FASISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen
Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah Binta Qur-aniyah
120210302032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.
Konsep
Dasar Fasisme
Fasisme
merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa
demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter
sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya
dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan
kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di
depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat
pemerintah.
Menurut para ahli sejarah bangsa Italia,
fasisme adalah fascio di combattimento, yang artinya kurang lebih “ persatuan
perjuangan “.Kemudian nama Fasisme menjadi nama partai di Italia yang didirikan
oleh Benito Mussolini. Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat
secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis,
rasialis , militeris, dan agresif imperialis. Paham fasisme hampir bersamaan
dianut oleh tiga negara , yaitu Italia , Jerman dan Jepang.
Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat
secara totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis
rasialis, militeristis, dan imperialis. Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi
nasionalis yang radikal dan otoritarian. Paham ini berkembang luas di Eropa
pada kurun waktu di antara dua Perang Dunia. Dengan kekalahan blok axis dalam
PD II, fasisme menjadi istilah dengan konotasi negatif untuk berbagai rezim
otoriter.
Fasisme (/ fæʃɪzəm /) adalah,
gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk
mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk
sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal
negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya
“manusia baru” yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui
indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan keluarga termasuk. Fasis
percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif
tunggal, dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk
menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi
terhadap negara. Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional italia dalam perang
dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi
condong ke kanan di awal 1920-an.
Para sarjana umumnya menganggap fasisme
berada di paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme
sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan
renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi
dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas
militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan
regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme,
anti-demokratis, anti-individualis, anti-liberal, anti-parlemen,
anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam banyak kasus
anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme, materialisme,
dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan
akan. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis)
dan marxixme (sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi
berbasis kelas gerakan Fasis ini. ideologi mereka seperti yang dilakukan oleh
gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan konflik kelas
ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional Mereka mendukung, diatur
multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang terintegrasi. Pelopor Ideologi Fasisme
adalah Nazisme Hitler dengan bukunya Mein
Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Negara-negara yang menganut
Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
B.
Akar
Filsafat, Teori dan Praktik Fasisme
Akar-akar
filsafat fasisme bisa dilacak dalam pemikiran-pemikiran Plato, Aristoteles,
Hegel, Rosenberg, Doriot, Farinasi, Gobinau, Sorel, Darwin, Zietzche,
Marinetti, OswaldSpengler, Chamberlain. Fasisme memiliki akar-akar intelektual
dan filosofis ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Dalam bentuk yang modern
dan kontemporer dan dalam formatnya yang par
exellence terjadi ketika Benito Mussolini menguasasi Italia (1922) Hitler
dengan Nazinya mendominasi jerman (1933) Franco berkuasa di Spanyol (1936)
TennoHeika memerintah jepang (1930-an) dan Amerika Latin dimasa kekuasan Juan
Peron (1950-an). Suhelmi (2004:334)
Fasisme
seperti halnya komunisme, timbul
dimana-mana, tetapi fasisme tidak memiliki pernyataan yang mengikat tentang
prinsip-prinsip seperti yang dimiliki komunisme. Dalam bukunya, Mein Kampft, Hitler mewariskan pedoman
yang dapat dipercaya menuju kea lam pemikirannya. Demikian juga Mussolini dalam
bukunya Doktrine of Fascism meninggalkan
sebuah pernyataan yang moderat mengenai prinsip-prinsip fasis yang
menggambarkan model Italia. Unusr-unsur pokok dalam Fasis antara lain:
a. Ketidakpercayaan akan kemampuan akal
Hal ini merupakan cirri fasisme yang
paling menonjol. Tradisi rasional dunia Barat berasal dari Yunani Kuno dan
merupakan unsure pokok dlaam kebudayaan dan pandangan barat. Fasisme menolak
tradisi peradaban Barat ini dan secara terang-terangan bersikap antirasional.
Dalam urusan kemanusiaan, fasisme tidak mengandalkan akal tetapi mengutamakan
irasional. Secara psikologis, fasisme bersifat fanatic, dogmatic, dan tertutup.
Karena itu, setiap rezim fasis memiliki masalah-masalah yang bersifat tabu
seperti soal ras, kerajaan maupun pemimpin. Masalah-masalah yang bersifat tabu
itu harus diterima sebagai suatu keyakinan dan tidak boleh didiskusikan secara
kritis. Selama rezim fasis berkuasa di Italia (1923-1945), gambar Mussolini
dipasang setiap ruang kelas dan di bawah gambar itu tertera tulisan “Mussolini selalu benar”.
b. Pengingkaran terhadap derajat
persamaan manusia
Peningkatan terhadap derajat persamaan
manusia adalah cirri umum yang terdapat di dalam gerakan atau Negara fasis.
Masyarakat fasis tidak hanya meminta kenyataan mengenai ketidaksamaan derajat
manusia, tetapi malah mengalah lebih jauh lagi dengan menjadikan ketidaksamaan
itu sebagai idealism.
Konsep persamaan derajat manusia
berpangkal pada tiga akar peradaban Barat. Pemikiran Yahudi mengenai Tuhan yang
satu mengantar kepada pemikiran tentang kemunusiaan yang satu pula karena semua
orang sebagai anak-anak Tuhan adalah saudara dan merupakan satu kesatuan.
Pemahaman Kristiani tentang jiwa manusia yang tidak terpisahkan dari manusia
dan sifatnya yang tidak binasa melahirkan cita-cita tentng persamaan moral
dasar, persamaan derajat pada setiap manusia. Konsep Yunani tentang kemampuan
akal yang mengantarkan pada pemikiran mengenai ketunggalan umat manusia yang
didasarkan pada kemampuan akal budi sebagai ikatan paling sejati karena
memiliki setiap manusia.
Fasisme menolak konsep persamaan
manusia dari tradisi Yahudi-Kristen dan Yunani tersebut dan mempertengkarkannya
dengan kkonsep ketidaksamaan martabat manusai dalam wujud pertentangan antara
super dengan yang inferior. Dalam tradisi Barat, criteria utama dalam persamaan
derajat manusia adalah pemikiran dan jiwa manusia, sedangkan konsep ketidaksamaan
dalam fasisme didasarkan pada kekuatan.
c. Kode perilaku yang didasarkan atas
dusta (kebohongan) dan kekerasan
Kode etik tentang perilaku menenkan
pada kedustaan dan kekerasan dalam semua bentuk hubungan antara manusia, di
dalam Negara, dan antar bangsa. Dalam cara berfikir, fasis politik dicirikan
oleh hubungan kawan dan lawan. Fasis politik berawal dan berakhir dengan
kemungkinan adanya musuh dan permusuhan musuh sampai tuntas. Antithesis
demokrasi adalah oposisi da di Negara-negara demokrasi, kaum oposan hari ini
mempunyai peluang untuk memegang pemerintahan pada hari-hari berikutnya. Kaum
fasis hanya mengenal musuh, bukan oposan karena musuh merupakan penjelmaan yang
jahat, maka satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah memusnahkan sampai
tuntas. Doktrin ini berlaku untuk musuh-musuh, baik dalam maupun luar negeri.
Karena itu, Nazi pertama-tama menyiapkan kamp konsentrasi, kamar-kamar gas,
dank amp kerja paksa untuk warga Jerman sendiri dan kemudain digunakan untuk
orang-orang dari luar Jerman.
d. Pemerintahan oleh kelompok elite
Prinsip kepemimpinan fasis
mengungkapkan bentuk yang ekstrem dari konsep elite. Dalam konsep elite,
tercermin penekanan yang irasional dalam politik fasis. Pemimpin selalu
dianggap benar dan mendapat wahyu serta kemampuan mistik. Jiaka ada
pertentangan antara rakyat dan pemimpin, maka yang berlaku adlaah kehendak
pemimpin. Hanya pemimpin yang mewakili kepentingan umum dalam artian cara
rakyat berpikir seandainya mereka mengetahui apa yang terbaik untuk seluruh
masyarakat, sementara rakyat hanya mengungkapkan kepentingan dan hasrat
individu yang tidak mesti selaras dengan kebijakan umum.
e. Totaliterisme
Untuk
mencapai tujuannya, fasisme bersifat totaliter dalam meminggirkan sesuatu yang
dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka
hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan
kirche (gereja). Karena wanita tidak dapat memanggul senjata, maka di mata kaum
fasis mereka dengan sendirinya menjadi warga Negara yang di nomor duakan/ kelas
dua dan tidak dapat mengambil bagian dalam jabatan-jabatan pemerintahan atau
partai. Bagi anggota masyarakat, kaum
fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang,
maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan
penganiayaan.
f. Realisme dan Imperialisme
Menurut
doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa
dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan
antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak
memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara
rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain
harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat
imperialisme.
g. Menentang hukum dan ketertiban
internasional
Konsensus
internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan
cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut.
Negara-negara fasis membatasi bahkan menarik diro dari partisipasinya dalam
organisasinya internasional yang membuat mereka menghadapi kemungkinan untuk
tunduk kepada keputusan mayoritas dan pembuatan keputusan yang dilakukan dengan
jalan musyawarah dan bukannya kekerasan. Rezim fasis Italia dan Jerman
menyatakan tidak ada manfaatnya duduk dalam Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Itulah
sebabnya, Jepang dan Jerman mengundurkan diri tahun 1933, kemudian di susul
Italia tahun 1937. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat
tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang
hukum dan ketertiban internasional.
C.
Perkembangan
Fasisme Secara Umum
Fasisme
(fascism) merupakan pengorganisasian
pemerintah dan masyarakat secara totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal
yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan imperialis. Italia merupakan
negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun 1933 dan
kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia Jepang
berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke
arah lembaga-lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya.
Fasis
muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara teknologi
lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakat-masyarakat prademokrasi dan
pasca industri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan dinegara-negara yang
tidak memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Pengalaman negara demokrasi
yang dirasakan semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator
adanya proses sentralisasi kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya
monopoli dan oligopoli dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik
dikalangan kelas bawah seperti buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti
kaum cendikiawan, kaum industialis, maupun pemilik modal, ini adalah lahan yang
subur bai gerakan fasis untuk melancarkan propagandanya
Semakin
keras dan teoritis gerakan-gerakan fasis semakin besar pula dukungan rakyat
yang diperolehnya. Fasis di Jerman merupakan gerakan politik yang paling
berutal tetapi sekaligus paling populer. Kondisi penting lainnya untuk
pertumbuhan fasisme adalah pencapaian tingkat atau tahap tertentu dalam
perkembangan industri. Dalam setiap perkembangan industri akan muncul
ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara fasis mengingkari adanya
kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka dengan setengah hati
mengakui adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat, maka negara fasis itu
akan mengatasi atau menghilangakan perbedaan itu dengan kekerasan.
Dalam
masyarakat industri fasis menarik minat pada dua kelompok masyarakat secara
khusus, pertama sistem itu menarik sekelompok kecil Industriawan dan tuan tunah
yang bersedia membiayai gerakan fasis dengan harapan sistem itu dapat
melenyapkan serikat-serikat buruh bebas, kedua menarik kelas menengah bawah
terutama dikalangan pegawai negeri. Golongan ini lebih merasa aman dibanding
bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok
sosial lain yang sangat rentan terhadap propaganda fasis adalah kelompok
militer. Baik yang terjadi di Jerman, Jepang, pernan militer dalam pergerakan
fasisme sangat dominan, demikianpun halnya dengan Italia. Di Argentina
pemerintah yang semi konstitusional di singkirkan melalui suatu pemberontakan
yang dilakukan oleh Perwira muda dibawah pimpinan Peron, yang memulai fasisme
dengan gayanya sendiri dan dari namanya sendiri yaitu Peronismo.
Pada
abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara
itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan
fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme
Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan
rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme
sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.
Fasisme
dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia
menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan
berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di
negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat
menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan
tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis
dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang
brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum mengirimkan
gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis
mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi,
pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari
pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem
militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada
akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu
malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta
orang.
D.
Lahirnya
Fasisme di Berbagai Negara
a. Fasisme
di Jerman
Paham Fasisme di Jerman disebut Nazi (
Nazisme ). Nazi adalah suatu partai di bawah pimpinan Adolf Hitler. Seusai Perang Dunia I , Jerman berubah
menjadi Republik yang semula adalah kerajaan. Pemimpin pertama adalah Ebert,
Berkuasa antara tahun 1919 – 1925, pemimpin selanjutnya adalah Presiden
Hindenburg ( 1925 – 1934 ). Dalam pemerintahan republic ini, Jerman mengalami
berbagai macam kesulitan , Baik dalam keuangan ( Inflasi ) maupun kekacauan
ekonomi ( Malaise ). Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman
mengharapkan orang yang kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang
kacau ini muncullah Adolf Hitler dengan partai Extrim yaitu NAZI.
Nazisme
adalah:
-
Paham yang mengutamakan kepentingan
Negara diatas segala – galanya, karena itu terbentuk negara totaliter.
-
Paham kemasyarakatan yang nasional
sosialistis ( satu buat semua, semua buat satu, tetapi hanya untuk Jerman ).
-
Untuk membentuk Negara totaliter
pemerintahan harus dipimpin oleh satu pemimpin yang bertanggung jawab atas
segala – galanya artinya pemerintahan harus disusun secara Diktaktor.
Adolf Hitler selalu menekankan kepada
pemuda Jerman bahwa bangsa Jerman adalah bangsa yang besar yang ditakdirkan
untuk memerintah dunia ( Deucland Uber Aless ) karena bangsa Jerman adalah
bangsa berdarah Arya, yang merupakan pangkal kekuatan jerman. Namun kekuatan
itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu bangsa Yahudi dan Komunis.
Orang Yahudi sebagai penyebab semua itu harus dimusnahkan. Selanjutnya, kata
Adolf Hitler untuk melepaskian diri dari penderitaan dan meluaskan ruang hidup,
Jerman harus membentuk angkatan perang yang sangat kuat yang dipimpin oleh seorang
Fuhrer ( pemimpin besar ).
Setelah Perang Dunia I Negara Jerman
yang semula berbentuk Kerajaan berubah menjadi Republik. Akan tetapi, masa
pemerintahan republic ini tidak berhasil mengatasi kekacauan ekonomi sebagai
akibat Perang Dunia I, Lbih lebih lagi Jerman berada di pihak yang kalah.
Dengan adanya hal tersebut , Timbullah ketidakpuasan rakyat yang menimbulkan
kekacauan-kekacauan, bahkan pemberontakan- pemberontakan. Sementara itu Partai
Nasionalis Jerman atau National Sozialistische Deutsche Arbeiter. ( NSDAP )
yang disingkat dengan Nazi berkembang menjadi partai yang kuat dipimpin oleh
Adolf Hitler. Nazi berusaha merebut kekuasaan tetapi gagal. Hitler
dipenjarakan. Dipenjara itulah Hitler menulis buku Mein Kamf (Perjuanganku )
isinya mengenai paham – paham Nazi.
Dalam waktu singkat Partai Nazi yang
dipimpin Hitler maju dengan pesat. Pada tahun 1933 Adolf Hitler diangkat
menjadi Perdana Menteri ( Kanselor ) oleh Presiden Hindenburg.
Kebijaksanaan Hitler sebagai perdana menteri yaitu.
Kebijaksanaan Hitler sebagai perdana menteri yaitu.
-
Jerman keluar dari LBB karena usahanya
mengenai penambahan jumlah militer Jerman ditolak;
-
Membatalkan semua perjanjian
internasionalnya, termasuk Perjanjian Versailles yang dianggapnya sangat
merugikan pihak Jerman;
-
Memperkuat armada militernya untuk
merebut kembali sungai Rijn;
-
Membangun industrinya termasuk industri
perang.
b. Fasisme
di Italia
Setelah Perang Dunia Ke I, pemerintahan
di Italia dipegang oleh Kaisar Victor Emmanuel III yang lemah, tidak tegas dan
tidak disukai rakyatnya. Dalam keadaan sperti itu muncul golongan Ultra
Nasionalis yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Pada tahun 1919 golongan
Ultra Nasionalis berhasil mendirikan Partai Fasis dibawah pimpinan Benito
Mussolini. Tahun 1922 Mussolini berhasil merebut pemerintahan stelah berkuasa,
Benito Mussolini menjalankan tugas panggilan suci yaitu mengembalikan masa
kejayaan Romawi Kuno yang diberi nama Italia La Prima. Kebaktian yang mutlak
kepada bangsa dan Negara menjadi prinsip dasar bagi pendidikan fasisme di
Italia. Pada tahun 1922 itu Partai Fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini
dan beranggotakan 50 ribu orang mengadakan long march ke Roma dengan tujuan
menuntut Perdana Menteri Italia untuk mengundurkan diri. Raja Italia menunjuk
Mussolini sebagai perdana menteri, mulailah pemerintahan dictator Mussolini (
1922 - 1944 ).
Dengan paham fasisnya, Mussolini
melaksanakan tindakan - tindakannya sebagai berikut.
a)
Diadakannya perjanjian Lateran ( 1929 )
dengan Sri Paus di Roma, yang menghasilkan terbentuknya Negara Vatikan seluas 44
ha. Selesailah soal Roma, yaitu pertentangan antara Paus dan pemerintahan
Italia.
b)
Untuk melaksanakan Italia Irredenta-nya
, pada tahun 1934, Italia bersahabat dengan Perancis karena khawatir terhadap
kekuasaan Jerman.
c)
Pada tahun 1936, Italia dapat menduduki
Ethiopia sehingga Kaisar Ethiopia mengajukan protes ke LBB, akhirnya Italia
keluar dari LBB.
d)
Membantu Jendral Franco dalam perang
saudara di Spanol ( 1936 - 1939 ).
e)
Italia menjalin kerjasama dengan Jerman
untuk tidak saling mengganggu dalam mencapai cit – citanya masing – masing.
Dalam waktu singtkat Italia dibawah
Mussolini berkembang menjadi Negara kuat berpahamkan Fasisme. Mussolini yang
berkuasa kemudian bertindak secara diktator seperti :
-
Mengangkat dirinya menjadi perdana
menteri merangkap menjdi panglima angkatan perang;
-
Menempatkan anggota partai fasis dalam
jabatan penting di pemerintahan
-
Menyingkirkan kaum oposisi dengan
kekerasan senjata
-
Menghapuskan dewan perwakilan rakyat
gaya lama
-
Membuat undang - undang berdasarkan
dekrit dari pusat
-
Menghapuskan hak - hak asasi manusia
-
Melarang emigrasi, perceraian, dan
pembatasan kelahiran agar jumlah penduduk bertambah cepat.
-
Membatasi wewenang badan legislative
-
Sri Paus diakui kekuasaannya sebagai
kepala gereja yang berkedudukan di Vatikan
Setelah merasa kuat Mussolini segera melancarkan
politik ekspansionisme dengan menyerang dan menduduki Abessinia dan Ethiopia
pada tahun 1935. Untuk memperkuat kedudukannya Italia menjalin kerjasama yang
erat dengan Jerman dibawah Hitler. Fasisme di Italia mempunyai kesamaan dengan
Naziisme di Jerman, yaitu bersifat Ultra Nasionalisme, militerisme,
antiliberalisme, diktatorisme, antiindividualisme, dan antikomunisme, bagi
Fasisme berlaku semboyan semua untuk Negara. Dalam perkembangannya Fasisme
kemudian menjadi penyebab meletusnya Perang Dunia ke II.
c. Fasisme
di Spanyol
Spanyol
menjadi negra fasis sejak tahun 1930-an ketika Francisco Franco berkuasa
setelah perang saudara pada tahun 1936. Francisco Franco berontak melawan
pemerintah Republik Spanyol yang telah berdiri sejak tahun 1931. Jenderal
Franco tampil sebagai kekuatan nasionalis yang anti republik. Dia adalah
anggota partai Falange yang merupakan kelompok fasis yang bertujuan menciptakan
fasisme seperti yang ada di Jerman dan Italia. Franaco
adalah diktator fasis yang merebut kekuasaan di Spanyol 1939 setelah kaum nasionalis
dengan bantuan Fasis Italia mengalahkan kaum Republikan dengan bantuan komunis
Uni Sovyet dalam sebuah pertempuran saudara di Spanyol.
Pemerintahan
Nasionalis Spanyol (diakui secara cepat
oleh Fasis
Italia
yang dipimpin oleh Mussolini
dan Jerman
Nazi
yang dipimpin oleh Adolf Hitler)
dan Franco dinyatakan generalissimo.
Tiga tahun menyusul internicine war terjadi sampai perang berakhir –
dengan kemenangan nasionalis dengan bantuan gratis dari Nazi dan Italia
terhadap kaum kiri Republikan yang sebagian didukung oleh Rusia,
dasn Sukarelawan asal Inggris,
Perancisdan
Meksiko
– pada 1 April 1939.
Selama masa ini ia dan pasukannya telah membantai banyak orang. Sebagai tanda
terima kasih kepada Hitler, Franco menghadiahinya sebuah desa, yang digunakan
Hitler untuk menguji senjata-senjatanya.
Nuevo Estado didirikan menurut jalur
dasar fasisme, meski Spanyol bersikap netral dalam Perang Dunia yang melanda
Eropa hanya 5 bulan berikutnya. Meskipun demikian, Franco melakukan balas jasa
terhadap bantuan dari Nazi dan Fasis Italia diantaranya dengan mengirimkan
47,000 pasukan yang berperang disamping pasukan Jerman Nazi di Front Rusia.
Meskipun langkah ini berbalik kemudian ketika melihat poros Nazi-Italia mulai
kalah perang. Baik Hitler maupun Musollini tidak mampu membujuk rayunya untuk
ikut terjun dalam kancah perang. Kelihaian Franco ini berbuah dengan tidak
diusiknya Spanyol oleh pasukan Sekutu.
Walau akhirnya kerusakan seluruhnya dari
daerah Spanyol menyisakan negara fasis menyusul PD II dan meski awalnya
dihindari pemerintahan baru Franco secara bertahap mengatur rehabilitasi
melalui kerukunan dengan Vatikan,
perjanjian bantuan dengan Amerika Serikat
dengan kunjungan Presiden
Eisenhower guna mencari sekutu
baru untuk melawan Uni Soviet
dan masuk PBB terlambat (1955). Orang-orang fasis kehilangan pegangan di
Spanyol, meski amat sangat lambat sepanjang 1950-an dan 1960-an, dengan
pernyataan pada 1969
dari Raja Juan Carlos,
cucu mantan raja, sebagai pengganti Franco. Keadaan sakit memaksa penghentian
Franco sebagai perdana menteri pada 1973 (meski ia menyisakan kepala negara dan
kepala angkatan bersenjata) selama 1974 melihat pemogokan di seluruh negeri dan
protes universitas meluas di seluruh negara. Kematiannya pada 20 November
1975
oleh karena itu menimbulkan kelegaan yang tersebar luas dan perubahan radikal,
dengan raja baru secara cepat yang menjungkirbalikkan mesin-mesin negara fasis
dan dalam 3 tahun Spanyol mengadakan pemilihan yang mengantar masa kini menjadi
periode sarat pluralitas.
d. Fasisme
di Jepang
Menurut catatan Marcopolo nama Jepang
disebut Zipango yang berasal dari kata Kajipon artinya Matahari terbit. Sejak
abad 6 nama itu diubah menjadi Nipong ( Nipon, Dai Nihon ). Menurut sejarah
kekaisaran Jepang telah didrikan pada tahun 660 SM oleh Kaisar Tenno Jimmu.
Tahun 660 ini dijadikan sebagai permulaan tarikh Jepang. Agama/kepercayaan
nenek moyang bangsa Jepang disebut Syinto, artinya jalan Dewa-dewa ( syinto -
dewa to - jalan ). Selaian agama syinto sejak abad 6 di Jepang telah pula
menyebar agama Budha.
Di Jepang ada dua golongan bangsawan
yang berpengaruh yaitu Dalmyo artinya golongan bangsawan tinggi dan Samurai
artinya golongan bangsawan rendahan. Kaum Samurai ini merupakan tentara
pengawal keamanan kerajaan yang berdisiplin tinggi dan setia disebut Bushido.
Jika seorang samuarai melanggar Bushido ia akan menghukum dirinya dengan
menikam perutnya menggunakan pedang samurai disebut hara-kiri. Pemerintahan di
Jepang bersifat turun temurun secara bergantian.
Kaisar Matsuhito sebagai Kaisar Meiji
dikenal memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi yang ingin menjadikan Jepang
sebagai negara yang bersatu dan maju seperti negara-negara di Eropa. Politik
isolasi Jepang menurutnya sangat merugikan Jepang dan merupakan penyebab keterbelakangan
Jepang. Ia kemudian menerapkan system pemerintahan yang berparlemen seperti
yang diterapkan di Negara-negara Eropa.
Untuk mempersatukan seluruh negeri
Jepang. Kaisar Meiji melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
-
Membetuk Dewan Perwakilan Rakyat
(sementara) yang bertugas menyusun Undang-Undang Dasar Jepang (Diet/Gikay)
-
Memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke
Tokyo.
-
Menetapkan Hinomaru ( Matahari Terbit )
sebagai bendera kebangsaan Jepang
-
Menetapkan Syintoisme sebagai agama
negara Jepang
-
Menetapkan lagu kebangsaan Jepang
Kimigayo
-
Membangun angkatan laut Jepang seperti
Inggris dan Jerman.
Disamping itu , Kaisar Meiji juga
mengeluarkan pernyataan kemerdekaan tanggal 8 April 1868 yang berisikan:
-
Semua jabatan di pemerintahan terbuka
untuk umum
-
Akan dibentuk DPR sebagai lembaga
perwakilan untuk umum
-
Segala adapt istiadat kolot yang
menghambat kemajuan Jepang dihapuskan
-
Akan dibentuk Tentara Nasional Jepang
-
Segenap rakyat Jepang wajib bersatu
memajukan negara.
-
Setiap warga negara Jepang mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dalam pemerintahan
-
Setiap warga negara Jepang diwajibkan
menambah ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya untuk memajukan negara
Restorasi dalam segala bidang telah
mengangkat bangsa dan negara Jepang pada puncak keunggulannya. Jepang telah
menjelma menjadi Negara yang kuat dan modern. Kedudukannya sejajar dengan
Negara-negara besar di Eropa. Oleh sebab itu Jepang mulai melibatkan diri dalam
dunia Internasional. Beberapa factor yang mendorong Jepang menjadi Negara
Imperialis baru adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan
Jepang dalam segala bidang seperti industri, perdagangan, angkatan perang,
pendidikan dan semangat patriotik. Perkembangan industri yang pesat membutuhkan
daerah pemasaran dan sekaligus bahan baku demi kelangsungan industrinya.
b) Pertambahan
penduduk yang sangat pesat karena kemakmuran yang meningkat. Tahun 1872
penduduk Jepang berjumlah 35 juta sedang tahun 1930 telah menjadi 72 juta
c) Ristriksi
( pembatasan ) Imigrasi bangsa Jepang oleh bangsa-bangsa Eropa
d) Pengaruh
ajaran agama Shyinto tentang Hokko Ichi U ( Dunia sebagai satu keluarga )
menyatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia sebagai keluarga besar.
E.
Perkembangan
Fasisme di Indonesia
Awal
tahun 1933, berdiri Nederlandsche Indische Fascisten Organisatie (NIFO) di Batavia.
Organisasi ini berkiblat pada organisasi fasis di Jerman dan mengklaim diri
sebagai bagian dari Nationaal Socialistische Beweging (NSB) yang didirikan oleh
Ir Mussert dua tahun sebelumnya. Seperti halnya kaum Fasis di Jerman, NIFO juga
memiliki sayap pemuda militan, Barisan Pemuda, Sebuah pasukan yang mendapat
latihan ketentaraan dan berseragam hitam. Akan tetapi, tidak semua anggota NIFO
setuju dengan pembentukan pasukan ini, dengan alasan akan menimbulkan
pertentangan antar golongan di tanah Hindia. Mereka, melalui vergadering dan
kursus-kursus politik, gencar menyebarluaskan ajaran fasis.
Awalnya
gerakan ini tidak pernah dihiraukan di Hindia. Pemerintah kolonial lebih
memfokuskan diri memonitor kaum pergerakan pribumi. NIFO bukan sesuatu yang mengkhawatirkan.
Ketika kaum NAZI berhasil merebut kekuasaan, Januari 1933, sekelompok warga
Jerman di tanah Hindia menyambut dengan antusias dengan menghimpun 1000 tanda
tangan orang Jerman di Hindia untuk mendukung pemerintahan Adolf Hitler. Meski
tidak seluruh orang Jerman tidak bisa memberikan tanda tangannya, dipastikan
hampir seluruh warga Jerman di Hindia mendukung Pemerintahan baru Hitler di
Jerman.
Simpati
terhadap NAZI Jerman juga ditemui pada sekelompok pemuda Belanda yang berbaris
di taman-taman atau jalanan. Mereka mengenakan kemeja krem dengan celana atau
rok coklat tua. Setiap berpapasan, mereka saling memberikan Heil Führer atau
Heil Hitler (hormat ala kaum NAZI). Ini bukanlah bentuk keberpihakan sepenuhnya
pemuda Belanda tadi, melainkan sekedar mode yang musiman saja pada saat itu di
kalangan pemuda Indonesia. Selama dalam pembuangan di pulau Banda, Sutan
Sjahrir melihat suksesnya propaganda fasis. Istri seorang dokter dipulau itu
sering menyapa kawan-kawannya dengan Heil Hitler. Istri dokter itu hanya
menganggap salam itu bagus dan terkesan modern tanpa mengerti lebih jauh apa
itu Fasis. Setelah propaganda kaum fasis Hindia mulai mempertanyakan “
keabsahan “ pemerintah, pemerintah kolonial berkesimpulan bahwa gerakan fasis
akan mengganggu ketertiban umum dan akan mempengaruhi wibawa pemerintah dimata
kalangan bumi putra. Polisi kolonial-pun mulai bertindak terhadap kaum fasis
ini. Sebuah pertemuan NIFO di Bandung dibubarkan dengan paksa setelah pemimpin
NIFO disana menganjurkan agar Hindia lepas dari Negeri Belanda. Kaum fasis yang
semakin radikal ini membuat kesal pemerintah kolonial.
Antara
anggota NIFO pernah terlibat konflik. Suatu kali Rhemrev, van Huut dan Ten
Holder dalam sebuah rapat tertutup mengancam akan mundur dari NIFO bila
Ocherse, Gouwenberg dan Kankeler masuk sebagai dewan pimpinan NIFO. Alasan
penolakan itu berkisar pada propaganda fasis, untuk kaum Indo Eropa atau untuk
seluruh rakyat Hindia. Setelah sempat keluar dalam waktu yang tidak lama,
Rhemrev, van Huut dan Ten Holder masuk kembali dalam NIFO setelah ada
pengumuman bahwa Ocherse, Gouwenberg dan Kankeler tidak akan dimasukan dalam
daftar anggota dewan pimpinan. Dalam "Adil" edisi 29 Juni 1933,
Rhemrev menyangkal bahwa dirinya telah keluar dari NIFO.
Masalah
apakah NIFO hanya diperuntukan bagi kaum Eropa dan Indo Eropa atau bagi seluruh
Hindia menimbulkan perpecahan di waktu yang akan datang. Di kemudian hari
anggota yang memandang perlunya fasisme bagi seluruh rakyat Hindia mendirikan
Fascistische Unie. Dalam anggaran dasarnya, Fascistische Unie disebutkan:
1) Kerajaan
Nederlansche terdiri atas Hindia Timur dengan Hindia Barat;
2) Kerajaan
ini harus dibawah Koninghuis Orange;
3) Penduduk
baik individual maupun dengan cara bergolong-golong boleh mendapat staats
burgerschap dengan berpegang pada adapt golongan masing-masing;
4) Memajukan
samenwerking antara golongan antara golongan pendudukberdasar kegunaannya pada
staat;
5) Kaum
majikan dan kaum buruh, dengan ttidak memandang bangsa akan dianggap sama
harganya pentingnya untuk kemajuan staat;
6) Akhir
sekali staat dirubah menjadi satu staat yang berdasar syndico-corporatieven
grondslag;
7) Mengakui
kegunaan agama bagi seseorang dan semua agama harus dimajukan dan paham yang
tidak mengakui adanya tuhan dibantah.
Agenda politik organisasi ini menyebut, Negeri
Belanda harus diubah menjadi pemerintahan fasis. Kaum pribumi Hindia tidak
lepas untuk difasiskan agar bisa menerima Fascistische Staatvorm Negeri
Belanda. Sebuah
usaha menyatukan kaum fasis Hindia dilakukan dengan mengumpulkan para wakil
dari IEV, VC juga NIFO pada Juli 1933 untuk merumuskan program bersama.
Kerjasama ketiga organ itu lebih didasarkan pada tiga program pokok: pembelaan
keras untuk kekuasaan (gezeg); membezuinig sehabis-habisnya sehingga
bergrooting menjadi klop; menunjang pemutusan hak tanah (grond-rechten) buat
kaum Indo Eropa. Hal ini menunjuikan pengaruh VC dan IEV sangat besar pada masa
itu. VC sangat memusuhi kaum pergerakan. EIV kesal lantaran tuntutan hak
tanahnya ditolak pemerintah atas desakan anggota volksraad pribumi Husni
Thamrin. Hingga VC dan IEV menjadi pendukung NIFO dalam mengusung fasisme
sebagai bagian dari NSB.
Berdirinya cabang NSB di Indonesia pada tahun 1934, bermula dari kembalinya Mr. Hamer—tokoh VC—dari Negeri Belanda. Hamer mengaku dirinya angggota dan wakil NSB di Hindia Belanda. Banyak pejabat dan pengusaha yang menjadi anggota NSB walau bukan anggota tetap. Sudah pasti mereka tidak akan mau ambil resiko dan terkesan membatasi diri dalam perannya di organisasi. Mereka sering membari bantuan dana bagi para NSB. Bila di Negeri Belanda pegawai sektor public (pegawai negeri) dilarang menjadi anggota NSB, maka anggota NSB Hindia adalah para guru, pegawai dan sarjana!
Berdirinya cabang NSB di Indonesia pada tahun 1934, bermula dari kembalinya Mr. Hamer—tokoh VC—dari Negeri Belanda. Hamer mengaku dirinya angggota dan wakil NSB di Hindia Belanda. Banyak pejabat dan pengusaha yang menjadi anggota NSB walau bukan anggota tetap. Sudah pasti mereka tidak akan mau ambil resiko dan terkesan membatasi diri dalam perannya di organisasi. Mereka sering membari bantuan dana bagi para NSB. Bila di Negeri Belanda pegawai sektor public (pegawai negeri) dilarang menjadi anggota NSB, maka anggota NSB Hindia adalah para guru, pegawai dan sarjana!
Untuk merndukung propaganda-nya, NSB
memiliki media sendiri, surat kabat Het Licht. Kemenangan kaum Fasis terhadap
kaum komunis selalu menghiasi headline surat kabar Fasis itu. Sikap anti
pergerakan diperlihatkan kaum fasis dengan memposisikan kaum komunis sebagai
kaum yang berbahaya seperti dalam pemberontakannya pada tahun 1926-1927. Kaum
pribumi, dimata orang Eropa yang terpengaruh Fasis tidak berbeda dengan kaum
komunis, orang Eropa merasa orang pribumi selau memata-matai dan menunggu
lengah lalu menikam dari belakang seperti dalam pemberontakan PKI. Apa yang
dilakukan kaum fasis tadi, dimata kaum pergerakan sama saja dengan apa yang
dilakukan pemerintah colonial, mematikan kaum pergerakan. Sejak dulu setiap
kekuatan yang menetang pemerintah selalu dicap ‘komunis’ (merah).
Pengaruh Fasis diterima dengan baik oleh
beberapa orang pribumi. Pada bulan Agustus 1933 di Bandung, Dr Notonindito
mendirikan Partai Fascist Indonesia (PFI). Partai ini mengusung fasisme demi
romantisme sejarah kejayaan budaya dimasa lampau, seperti halnya romantisme
Mussolini pada kejayaan Romawi, Italia La Prima. Berbeda dengan fasis Eropa dan
Indo yang bisa jadi dilator belakangi oleh kepentingan ekonomi. Pada dasarnya
PFI ingin membangun kejayaan kerajaan Indonesia purba macam Sriwijaya atau
Majapahit. Gagasan dan cita-cita ini juga mengejutkan kaum pergerakan nasional
waktu itu. Notonindito yang pernah tinggal di Jerman rupanya tidak ingin
mengikuti fasisme Jerman pada tahun 1924, sebagai orang Jawa dirinya lebih
mengakar pada kebudayaan Jawa saja. Ia bukan bermaksud mendirikan Negara
korporasi, melainkan sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang raja seperti pada
masa lampau. Seperti dikutip dalam Adil: “mendapatkan kemerdekaan Djawa dan
nanti diangkat raja yang tunduk pada grondwet dan raja ini adalah turunan dari
Penembahan Senopati; akan mebangunkan kembali statenbond (Perserikatan
Negeri-negeri) dari kerajaan-kerajaan di Indonesia yang merdeka, dimana
terhitung juga tanah-tanah raja (Vorstenlanden).
Kaum pergerakan dalam Pemandangan
memberikan reaksi kepada PFI. Dengan didahului dengan beberapa tulisannya,
diambil kesimpulan bahwa PFI merupakan kelajutan dari cita-cita Soetatmo, juga
seorang nasionalis Jawa. Ketika Notonindito di Jerman, 1924, Soetatmo meninggal
dunia karena sakit. Surat kabar Adil edisi 26 Juni 1933, mengecam PFI sebagai
‘perkakas politik’ untuk memecah pergerakan nasional. Fasisme dipandang juga
sebagai bibit dari sikap provinsialisme yang merugikan. Lebih lanjut dibahas
nasionalisme yang dibutuhkan kaum pergerakan untuk rakyat Hindia adalah
nasionalisme kerakyatan bukan nasionalisme yang dilandasi jiwa priyayi Jawa dan
stelsel kapitalisme. Panji Timoer menuduh, kaum fasis Hindia tidak ubahnya kaum
fasis di Eropa, mereka telah ‘membunuh aliran revolusioner’.
Notonindito sendiri adalah putra Raden
Pandji Notomidjojo, bekas patih kabupaten Rembang. Pada 1918 ia menamatkan
MULO, kemudian melanjutkan pelajarannya di Telefoon Dienst. Pada 1921, ia
berangkat ke Belanda untuk mempelajari ekonomi perdagangan. Pada 1923 ia lulus
dan meraih gelar adjunc accountant dan bekerja pada kantor akuntan di
Amsterdam. Pada pertengahan 1924 ia menuju Berlin (Jerman) untuk melanjutkan
studi ekonominya. Pada November 1924 ia meraih gelar Doktor dalam ilmu ekonomi
dengan tesis "Sedjarah Pendek Tentang Perniagaan, Pelajaran Dan Indoestri
Boemipoetra Di Poelau Djawa". Sepulangnya ke Indonesia, ia membuka kantor
di Pekalongan sambil merangkap sebagai anggota PNI. Ia kemudian pindah ke
Bandung dan menghilang dari panggung pergerakan. Ketika Partai Nazi memenangkan
pemilu di Jerman pada tahun 1933, Notonindito muncul kembali di panggung pergerakan
dengan idenya tentang Partai Fascist Indonesia.
Akibat serbuan Jerman ke penjuru Eropa,
banyak terjadi perubahan atas Hinjdia Belanda. Di Ternate, tempat Didi
Kartasasmita Bertugas sebagai Letnan KNIL. Didi melihat, orang-orang Jerman
umunya berprofesi sebagai pedagang hasil bumi atau sebagai pekerja di Zending.
Setelah penyerbuan itu, orang-orang Jerman itu diasingkan. Biasanya jika
serdadu KNIL bangsa Belanda bertemu orang-orang Jerman, mereka akan membuat
pesta. Setelah keluar aturan pengasingan bagi orang-orang Jerman, justru
orang-orang Belanda KNIL itulah yang menangkapnya. Serdadu-serdadu pribumi
justru tidak dilibatkan dalam penangkapan itu. Pernah Didi mendengar
pemisahan Negeri Belanda dengan Hindia Belanda. Banyak orang-orang Belanda Indo mendukung
hal ini, orang-orang Belanda totok justru tidak menginginkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
AdiSusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar