MAKALAH
METODE TUTOR
SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah
Binta Qur-aniyah (120210302032)
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“ Metode Tutor
Sebaya Dalam Pembelajaran Sejarah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
materi kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukan-masukan
dalam pembuatan makalah ini.
3.
Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan
rujukan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai
materi trategi
Belajar Mengajar. Selain itu penulis juga
menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Jember, 8 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang
berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno
Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu
cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ).
Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari
dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah
suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar
mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang
ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak
didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).
Dalam pembelajaran sejarah sebenarnya
telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang
nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk
itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu
jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya
pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi
perancang model pembelajaran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran tersebut adalah
pembelajaran tutor sebaya. Sisi
lain yang menjadikan pelajaran
sejarah dianggap siswa pelajaran yang sulit
adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham
dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru.
Kemudian Pendekatan pemecahan masalah
merupakan fokus dalam pembelajaran sejarah
yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan
solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
memahami masalah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa definisi Metode Tutor Sebaya?
2.
Apa alasan bahwa
Metode Tutor Sebaya cocok untuk pembelajaran sejarah dalam
memvisualisasikan suatu peristiwa?
3.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode Tutor Sebaya secara konkrit?
4.
Apa kelebihan Metode Tutor Sebaya?
5.
Apa kelemahan Metode Tutor Sebaya?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan
dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui dan memahami:
1.
Mengetahui definisi
Metode Tutor Sebaya
2.
Memahami alasan
bahwa Metode Tutor Sebaya cocok untuk
pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa
3.
Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Metode Tutor Sebaya
secara konkrit
4.
Mengetahui kelebihan
Metode Tutor Sebaya
5.
Mengetahui
kelemahan Metode Tutor Sebaya
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Tutor Sebaya
Untuk meningkatkan keberhasilan suatu program pengajaran di sekolah tidak
hanya disebabkan oleh satu macam faktor saja, tetapi dapat disebabkan oleh
berbagai macam faktor yang dapat menunjang keberhasilan. Begitu juga dengan
sumber belajar, sumber belajar bukan hanya guru. Orang lain yang bukan guru
juga dapat dijadikan sebagai sumber belajar, seperti teman sekelas, teman dari
kelas yang lebih tinggi atau keluarga di rumah.
Sumber belajar yang bukan guru dan berasal dari orang yang lebih pandai
disebut tutor. Adapun pengertian dari tutor antara lain:
a. Tutor adalah orang yang memberi pelajaran (membimbing) kepada seseorang atau sejumlah kecil siswa (di rumah, bukan di
sekolah); 2 dosen yg membimbing sejumlah mahasiswa dalam pelajarannya;(Dedy
Sugono, 2008:1022)
b. Tutor
adalah orang yang membelajarkan atau orang yang memfasilitasi proses
pembelajaran di kelompok belajar ;(Chairudin Samosir, 2006:15).
c. Pengertian
tutor banyak dikemukakan oleh ahli pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh
Nasution (1992:4) (dalam Abi Masiku (2003:9)) bahwa tutor adalah orang yang
membantu murid secara individual.
d. Hamalik
(1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) mengemukakan bahwa tutorial adalah
bimbingan pembelajaran dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk,
arahan, dan motivasi agar siswa dapat efisien dan efektif dalam belajar. Subyek
atau tenaga yang memberikan bimbingan dalam kegiatan tutorial dikenal sebagai
tutor. Tutor dapat berasal dari guru atau pengajar, pelatih, pejabat
struktural, atau bahkan siswa yang dipilih dan ditugaskan guru untuk membantu
teman-temannya dalam belajar di kelas.
Interaksi
antara kawan membuka mata anak terhadap pola tingkah laku yang berlaku dalam
kebudayaan tertentu, yang sering dilakukan. Dengan demikian, interaksi ini
cenderung untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk
pergaulan yang berlaku. Interaksi antara kawan itu menyebakan tersedianya
contoh yang lebih representatif tentang apa yang boleh dilakukan dalam
kebudayaan itu dibanding dengan yang tersedia di rumah. (Muntasir: 1985:83
(dalam Sarmawati 2002)
Menurut
Suryo dan Amin (1984:51), bantuan yang diberikan teman-teman sebaya pada
umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman sebaya dapat
menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil belajar secara sehat, karena
siswa yang dijadikan tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Dalam
satu kelas selisih usia antara siswa satu dengan siswa yang lain tentu relative
kecil atau hampir sama, sehingga dalam satu kelas terdapat kelompok teman
sebaya yang saling berinteraksi antara siswa satu dengan yang lain sehingga
akan terbentuk pola tingkah laku yang dipakai dalam pergaulan mereka. Dalam
interaksi tersebut tidak menutup kemungkinan antar siswa satu dengan siswa yang
lain saling membantu dan membutuhkan dalam pembelajaran untuk memperoleh hasil
belajar yang lebih baik.
Tutor dibagi pula menjadi dua macam, yaitu
tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih
pandai, dan tutor kakak adalah tutor dari kelas yang lebih tinggi. Tutor yang
dimaksud dalam hal ini dalam pembelajaran sejarah ialah tutor sebaya. Adapun
pengertian dari beberapa ahli terkait dengan tutor sebaya antara lain:
a. Dedi
Supriyadi (1985, h. 36) mengemukakan bahwa: “Tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang
prestasinya lebih tinggi”.
b. Ischak
dan Warji (1987, h.44) mengemukakan bahwa: “Tutor sebaya adalah kelompok siswa
yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa
yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”.
c. Conny
Semiawan, dkk. (1987, h.70) mengemukakan bahwa tutor sebaya itu adalah: “siswa
yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.
Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya di luar
sekolah”.
d. Suherman,
2003:277 mengemukakan bahwa Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran
yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa belajar dari siswa lain yang
memiliki status umur, kematangan/harga diri yang tidak jauh berbeda dari
dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk menerima
ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu
sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan
belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman
sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah
dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri,
malu, dan sebagainya, sehingga diharapkan siswa yang kurang paham tidak
segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
e. Herianto
dkk., 2010:2 mengemukakan bahwa Tutor sebaya merupakan sekelompok siswa yang
telah tuntas terhadap bahan pelajaran, dan memberikan bantuan kepada siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya. Seorang
atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru, untuk membantu guru dalam
melakukan bimbingan
terhadap kawan sekelas. Dengan sistem pembelajaran menggunakan tutor sebaya, akan membantu siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ), atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru.
terhadap kawan sekelas. Dengan sistem pembelajaran menggunakan tutor sebaya, akan membantu siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ), atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru.
f. Suryo
dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah seorang atau
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa
tertentu yang mengalami kesulitan belajar.
g. Djamarah
dan Zain dikutif (Azimatul dan Rosijono, 2010:30) mengemukakan bahwa Tutor
sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam hal ini siswa
belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang
tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu
terpaksa untuk menerima ide-ide dan sikap dari gurunya.
h. (Roscoe
& Chi, 2007) mnengatakan bahwa Tutor teman sebaya adalah perekrutan
salah satu siswa guna memberikan satu per satu pengajaran kepada siswa lain,
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui partisipasi peran tutor dan tutee.
Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada
beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan
tutee minimal.
i.
(Arikunto, S. 2006) mengatakan bahwa Tutor sebaya
adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai
pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system
pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya di
bawah KKM atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata
pelajaran. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program
perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan bertanya
kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa
yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati
terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk
memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan.
j.
Surya dikutif (Soeprodjo dkk., 2008:295) Metode tutor
sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan kemampuan
siswa
yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham.
yang memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan kepada teman-temannya yang belum paham.
Tugas
sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman dan sebenarnya
merupakan kebutuhan anak itu sendiri, karena dalam model pembelajaran tutor
sebaya ini, mereka (para tutor) harus berusaha mendapatkan hubungan dan
pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya, mencari perannya sendiri,
mengembangkan kecakapan intelektual dan sosial. Dengan demikian, beban yang
diberikan kepada mereka akan memberi kesempatan untuk mendapatkan perannya,
bergaul dengan orang– orang lain, dan bahkan mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman.
Percobaan
menggunakan siswa sebagai guru atau tutor sebaya telah berlangsung di negara
lain yang sudah maju dan telah menunjukkan keberhasilan. Dasar pemikiran
tentang tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada
siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman
sekelasnya di sekolah atau di luar sekolah / di luar jam mata pelajaran
(Semiawan, 1985:70).
Jadi secara umum tutor sebaya ialah
sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai yang
memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. tutor sebaya merupakan
pembelajaran yang melibatkan siswa sekelas yang memiliki kemampuan dan kriteria
sebagai tutor untuk membimbing teman lainnya yang mengalami kesulitan dalam
memahami penjelasan dari gurunya. Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa
orang siswa yang ditunjuk atau ditugaskan untuk membantu siswa dalam mengalami
kesulitan belajar.
2.2 Alasan Metode Tutor Sebaya Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam Memvisualisasikan Suatu Peristiwa
Menurut
saya metode tutor sebaya
sangat cocok di terapkan pada pembelajaran sejarah karena metode ini dapat membuat siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya menjadi paham dengan materi tersebut. Disebabkan strategi yang
digunakan dalam hal ini ialah seorang atau beberapa
orang siswa (siswa yang pintar dikelas)
yang ditunjuk oleh guru, untuk membantu guru dalam melakukan bimbingan kepada teman sebayanya yang kurang paham akan
penjelasan guru yang telah dijelaskan didepan kelas. Pembelajaran
tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sumber belajar tidak hanya
dari guru melainkan dari teman sekelas yang nilai KKMnya lebih tinggi. Bantuan
belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan kecanggungan, bahasa teman sebaya
lebih mudah dipahami, selain itu dengan teman sebaya tidak ada rasa malu untuk
mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tutor Sebaya Secara Konkrit
Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa
kriteria yang harus dimiliki oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai
prestasi belajar matematikanya tinggi, dapat memberikan bimbingan dan
penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki
kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar. Arikunto mengemukakan
bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.
Tutor dapat diterima
(disetujui) oleh mayoritas siswa sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau
enggan untuk bertanya kepadanya.
b.
Tutor dapat menerangkan
bahan yang akan diajarkan yang dibutuhkan oleh siswa yang lain dalam kegiatan
belajar mengajar.
c.
Tutor tidak tinggi hati,
kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
d.
Tutor mempunyai daya
kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan
pelajaran kepada kawannya.
Menurut
Djamarah (2006:25) menerangkan bahwa untuk menentukan siapa yang akan dijadikan
tutor diperlukan pertimbangan-pertimbangan sendiri, diantaranya adalah:
1) Memiliki kepandaian lebih unggul
dari pada yang lain.
2) Memiliki kecakapan dalam menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru.
3) Mempunyai kesadaran untuk membantu
teman lain.
4) Dapat menerima dan disenangi siswa
yang mendapat program tutor sebaya, sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut
atau enggan untuk bertanya kepada yang pandai dan rajin.
5) Tidak tinggi hati, kejam, atau keras
hati terhadap sesama kawan.
6) Mempunyai daya kreativitas yang
cukup untuk memberikan bimbingan atau yaitu dapat menerangkan kepada kawannya.
Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut yaitu
a.
Memberikan
tutorial kepada
anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari.
b.
Mengkoordinir
proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis.
c.
Menyampaikan
permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.
d.
Menyusun
jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas
maupun di luar kelas, secara rutin dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
e.
Melaporkan
perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi
yang dipelajari, peran guru dalam metode diskusi kelompok terbimbing dengan
tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya guru
hanya melakukan intervensi ketika betul – betul diperlukan oleh siswa
(Setiawati, 2009:11)
Menurut Hisyam Zaini (2001:1) (dalam
Amin Suyitno, 2004:34) maka langkah-langkah pelaksanaan metode tutor sebaya
adalah sebagai berikut:
1) Pilih
materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri.
Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi
2) Bagilah
para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub
materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap
kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
3) Masing-masing
kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh
siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
4) Beri
mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
5) Setiap
kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6) Setelah
semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub
materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang
perlu diluruskan.
Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk
soal yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam kelompok-kelompok
kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini dalam diri siswa akan
tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya.
Menurut pendapat saya langkah-langkah konkrit dalam
pembelajaran sejarah ialah sebagai berikut :
1. Guru
menyampaikan pengantar materi yang akan dibahas secara singkat
2. Guru
menunjuk beberapa siswa yang memiliki kemampuan akademik di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) siswa satu kelas (Siswa yang pandai)
3. Setelah
itu membentuk kelompok diskusi kecil yang dibagi 5-6 kelompok dengan anggota
kelompok yang siswanya mempunyai kemampuan berbeda-beda. Siswa-siswa pandai
disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
4. Setiap
kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu sub bab materi. Dalam hal ini
tutor dalam kelompok tersebut membantu siswa yang kurang paham akan materi yang
diberikan.
5. Setelah
berdiskusi dalam kelompok kecil, salah satu siswa (bukan tutor) dari setiap
kelompok untuk menyampaikan sub materi yang diberikan. Guru bertindak sebagai
nara sumber utama.
6. Setelah
semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutan sesuai dengan urutan sub
materi, dan setiap siswa yang menyampaikan materinya diperkenankan untuk
memberikan kesimpulan menurut pendapatnya sendiri.
7. Di
akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan dan klarifikasi jika ada pemahaman
siswa yang perlu diluruskan.
2.4 Kelebihan Metode Tutor Sebaya
Adapun kelebihan
metode tutor yaitu :
1. Penerapan
model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat
dalam setiap siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga
ditunjukkan oleh ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar
Maknun dan Toto Hidajat Soehada).
2. Tutor
Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya.
Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor
Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk
mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang
bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil
dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda
dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
3. Bantuan
belajar oleh teman sebaya yang lebih pandai dapat menghilangkan kecanggungan
dan bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada
rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya untuk bertanya atau meminta
bantuan.
Adapun kelebihan menurut Arikunto
(1995) berikut ini :
1. Adakalanya hasilnya
lebih baik bagi
beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan
kepada gurunya.
2. Bagi
tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas
3. Bagi tutor
merupakan kesempatan untuk
melatih diri memegang tanggung
jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.
4. Mempererat hubungan
antar siswa sehingga
mempertebal perasaan sosial.
2.5 Kelemahan Metode Tutor Sebaya
Adapun kelemhan
metode tutor antara lain:
1. Guru
harus tahu siswa yang mempunyai pemahaman lebih.
2. Pengawasan
tutor harus dilakukan dengan baik dan proses tutoring akan terhambat manakala
siswa yang ditutori merasa rendah diri.
3. Pemasalahan
dalam metode ini antara lain apabila di dalam kelas tidak ada yang mampu dan
bersedia menjadi tutor sebaya.
4. Jika
di satu kelas terdapat siswa yang dapat menjadi tutor, akan tetapi
dikhawatirkan siswa tersebut tidak dapat menjelaskan kepada temannya.
5. Tidak
semua siswa yang menjadi tutor dapat
menjawab pertanyaan temannya
6. Siswa yang dipilih sebagai tutor
sebaya dan berprestasi baik belum tentu mempunyai hubungan baik dengan siswa
yang dibantu.
7. Siswa yang dipilih sebagai tutor
sebaya belum tentu bisa menyampaikan materi dengan baik
Menurut Arikunto (1995) kelemahan metode tutor berikut
ini :
1. Siswa
yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan
temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan
2. Ada
beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut
kelemahannya diketahui oleh temannya.
3. Pada
kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan
jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan.
4. Bagi
guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang
pandai dapat mengajarkannya kembali kepada teman-temannya.
Menurut Amiruddin, 2010, kelemahan metode tutor antara
lain:
1.
Siswa yang
dibantu sering kali
belajar kurang serius
karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang
memuaskan.
2.
Ada beberapa
orang siswa yang
merasa malu atau
enggan untuk bertanya karena
takut kelemahannya diketahui
oleh temannya.
3.
Pada kelas-kelas
tertentu pekerjaan tutoring
ini sukar dilaksanakan karena
perbedaan jenis kelamin
antara tutor dengan siswa yang
diberi program perbaikan.
4.
Bagi guru sukar
untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua
siswa yang pandai
dapat mengajarkan kembali kepada teman-temanya
BAB 3. SIMPULAN
Metode
tutor sebaya merupakan metode yang dilakukan dengan cara memperdayakan
kemampuan siswa yang
memiliki daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi atau latihan
kepada teman-temannya yang belum paham. Tugas
sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman harus berusaha
mendapatkan hubungan dan pergaulan baru yang mantap dengan teman sebaya,
mencari perannya sendiri, mengembangkan kecakapan intelektual dan social. Langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya antara lain:
1.
Guru menyampaikan pengantar materi yang akan dibahas
secara singkat
2.
Guru menunjuk beberapa siswa yang memiliki kemampuan
akademik di atas Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) siswa satu kelas (Siswa
yang pandai)
3.
Setelah itu membentuk kelompok diskusi kecil yang
dibagi 5-6 kelompok dengan anggota kelompok yang siswanya mempunyai kemampuan
berbeda-beda. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak
sebagai tutor sebaya.
4.
Setiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu sub
bab materi. Dalam hal ini tutor dalam kelompok tersebut membantu siswa yang
kurang paham akan materi yang diberikan.
5.
Setelah berdiskusi dalam kelompok kecil, salah satu
siswa (bukan tutor) dari setiap kelompok untuk menyampaikan sub materi yang
diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
6.
Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara
barurutan sesuai dengan urutan sub materi, dan setiap siswa yang menyampaikan
materinya diperkenankan untuk memberikan kesimpulan menurut pendapatnya
sendiri.
7.
Di akhir pembelajaran, guru memberi kesimpulan dan
klarifikasi jika ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Metode
tutor sebaya memilki beberapa kelebihan dan kelemahan yang saling berkaitan.
Kelebihannya suasana belajar menjadi lebih akrab, lebih efisien dan mampu
meningkatkan rasa tanggung jawab serta menambah motivasi belajar bagi tutor
sebaya. Sedangkan kelemahannya, tutor sebaya yang dipilih belum tentu mampu
menyampaikan materi kepada temannya dan antara keduanya belum tentu ada
hubungan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar