25) menerangkan bahwa untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah:
1)      Memiliki kepandaian lebih unggul dari pada yang lain.
2)      Memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
3)      Mempunyai kesadaran untuk membantu teman lain.
4)      Dapat menerima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepada yang pandai dan rajin.
5)      Tidak tinggi hati, kejam, atau keras hati terhadap sesama kawan.
6)      Mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan atau yaitu dapat menerangkan kepada kawannya.

            Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut yaitu
a.       Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari.
b.      Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis.
c.       Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.
d.      Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
e.       Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari, peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing dengan tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya guru hanya melakukan intervensi ketika betul – betul diperlukan oleh siswa (Setiawati, 2009:11)
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-langkah pelaksanaan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1)      Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi
2)      Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3)      Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4)      Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
5)      Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6)      Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk soal yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya.
Menurut pendapat saya langkah-langkah konkrit dalam pembelajaran sejarah ialah sebagai berikut :
1.      Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dibahas secara singkat
2.      Guru menunjuk beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademik di atas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) siswa satu kelas (Siswa yang pandai)
3.      Setelah itu membentuk kelompok diskusi kecil yang dibagi 5-6 kelompok dengan anggota kelompok yang siswanya mempunyai kemampuan berbeda-beda. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
4.      Setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu sub bab materi. Dalam hal ini tutor dalam kelompok tersebut membantu siswa yang kurang paham akan materi yang diberikan.
5.      Setelah berdiskusi dalam kelompok kecil, salah satu siswa (bukan tutor) dari setiap kelompok untuk menyampaikan sub materi yang diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6.      Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub materi, dan setiap siswa yang menyampaikan materinya diperkenankan untuk memberikan kesimpulan menurut pendapatnya sendiri.
7.      Di akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi jika ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.

2.4  Kelebihan Metode Tutor Sebaya

Adapun kelebihan metode tutor yaitu :
1.      Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar Maknun dan Toto Hidajat Soehada).
2.      Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
3.      Bantuan belajar oleh teman sebaya yang lebih pandai dapat menghilangkan kecanggungan dan bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya untuk bertanya atau meminta bantuan.
Adapun kelebihan menurut Arikunto (1995) berikut ini :
1.      Adakalanya  hasilnya  lebih  baik  bagi  beberapa  siswa  yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya.
2.      Bagi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas
3.      Bagi  tutor  merupakan  kesempatan  untuk  melatih  diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4.      Mempererat  hubungan  antar  siswa  sehingga  mempertebal perasaan sosial.

2.5  Kelemahan Metode Tutor Sebaya

Adapun kelemhan metode tutor antara lain:
1.      Guru harus tahu siswa yang mempunyai pemahaman lebih.
2.      Pengawasan tutor harus dilakukan dengan baik dan proses tutoring akan terhambat manakala siswa yang ditutori merasa rendah diri.
3.      Pemasalahan dalam metode ini antara lain apabila di dalam kelas tidak ada yang mampu dan bersedia menjadi tutor sebaya.
4.      Jika di satu kelas terdapat siswa yang dapat menjadi tutor, akan tetapi dikhawatirkan siswa tersebut tidak dapat menjelaskan kepada temannya.
5.      Tidak semua siswa  yang menjadi tutor dapat menjawab pertanyaan temannya
6.      Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu.
7.      Siswa yang dipilih sebagai tutor sebaya belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik
Menurut Arikunto (1995) kelemahan metode tutor berikut ini :
1.      Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan
2.      Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya.
3.      Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.
4.      Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkannya kembali kepada teman-temannya.
Menurut Amiruddin, 2010, kelemahan metode tutor antara lain:
1.      Siswa  yang  dibantu  sering  kali  belajar  kurang  serius  karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan.
2.      Ada  beberapa  orang  siswa  yang  merasa  malu  atau  enggan untuk  bertanya  karena  takut  kelemahannya  diketahui  oleh temannya.
3.      Pada  kelas-kelas  tertentu  pekerjaan  tutoring  ini  sukar dilaksanakan  karena  perbedaan  jenis  kelamin  antara  tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.
4.      Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak  semua  siswa  yang  pandai  dapat  mengajarkan  kembali kepada teman-temanya


BAB 3. SIMPULAN


Metode tutor sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan siswa yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman harus berusaha mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan social. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya antara lain:
1.      Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dibahas secara singkat
2.      Guru menunjuk beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademik di atas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) siswa satu kelas (Siswa yang pandai)
3.      Setelah itu membentuk kelompok diskusi kecil yang dibagi 5-6 kelompok dengan anggota kelompok yang siswanya mempunyai kemampuan berbeda-beda. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
4.      Setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu sub bab materi. Dalam hal ini tutor dalam kelompok tersebut membantu siswa yang kurang paham akan materi yang diberikan.
5.      Setelah berdiskusi dalam kelompok kecil, salah satu siswa (bukan tutor) dari setiap kelompok untuk menyampaikan sub materi yang diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6.      Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub materi, dan setiap siswa yang menyampaikan materinya diperkenankan untuk memberikan kesimpulan menurut pendapatnya sendiri.
7.      Di akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi jika ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Metode tutor sebaya memilki beberapa kelebihan dan kelemahan yang saling berkaitan. Kelebihannya suasana belajar menjadi lebih akrab, lebih efisien dan mampu meningkatkan rasa tanggung jawab serta menambah motivasi belajar bagi tutor sebaya. Sedangkan kelemahannya, tutor sebaya yang dipilih belum tentu mampu menyampaikan materi kepada temannya dan antara keduanya belum tentu ada hubungan yang baik.


DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar