Selasa, 16 Desember 2014

Kreativitas






KREATIVITAS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd


Oleh:
Rusydah Binta Qur-aniyah    
120210302032






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014


A.    KONSEP DASAR KREATIVITAS
Kreativitas didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua alasan, pertama karena kreativitas “konstruk hipotetis” dan yang kedua definisi kreativitas tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi. Berdasarkan penekanannya definisi kreativitas dibedakan ke dalam empat dimensi; person, proses, produk dan press. Rhodes (1961) menyebutnya “the four p’s of creativity”, berdasarkan analisis faktor Guilford menemukan lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition).
Selain itu definisi kreativitas juga dibedakan ke dalam definisi konsensual dan konseptual. Definisi konsensual menekankan segi produk kreatif yang dinilai derajat kreativitasnya oleh pengamat yang ahli. Menurut Amabile (1983: 33) mengemukakan bahwa suatu produk atau respons seseorang dikatakankreatif apabila menurut penilaian orang yang ahli atau pengamat yang mempunyai kewenangan dalam bidang itu bahwa itu kreatif. Dengan demikian, kretaivitas merupakan kualitas suatu produk atau respons yang dinilai kreatif oleh pengamat yang ahli. Definisi konsensual didasari asumsi-asumsi sebagai berikut: a) produk kreatif  atau respons-respons yang dapat diamati merupakan manifestasi dari puncak kreativitas, b) kreativitas adalah sesuatu yang dapat dikenali oleh pengamat luar dan mereka dapat sepakat bahwa sesuatu itu adalah produk kreatif, c) kreativitas berbeda derajatnya, dan para pengamat dapat sampai pada kesepakatan bahwa suatu produk lebih kreatif daripada yang lainnya. Definisi ini sering digunakan dalam bidang keilmuan dan kesenian, baik yang menyangkut produk, orang, proses maupun lingkungan tempat orang-orang kreatif mengembangkan kreativitasnya.
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan gagasan – gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi ciri – ciri kognitif, seperti kelancaran, keluwesan, keaslian, elaborasi, dan pemaknaan kembali dalam pemikiran, maupun ciri – ciri nonkognitif seperti motivasi, sikap, rasa ingin tahu, senang mangajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.
Ciri – ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.       Kelancaran adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan.
2.       Keluwesan adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam – macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
3.       Keaslian adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara – cara yang asli, tidak klise.
4.       Elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.
5.       Redefinisi adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.
Konsep dasar kreatifitas antara lain:
*      Kemampuan untuk menciptakan sebuah inovasi baru tanpa ada halangan.
*      Pengembangan atau susunan yang baru contohnya saja paci yang dibuat ibu rumah tangga sebagai alat memasak tetapi panic dibuat sedemikian rupa menjadikan bentuk hiasan rumah yang cantuk. Bisa di bilang mendaur ulang kembali fungsi umum biasanya
*      Keterampilan untuk menemukan sesuatu yang baru. Memandang subjek dari prespektif yang berbeda atau baru, dan membentuk kombinasi yang laras dan serasi.
Pola dasar kreatif :
a.       I         : Imajinasi yaitu selalu memikirkan tanpa batas, dan membentuk sebuah fariasi yang menarik dan menguntungkan banyak orang
b.      D        : Data yang ada dikembangkan dan di ubah menurut imajinasi yang akan dibentuk.
c.       E        : Evaluasi yaitu mengevaluasi kembali hasil imajinasi yang telah dibuat. Melihat segi sosial yang didapat, maupun nilai ekonomi.
d.      A        : Aksi yaitu melakukan dan mengerjakanya sesuai yang kita bayangkan dan dari evaluasi yang dilakukan.

Ciri Individu Kreatif
-          Bebas dalam berfikir : selalu berfikir bebas tanpa batasan untuk melakukan sesuatu
-          Penuh daya imajinasi : penuh gambaran-gamabaran yang menarik dan baru
-          Bersifat selalu ingin tahu : setiap ynag didapatkan mengingkan selalu hal yang lebih dari yang di dapatkan.
-          Suka pengalaman baru : pengalaman yang menantang mengadu andrenalin akan membuat ide-ide segar keluar untuk dikembangkan
-          Penuh Inisiatif : mengakali kejadian yang kurang baik dengan hal yang lebih baik lagi.
-          Bebas dalam pendapat : berani mengeluarkan pendapat untuk mendapatkan hal yang menarik dan rasa ingin tahu semakin meningkat.
-          Tidak pembosan : melakukannya dengan senagn hati dan ulet
-          Punya minat yang luas : memiliki keinginan maupun kesukaan yang tidak satu tetapi semua ingin dicoba untuk menggali kreatifitas
-          Percaya Diri : percaya diri dari hasil usaha yang dibuat sendiri, dan mehargai karya yang dibuat dengan usaha keras
-          Tidak mudah menerima : maksud disini tidak mudah menerima pemberian dari orang lain begitu saja tapi di cari tahu lebih dahulu dan usaha terlebih dahulu.
-          Berani mengambil resiko : keinginan yang kuat tidak akan mengahalangi rasa takut kegagalan yang akan di dapatkan.
-          Senang tugas majemuk : tugas ynag bermacam-macam bentuk membuatnya tertantang untuk megusahakanya lebih baik lagi.
-          Ulet : selalu giat berlatih dan tidak putus asa.
Kreatifitas ialah
-          Berani keluar dari koridor yang telah ada, memberanikan untuk berbeda dan muncul dengan cara tersendiri.
-          Mengetahui bila dia salah. Membuanya belajar dan menyadari akan kesalahan tersebut dan berani bertanggung jawab
-          Berani mencoba. Kreatifitas akan berkembang bila mencobanya secara langsung
-          Dan melakukannya dengan senag tanpa beban.,
Penyebab rendahnya Kreatifitas
-          Terlalu menekankan pada car berfikir konfergen : yang kurang berani keluar dari koridor
-          Kurang wawasan sebagai menyebabkan cara berfikir : cara berfikir yang monoton dan tak pernah mau mengetahui informasi terbaru membuat mati informasi
-          Takut mengebuah kebiasan : kebiasaan yang sering dilakukan merasa kurang nyaman membuat kebiasan yang sebalik dari biasanya.
-          Takut salah : takut yang dilakukan hal yang dilarang dan kurang berani mengambil resiko yang berat.
-          Tidak memiliki rasa humor : menyebabkan hidup yang dilakukan kaku dan kurang berjalan dnegan baik.
-          Kenali kecerdasan kita antara lainnya dalah : fisik, linguistic, musical, naturalis, logis, visual, interpersonal, intra personal. Dari mengetahui kelebihan dari diri seseorang akan memudahkan untuk kreatifitas dalam kehidupan.

B.     TIPE/ JENIS KREATIVITAS
Jason membagi 8 jenis kreativitas yaitu sebagai berikut:
1.      Consumer/Taker    : pada tipe ini kita harus waspada, karena tandanya kita cuma jadi penonton saja menikmati hasil karya orang lain tanpa ikut berkontribusi bersama-sama
2.      Empath/Complicator         : orang dengan tipe ini dapat berpikir sesgala kemungkinan dan mengerti menyatukan banyak ide  namun seringkali tidak bisa menyampaikannya dengan baik menjadi nyata atau menjadi ide yang original
3.      Mimic        : Seseorang dengan tipe ini dapat mengikuti perintah dengan baik dan dapat menduplikasi banyak karya namun tidak mengerti apa yang mereka kerjakan
4.      Crazy         : orang dengan tingkat toleransinya tinggi harus banyak diberitahu apa yang mereka harus lakukan kalau tidak ia tidak bisa menyatukan apa yang mereka kerjakan lalu tidak pernah menyelesaikan pekerjaan itu
5.      Dreamer    : orang dengan tipe ini penuh dengan ide yang kreatif, namun mereka seperti tipe crazy susah menyelesaikan apa yang mereka kerjakan, seringkali terimidasi dengan kenyataan dan lebih menyukai untuk menyimpan ide mereka dalam pikiran mereka.
6.      Outsider    : mereka yang memliki tipe ini mereka mempunyai karya yang banyak namun seringkali tidak bisa dilihat oleh orang banyak.
7.      Producer    : orang dengan tipe ini dapat menciptakan banyak ide menjadi kenyataan namun bukan dari ide original mereka. 
8.      Creator/ Maker      : tipe ini adalah tipe kreator yang seimbang antara aksi yang produktif, membuat jadi kenyataan dari ide yang ia buat sendiri. 


C.    MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH
Mengajar merupakan suatu aktivitas profesional yang memerlukan ketrampilan tingkat tinggi dan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan- keputusan (Winata Putera, 1992:86). Sekarang i pengajar lebih dituntut untuk berfungsi sebagai pengelola proses belajar mengajar yang melaksanakan tugas yaitu dalam merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan mengevaluasi. Keberhasilan dalam belajar mengajar sangat tergantung pada kemampuan pengajar dalam merencanakan, yang mencakup antara lain menentukan tujuan belajar peserta didik, bagaimana caranya agar peserta didik mencapai tujuan tersebut, sarana apa yang diperlukan, dan lain sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar, pengajar juga perlu mengadakan keputusan-keputusan, misalnya metode apakah yang perlu dipakai untuk mengajar mata pelajaran tertentu, alat dan media apakah yang diperlukan untuk membantu peserta didik membuat suatu catatan, melakukan praktikum, menyusun makalah diskusi, atau cukup hanya dengan mendengar ceramah pengajar saja. Dalam proses belajar mengajar pengajar selalu dihadapkan pada bagaimana melakukannya, dan mengapa hal tersebut perlu dilakukan
Dalam rangka pengembangan pengajaran sejarah agar lebih fungsional dan terintegrasi dengan berbagai bidang keilmuan lainnya, maka terdapat berbagai bidang yang seyogianya mendapat perhatian, yaitu: pertama, untuk menjawab tantangan masa depan, kreativitas dan daya inovatif diperlukan agar bangsa Indonesia buka sekedar menjadi konsumen IPTEK, konsumen budaya, maupun penerima nilai-nilai dari luasr secara pasif, melainkan memiliki keunggulan komparatif dalam hal penguasaan IPTEK. Oleh karena itu, kreativitas dikembangkan melalui penciptaan situasi proses belajar mengajar yang kondusif, di mana pengajar mendorong vitalitas dan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan diri. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk belajar dengan daya intelektualnya sendiri, melalui proses rangsangan-rangsangan baik yang berupa pertanyaan-pertanyaan maupun penugasan, sehingga peserta didik dapat melihat suatu hal dari berbagai sudut pandang dan dapat menemukan berbagai alternative pemecahan masalah yang dihadapi.Peserta didik dapat mengembangkan daya kreativitasnya apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara terencana untuk meningkatkan dan membangkitkan upaya untuk kompetitif. Oleh karena itu, proses belajar mengajar yang memberi peluang kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas secara kompetitif perlu disosialisasikan, kemudian juga perlu adanya penghargaan yang layak kepada mereka yang berprestasi. Hal ini akan berdampak positif terhadap terbentuknya rasa percaya diri pada peserta didik. Pengalaman ini selanjutnya dapat menjaga proses pembentukan kemandirian.
Dalam hal ini peserta didik juga perlu dilibatkan dalam proses belajar mengajar yang memberikan pengalaman bagaimana peserta didik bekerja sama dengan peserta didik yang lain seperti dalam hal berdiskusi. Pengalaman seperti ini selanjutnya akan dapat membentuk sikap kooperatif dan ketahanan bersaing dengan pengalaman nyata untuk dapat menghargai segala kelebihan dan kelemahan masing-Masing Dalam kegiatan belajar mengajar sejarah, seorang pengajar harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang dialogis, sehingga dapat memberi peluang untuk terjadinya atau terselenggaranya proses belajar mengajar aktif. Dengan cara ini, peserta didik akan mampu memahami secara lebih benar, tidak hanya mampu menyebutkan fakta sejarah belaka. Pemahaman konsep belajar sejarah yang demikian, memerlukan pendekatan dan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, agar peserta didik benar-benar dapat mengambil manfaat dari belajar sejarah (Abu Suud, 1994:6). Hasil belajar yang dimaksud adalah terjadinya perubahan dan perbedaan dalam cara berpikir, merasakan, dan kemampuan untuk bertindak serta mendapat pengalaman dalam proses belajar mengajar.


D.    CARA MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH
Cara mengemabngkan kreativitas dalam pembelajaran sejarah yaitu dengan menerapkan beberapa metode yang salah satunya ialah Metode problem solving. Metode problem solving adalah suatu metode pengajaran yang mendorong mahasiswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Manusia adakalanya memecahkan masalah secara instinktif maupun dengan kebiasaan. Pemecahan masalah instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, namun dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah (Sri Anita Wiryawan, 2001:270). Langkah-langkah pemecahan masalah dengan cara ilmiah meliputi: memahami masalah, mengumpulkan data, merumuskan hipotesis, menilai hipotesis, mengadakan eksperimen/menguji hipotesis, dan terakhir adalah menarik kesimpulan.
Penerapan metode problem solving untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dihipotesiskan akan mampu memberikan suasana pembelajaran yang kondusif dan aktif, sehingga makna yang sesungguhnya dari pembelajaran sejarah ini pun tercapai. Seperti contoh, dalam konsepsi ini, problem solving diyakini mampu mendongkrak motivasi mahasiswa untuk belajar Sejarah Indonesia dalam rangka membentuk kearifan diri dalam menyikapi berbagai fakta dan peristiwa sejarah. Peningakatan kualitas pembelajaran ini adalah tujuan dilakukannya penelitian ini baik menyangkut prosesmampu hasil belajar mahasiswa. Proses pembelajaran yang dikelola dengan dinamis, maka akan mendapatkan hasil yang memuaskan.








DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar