KREATIVITAS
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah
Binta Qur-aniyah
120210302032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.
KONSEP
DASAR KREATIVITAS
Kreativitas
didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua alasan,
pertama karena kreativitas “konstruk hipotetis” dan yang kedua definisi
kreativitas tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi.
Berdasarkan penekanannya definisi kreativitas dibedakan ke dalam empat dimensi;
person, proses, produk dan press. Rhodes (1961) menyebutnya “the four p’s of creativity”,
berdasarkan analisis faktor Guilford menemukan lima sifat yang menjadi ciri kemampuan
berpikir kreatif, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali
(redefinition).
Selain
itu definisi kreativitas juga dibedakan ke dalam definisi konsensual dan
konseptual. Definisi konsensual menekankan segi produk kreatif yang dinilai
derajat kreativitasnya oleh pengamat yang ahli. Menurut Amabile (1983: 33)
mengemukakan bahwa suatu produk atau respons seseorang dikatakankreatif apabila
menurut penilaian orang yang ahli atau pengamat yang mempunyai kewenangan dalam
bidang itu bahwa itu kreatif. Dengan demikian, kretaivitas merupakan kualitas suatu produk atau respons
yang dinilai kreatif oleh pengamat yang ahli. Definisi konsensual didasari
asumsi-asumsi sebagai berikut: a) produk kreatif atau respons-respons yang dapat diamati merupakan
manifestasi dari puncak kreativitas, b) kreativitas adalah sesuatu yang dapat
dikenali oleh pengamat luar dan mereka dapat sepakat bahwa sesuatu itu adalah
produk kreatif, c) kreativitas berbeda derajatnya, dan para pengamat dapat
sampai pada kesepakatan bahwa suatu produk lebih kreatif daripada yang lainnya.
Definisi ini sering digunakan dalam bidang keilmuan dan kesenian, baik yang
menyangkut produk, orang, proses maupun lingkungan tempat orang-orang kreatif
mengembangkan kreativitasnya.
Kreativitas dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk mencipta suatu produk baru, atau kemampuan untuk memberikan
gagasan – gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas
meliputi ciri – ciri kognitif, seperti kelancaran, keluwesan, keaslian,
elaborasi, dan pemaknaan kembali dalam pemikiran, maupun ciri – ciri
nonkognitif seperti motivasi, sikap, rasa ingin tahu, senang mangajukan
pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.
Ciri – ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Ciri – ciri tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Kelancaran adalah kemampuan menghasilkan
banyak gagasan.
2.
Keluwesan adalah kemampuan untuk
mengemukakan bermacam – macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
3.
Keaslian adalah kemampuan untuk
mencetuskan gagasan dengan cara – cara yang asli, tidak klise.
4.
Elaborasi adalah kemampuan untuk
menguraikan sesuatu secara terperinci.
5.
Redefinisi adalah kemampuan untuk meninjau
suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah
diketahui oleh banyak orang.
Konsep dasar kreatifitas antara lain:
Kemampuan untuk menciptakan sebuah
inovasi baru tanpa ada halangan.
Pengembangan atau susunan yang baru contohnya
saja paci yang dibuat ibu rumah tangga sebagai alat memasak tetapi panic dibuat
sedemikian rupa menjadikan bentuk hiasan rumah yang cantuk. Bisa di bilang
mendaur ulang kembali fungsi umum biasanya
Keterampilan untuk menemukan sesuatu
yang baru. Memandang subjek dari prespektif yang berbeda atau baru, dan
membentuk kombinasi yang laras dan serasi.
Pola dasar
kreatif :
a. I : Imajinasi yaitu selalu memikirkan
tanpa batas, dan membentuk sebuah fariasi yang menarik dan menguntungkan banyak
orang
b. D : Data yang ada dikembangkan dan di ubah
menurut imajinasi yang akan dibentuk.
c. E : Evaluasi yaitu mengevaluasi kembali
hasil imajinasi yang telah dibuat. Melihat segi sosial yang didapat, maupun
nilai ekonomi.
d. A : Aksi yaitu melakukan dan mengerjakanya
sesuai yang kita bayangkan dan dari evaluasi yang dilakukan.
Ciri Individu Kreatif
-
Bebas dalam berfikir : selalu berfikir
bebas tanpa batasan untuk melakukan sesuatu
-
Penuh daya imajinasi : penuh
gambaran-gamabaran yang menarik dan baru
-
Bersifat selalu ingin tahu : setiap ynag
didapatkan mengingkan selalu hal yang lebih dari yang di dapatkan.
-
Suka pengalaman baru : pengalaman yang
menantang mengadu andrenalin akan membuat ide-ide segar keluar untuk
dikembangkan
-
Penuh Inisiatif : mengakali kejadian
yang kurang baik dengan hal yang lebih baik lagi.
-
Bebas dalam pendapat : berani
mengeluarkan pendapat untuk mendapatkan hal yang menarik dan rasa ingin tahu
semakin meningkat.
-
Tidak pembosan : melakukannya dengan
senagn hati dan ulet
-
Punya minat yang luas : memiliki keinginan
maupun kesukaan yang tidak satu tetapi semua ingin dicoba untuk menggali
kreatifitas
-
Percaya Diri : percaya diri dari hasil
usaha yang dibuat sendiri, dan mehargai karya yang dibuat dengan usaha keras
-
Tidak mudah menerima : maksud disini
tidak mudah menerima pemberian dari orang lain begitu saja tapi di cari tahu
lebih dahulu dan usaha terlebih dahulu.
-
Berani mengambil resiko : keinginan yang
kuat tidak akan mengahalangi rasa takut kegagalan yang akan di dapatkan.
-
Senang tugas majemuk : tugas ynag
bermacam-macam bentuk membuatnya tertantang untuk megusahakanya lebih baik
lagi.
-
Ulet : selalu giat berlatih dan tidak putus
asa.
Kreatifitas ialah
Kreatifitas ialah
-
Berani keluar dari koridor yang telah
ada, memberanikan untuk berbeda dan muncul dengan cara tersendiri.
-
Mengetahui bila dia salah. Membuanya
belajar dan menyadari akan kesalahan tersebut dan berani bertanggung jawab
-
Berani mencoba. Kreatifitas akan
berkembang bila mencobanya secara langsung
-
Dan melakukannya dengan senag tanpa
beban.,
Penyebab rendahnya Kreatifitas
Penyebab rendahnya Kreatifitas
-
Terlalu menekankan pada car berfikir
konfergen : yang kurang berani keluar dari koridor
-
Kurang wawasan sebagai menyebabkan cara
berfikir : cara berfikir yang monoton dan tak pernah mau mengetahui informasi
terbaru membuat mati informasi
-
Takut mengebuah kebiasan : kebiasaan
yang sering dilakukan merasa kurang nyaman membuat kebiasan yang sebalik dari
biasanya.
-
Takut salah : takut yang dilakukan hal
yang dilarang dan kurang berani mengambil resiko yang berat.
-
Tidak memiliki rasa humor : menyebabkan
hidup yang dilakukan kaku dan kurang berjalan dnegan baik.
-
Kenali kecerdasan kita antara lainnya
dalah : fisik, linguistic, musical, naturalis, logis, visual, interpersonal,
intra personal. Dari mengetahui kelebihan dari diri seseorang akan memudahkan
untuk kreatifitas dalam kehidupan.
B.
TIPE/
JENIS KREATIVITAS
Jason membagi 8 jenis kreativitas yaitu sebagai
berikut:
1. Consumer/Taker : pada tipe ini kita harus waspada, karena
tandanya kita cuma jadi penonton saja menikmati hasil karya orang lain tanpa ikut
berkontribusi bersama-sama
2. Empath/Complicator : orang dengan tipe ini dapat berpikir
sesgala kemungkinan dan mengerti menyatukan banyak ide namun seringkali
tidak bisa menyampaikannya dengan baik menjadi nyata atau menjadi ide yang
original
3. Mimic : Seseorang dengan tipe ini dapat
mengikuti perintah dengan baik dan dapat menduplikasi banyak karya namun tidak
mengerti apa yang mereka kerjakan
4. Crazy : orang dengan tingkat toleransinya
tinggi harus banyak diberitahu apa yang mereka harus lakukan kalau tidak ia
tidak bisa menyatukan apa yang mereka kerjakan lalu tidak pernah menyelesaikan
pekerjaan itu
5. Dreamer : orang dengan tipe ini penuh dengan ide
yang kreatif, namun mereka seperti tipe crazy susah menyelesaikan apa
yang mereka kerjakan, seringkali terimidasi dengan kenyataan dan lebih menyukai
untuk menyimpan ide mereka dalam pikiran mereka.
6. Outsider : mereka yang memliki tipe ini mereka mempunyai karya yang
banyak namun seringkali tidak bisa dilihat oleh orang banyak.
7. Producer : orang dengan tipe ini dapat menciptakan
banyak ide menjadi kenyataan namun bukan dari ide original mereka.
8. Creator/
Maker : tipe ini adalah tipe kreator
yang seimbang antara aksi yang produktif, membuat jadi kenyataan dari ide yang
ia buat sendiri.
C.
MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH
Mengajar
merupakan suatu aktivitas profesional yang memerlukan ketrampilan tingkat
tinggi dan mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan- keputusan (Winata Putera, 1992:86).
Sekarang i pengajar
lebih dituntut untuk berfungsi sebagai pengelola proses belajar mengajar yang
melaksanakan tugas yaitu dalam merencanakan, mengatur, mengarahkan, dan
mengevaluasi. Keberhasilan dalam belajar mengajar sangat tergantung pada
kemampuan pengajar dalam merencanakan, yang mencakup antara lain menentukan
tujuan belajar peserta didik, bagaimana caranya agar peserta didik mencapai
tujuan tersebut, sarana apa yang diperlukan, dan lain sebagainya.
Dalam proses belajar mengajar, pengajar juga
perlu mengadakan keputusan-keputusan, misalnya metode apakah yang perlu dipakai
untuk mengajar mata pelajaran tertentu, alat dan media apakah yang diperlukan
untuk membantu peserta didik membuat suatu catatan, melakukan praktikum,
menyusun makalah diskusi, atau cukup hanya dengan mendengar ceramah pengajar
saja. Dalam proses belajar mengajar pengajar selalu dihadapkan pada bagaimana
melakukannya, dan mengapa hal tersebut perlu dilakukan
Dalam rangka pengembangan pengajaran sejarah
agar lebih fungsional dan terintegrasi dengan berbagai bidang keilmuan lainnya,
maka terdapat berbagai bidang yang seyogianya mendapat perhatian, yaitu:
pertama, untuk menjawab tantangan masa depan, kreativitas dan daya inovatif
diperlukan agar bangsa Indonesia buka sekedar menjadi konsumen IPTEK, konsumen
budaya, maupun penerima nilai-nilai dari luasr secara pasif, melainkan memiliki
keunggulan komparatif dalam hal penguasaan IPTEK. Oleh karena itu, kreativitas dikembangkan
melalui penciptaan situasi proses belajar mengajar yang kondusif, di mana
pengajar mendorong vitalitas dan kreativitas peserta didik untuk mengembangkan
diri. Peserta didik perlu diberi kesempatan untuk belajar dengan daya
intelektualnya sendiri, melalui proses rangsangan-rangsangan baik yang berupa
pertanyaan-pertanyaan maupun penugasan, sehingga peserta didik dapat melihat
suatu hal dari berbagai sudut pandang dan dapat menemukan berbagai alternative
pemecahan masalah yang dihadapi.Peserta didik dapat mengembangkan daya
kreativitasnya apabila proses belajar mengajar dilaksanakan secara terencana
untuk meningkatkan dan membangkitkan upaya untuk kompetitif. Oleh karena itu,
proses belajar mengajar yang memberi peluang kepada peserta didik untuk
menyelesaikan tugas secara kompetitif perlu disosialisasikan, kemudian juga
perlu adanya penghargaan yang layak kepada mereka yang berprestasi. Hal ini
akan berdampak positif terhadap terbentuknya rasa percaya diri pada peserta
didik. Pengalaman ini selanjutnya dapat menjaga proses pembentukan kemandirian.
Dalam hal ini peserta didik juga perlu
dilibatkan dalam proses belajar mengajar yang memberikan pengalaman bagaimana peserta
didik bekerja sama dengan peserta didik yang lain seperti dalam hal berdiskusi.
Pengalaman seperti ini selanjutnya akan dapat membentuk sikap kooperatif dan
ketahanan bersaing dengan pengalaman nyata untuk dapat menghargai segala
kelebihan dan kelemahan masing-Masing Dalam kegiatan belajar mengajar sejarah,
seorang pengajar harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang dialogis,
sehingga dapat memberi peluang untuk terjadinya atau terselenggaranya proses
belajar mengajar aktif. Dengan cara ini, peserta didik akan mampu memahami
secara lebih benar, tidak hanya mampu menyebutkan fakta sejarah belaka.
Pemahaman konsep belajar sejarah yang demikian, memerlukan pendekatan dan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi, agar peserta didik benar-benar dapat
mengambil manfaat dari belajar sejarah (Abu Suud, 1994:6). Hasil belajar yang
dimaksud adalah terjadinya perubahan dan perbedaan dalam cara berpikir,
merasakan, dan kemampuan untuk bertindak serta mendapat pengalaman dalam proses
belajar mengajar.
D.
CARA
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PEMBELAJARAN SEJARAH
Cara mengemabngkan kreativitas dalam pembelajaran sejarah yaitu dengan
menerapkan beberapa metode yang salah satunya ialah Metode problem solving. Metode problem solving adalah suatu metode pengajaran yang
mendorong mahasiswa untuk mencari dan memecahkan persoalan-persoalan. Manusia
adakalanya memecahkan masalah secara instinktif maupun dengan kebiasaan. Pemecahan masalah instinktif
merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari, namun dalam menghadapi
masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah (Sri Anita
Wiryawan, 2001:270). Langkah-langkah pemecahan masalah dengan cara ilmiah meliputi:
memahami masalah,
mengumpulkan data, merumuskan hipotesis, menilai hipotesis, mengadakan eksperimen/menguji
hipotesis, dan terakhir adalah menarik kesimpulan.
Penerapan metode problem solving untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran, dihipotesiskan akan mampu memberikan suasana pembelajaran yang
kondusif dan aktif, sehingga makna yang sesungguhnya dari pembelajaran sejarah
ini pun tercapai. Seperti contoh, dalam konsepsi ini, problem solving diyakini
mampu mendongkrak motivasi mahasiswa untuk belajar Sejarah Indonesia dalam
rangka membentuk kearifan diri dalam menyikapi berbagai fakta dan peristiwa
sejarah. Peningakatan kualitas pembelajaran ini adalah tujuan dilakukannya
penelitian ini baik menyangkut prosesmampu hasil belajar mahasiswa. Proses
pembelajaran yang dikelola dengan dinamis, maka akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar