Kamis, 18 Desember 2014

Fasisme





FASISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd


Oleh:
Rusydah Binta Qur-aniyah    
120210302032






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



A.    Konsep Dasar Fasisme
Fasisme merupakan sebuah paham politik yang mengangungkan kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga otoriter sangat kentara. Kata fasisme diambil dari bahasa Italia, fascio, sendirinya dari bahasa Latin, fascis, yang berarti seikat tangkai-tangkai kayu. Ikatan kayu ini lalu tengahnya ada kapaknya dan pada zaman Kekaisaran Romawi dibawa di depan pejabat tinggi. Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan pejabat pemerintah.
Menurut para ahli sejarah bangsa Italia, fasisme adalah fascio di combattimento, yang artinya kurang lebih “ persatuan perjuangan “.Kemudian nama Fasisme menjadi nama partai di Italia yang didirikan oleh Benito Mussolini. Fasisme adalah pengaturan pemerintahan dan masyarakat secara totaliter oleh suatu kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis, rasialis , militeris, dan agresif imperialis. Paham fasisme hampir bersamaan dianut oleh tiga negara , yaitu Italia , Jerman dan Jepang.
Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan imperialis. Fasisme merupakan sebuah bentuk ideologi nasionalis yang radikal dan otoritarian. Paham ini berkembang luas di Eropa pada kurun waktu di antara dua Perang Dunia. Dengan kekalahan blok axis dalam PD II, fasisme menjadi istilah dengan konotasi negatif untuk berbagai rezim otoriter.
Fasisme (/ fæʃɪzÉ™m /) adalah, gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya “manusia baru” yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan eugenika kebijakan keluarga termasuk. Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal, dan akan dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara. Fasisme didirikan oleh sindikalis nasional italia dalam perang dunia I yang menggabungkan sayap kiri dan sayap kanan pandangan politik, tapi condong ke kanan di awal 1920-an.
Para sarjana umumnya menganggap fasisme berada di paling kanan. Fasis meninggikan kekerasan, perang, dan militerisme sebagai memberikan perubahan positif dalam masyarakat, dalam memberikan renovasi spiritual, pendidikan, menanamkan sebuah keinginan untuk mendominasi dalam karakter orang, dan menciptakan persaudaraan nasional melalui dinas militer . Fasis kekerasan melihat dan perang sebagai tindakan yang menciptakan regenerasi semangat, nasional dan vitalitas. Fasisme adalah anti-komunisme, anti-demokratis, anti-individualis, anti-liberal, anti-parlemen, anti-konservatif, anti-borjuis dan anti-proletar, dan dalam banyak kasus anti-kapitalis Fasisme. menolak konsep-konsep egalitarianisme, materialisme, dan rasionalisme yang mendukung tindakan, disiplin, hirarki, semangat, dan akan. Dalam ilmu ekonomi, fasis menentang liberalisme (sebagai gerakan borjuis) dan marxixme (sebagai sebuah gerakan proletar) untuk menjadi eksklusif ekonomi berbasis kelas gerakan Fasis ini. ideologi mereka seperti yang dilakukan oleh gerakan ekonomi trans-kelas yang mempromosikan menyelesaikan konflik kelas ekonomi untuk mengamankan solidaritas nasional Mereka mendukung, diatur multi-kelas, sistem ekonomi nasional yang terintegrasi. Pelopor Ideologi Fasisme adalah Nazisme Hitler dengan bukunya Mein Kampft, dan Mussolini dengan Doktrine of Fascism. Negara-negara yang menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.  

B.     Akar Filsafat, Teori dan Praktik Fasisme
Akar-akar filsafat fasisme bisa dilacak dalam pemikiran-pemikiran Plato, Aristoteles, Hegel, Rosenberg, Doriot, Farinasi, Gobinau, Sorel, Darwin, Zietzche, Marinetti, OswaldSpengler, Chamberlain. Fasisme memiliki akar-akar intelektual dan filosofis ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Dalam bentuk yang modern dan kontemporer dan dalam formatnya yang par exellence terjadi ketika Benito Mussolini menguasasi Italia (1922) Hitler dengan Nazinya mendominasi jerman (1933) Franco berkuasa di Spanyol (1936) TennoHeika memerintah jepang (1930-an) dan Amerika Latin dimasa kekuasan Juan Peron (1950-an). Suhelmi (2004:334)
Fasisme seperti halnya  komunisme, timbul dimana-mana, tetapi fasisme tidak memiliki pernyataan yang mengikat tentang prinsip-prinsip seperti yang dimiliki komunisme. Dalam bukunya, Mein Kampft, Hitler mewariskan pedoman yang dapat dipercaya menuju kea lam pemikirannya. Demikian juga Mussolini dalam bukunya Doktrine of Fascism meninggalkan sebuah pernyataan yang moderat mengenai prinsip-prinsip fasis yang menggambarkan model Italia. Unusr-unsur pokok dalam Fasis antara lain:
a.       Ketidakpercayaan akan kemampuan akal
Hal ini merupakan cirri fasisme yang paling menonjol. Tradisi rasional dunia Barat berasal dari Yunani Kuno dan merupakan unsure pokok dlaam kebudayaan dan pandangan barat. Fasisme menolak tradisi peradaban Barat ini dan secara terang-terangan bersikap antirasional. Dalam urusan kemanusiaan, fasisme tidak mengandalkan akal tetapi mengutamakan irasional. Secara psikologis, fasisme bersifat fanatic, dogmatic, dan tertutup. Karena itu, setiap rezim fasis memiliki masalah-masalah yang bersifat tabu seperti soal ras, kerajaan maupun pemimpin. Masalah-masalah yang bersifat tabu itu harus diterima sebagai suatu keyakinan dan tidak boleh didiskusikan secara kritis. Selama rezim fasis berkuasa di Italia (1923-1945), gambar Mussolini dipasang setiap ruang kelas dan di bawah gambar itu tertera tulisan “Mussolini selalu benar”.
b.      Pengingkaran terhadap derajat persamaan manusia
Peningkatan terhadap derajat persamaan manusia adalah cirri umum yang terdapat di dalam gerakan atau Negara fasis. Masyarakat fasis tidak hanya meminta kenyataan mengenai ketidaksamaan derajat manusia, tetapi malah mengalah lebih jauh lagi dengan menjadikan ketidaksamaan itu sebagai idealism.
Konsep persamaan derajat manusia berpangkal pada tiga akar peradaban Barat. Pemikiran Yahudi mengenai Tuhan yang satu mengantar kepada pemikiran tentang kemunusiaan yang satu pula karena semua orang sebagai anak-anak Tuhan adalah saudara dan merupakan satu kesatuan. Pemahaman Kristiani tentang jiwa manusia yang tidak terpisahkan dari manusia dan sifatnya yang tidak binasa melahirkan cita-cita tentng persamaan moral dasar, persamaan derajat pada setiap manusia. Konsep Yunani tentang kemampuan akal yang mengantarkan pada pemikiran mengenai ketunggalan umat manusia yang didasarkan pada kemampuan akal budi sebagai ikatan paling sejati karena memiliki setiap manusia.
Fasisme menolak konsep persamaan manusia dari tradisi Yahudi-Kristen dan Yunani tersebut dan mempertengkarkannya dengan kkonsep ketidaksamaan martabat manusai dalam wujud pertentangan antara super dengan yang inferior. Dalam tradisi Barat, criteria utama dalam persamaan derajat manusia adalah pemikiran dan jiwa manusia, sedangkan konsep ketidaksamaan dalam fasisme didasarkan pada kekuatan.
c.       Kode perilaku yang didasarkan atas dusta (kebohongan) dan kekerasan
Kode etik tentang perilaku menenkan pada kedustaan dan kekerasan dalam semua bentuk hubungan antara manusia, di dalam Negara, dan antar bangsa. Dalam cara berfikir, fasis politik dicirikan oleh hubungan kawan dan lawan. Fasis politik berawal dan berakhir dengan kemungkinan adanya musuh dan permusuhan musuh sampai tuntas. Antithesis demokrasi adalah oposisi da di Negara-negara demokrasi, kaum oposan hari ini mempunyai peluang untuk memegang pemerintahan pada hari-hari berikutnya. Kaum fasis hanya mengenal musuh, bukan oposan karena musuh merupakan penjelmaan yang jahat, maka satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah memusnahkan sampai tuntas. Doktrin ini berlaku untuk musuh-musuh, baik dalam maupun luar negeri. Karena itu, Nazi pertama-tama menyiapkan kamp konsentrasi, kamar-kamar gas, dank amp kerja paksa untuk warga Jerman sendiri dan kemudain digunakan untuk orang-orang dari luar Jerman.
d.      Pemerintahan oleh kelompok elite
Prinsip kepemimpinan fasis mengungkapkan bentuk yang ekstrem dari konsep elite. Dalam konsep elite, tercermin penekanan yang irasional dalam politik fasis. Pemimpin selalu dianggap benar dan mendapat wahyu serta kemampuan mistik. Jiaka ada pertentangan antara rakyat dan pemimpin, maka yang berlaku adlaah kehendak pemimpin. Hanya pemimpin yang mewakili kepentingan umum dalam artian cara rakyat berpikir seandainya mereka mengetahui apa yang terbaik untuk seluruh masyarakat, sementara rakyat hanya mengungkapkan kepentingan dan hasrat individu yang tidak mesti selaras dengan kebijakan umum.
e.       Totaliterisme
Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat totaliter dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Karena wanita tidak dapat memanggul senjata, maka di mata kaum fasis mereka dengan sendirinya menjadi warga Negara yang di nomor duakan/ kelas dua dan tidak dapat mengambil bagian dalam jabatan-jabatan pemerintahan atau partai.  Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.
f.       Realisme dan Imperialisme
Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme.
g.      Menentang hukum dan ketertiban internasional
Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Negara-negara fasis membatasi bahkan menarik diro dari partisipasinya dalam organisasinya internasional yang membuat mereka menghadapi kemungkinan untuk tunduk kepada keputusan mayoritas dan pembuatan keputusan yang dilakukan dengan jalan musyawarah dan bukannya kekerasan. Rezim fasis Italia dan Jerman menyatakan tidak ada manfaatnya duduk dalam Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Itulah sebabnya, Jepang dan Jerman mengundurkan diri tahun 1933, kemudian di susul Italia tahun 1937. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.  

C.    Perkembangan Fasisme Secara Umum
Fasisme (fascism) merupakan pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totoaliter, oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan imperialis. Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun 1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia Jepang berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara perlahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya aslinya.
Fasis muncul dan berkembang di negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara teknologi lebih maju. Fasis merupakan produk dari masyarakat-masyarakat prademokrasi dan pasca industri. Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan dinegara-negara yang tidak memiliki pengalaman demokrasi sama sekali. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses sentralisasi kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan oligopoli dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas bawah seperti buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti kaum cendikiawan, kaum industialis, maupun pemilik modal, ini adalah lahan yang subur bai gerakan fasis untuk melancarkan propagandanya
Semakin keras dan teoritis gerakan-gerakan fasis semakin besar pula dukungan rakyat yang diperolehnya. Fasis di Jerman merupakan gerakan politik yang paling berutal tetapi sekaligus paling populer. Kondisi penting lainnya untuk pertumbuhan fasisme adalah pencapaian tingkat atau tahap tertentu dalam perkembangan industri. Dalam setiap perkembangan industri akan muncul ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara fasis mengingkari adanya kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka dengan setengah hati mengakui adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat, maka negara fasis itu akan mengatasi atau menghilangakan perbedaan itu dengan kekerasan.
Dalam masyarakat industri fasis menarik minat pada dua kelompok masyarakat secara khusus, pertama sistem itu menarik sekelompok kecil Industriawan dan tuan tunah yang bersedia membiayai gerakan fasis dengan harapan sistem itu dapat melenyapkan serikat-serikat buruh bebas, kedua menarik kelas menengah bawah terutama dikalangan pegawai negeri. Golongan ini lebih merasa aman dibanding bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok sosial lain yang sangat rentan terhadap propaganda fasis adalah kelompok militer. Baik yang terjadi di Jerman, Jepang, pernan militer dalam pergerakan fasisme sangat dominan, demikianpun halnya dengan Italia. Di Argentina pemerintah yang semi konstitusional di singkirkan melalui suatu pemberontakan yang dilakukan oleh Perwira muda dibawah pimpinan Peron, yang memulai fasisme dengan gayanya sendiri dan dari namanya sendiri yaitu Peronismo.
Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa lain yang dianggap lebih rendah.
Fasisme dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum mengirimkan gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi, pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta orang.
D.    Lahirnya Fasisme di Berbagai Negara
a.       Fasisme di Jerman
Paham Fasisme di Jerman disebut Nazi ( Nazisme ). Nazi adalah suatu partai di bawah pimpinan Adolf  Hitler. Seusai Perang Dunia I , Jerman berubah menjadi Republik yang semula adalah kerajaan. Pemimpin pertama adalah Ebert, Berkuasa antara tahun 1919 – 1925, pemimpin selanjutnya adalah Presiden Hindenburg ( 1925 – 1934 ). Dalam pemerintahan republic ini, Jerman mengalami berbagai macam kesulitan , Baik dalam keuangan ( Inflasi ) maupun kekacauan ekonomi ( Malaise ). Dalam keadaan Negara yang kacau tersebut rakyat Jerman mengharapkan orang yang kuat untuk memperbaiki keadaan. Dalam suasana yang kacau ini muncullah Adolf Hitler dengan partai Extrim yaitu NAZI.
Nazisme adalah:
-          Paham yang mengutamakan kepentingan Negara diatas segala – galanya, karena itu terbentuk negara totaliter.
-          Paham kemasyarakatan yang nasional sosialistis ( satu buat semua, semua buat satu, tetapi hanya untuk Jerman ).
-          Untuk membentuk Negara totaliter pemerintahan harus dipimpin oleh satu pemimpin yang bertanggung jawab atas segala – galanya artinya pemerintahan harus disusun secara Diktaktor.
Adolf Hitler selalu menekankan kepada pemuda Jerman bahwa bangsa Jerman adalah bangsa yang besar yang ditakdirkan untuk memerintah dunia ( Deucland Uber Aless ) karena bangsa Jerman adalah bangsa berdarah Arya, yang merupakan pangkal kekuatan jerman. Namun kekuatan itu sedang terbelenggu oleh kekuatan asing, yaitu bangsa Yahudi dan Komunis. Orang Yahudi sebagai penyebab semua itu harus dimusnahkan. Selanjutnya, kata Adolf Hitler untuk melepaskian diri dari penderitaan dan meluaskan ruang hidup, Jerman harus membentuk angkatan perang yang sangat kuat yang dipimpin oleh seorang Fuhrer ( pemimpin besar ).
Setelah Perang Dunia I Negara Jerman yang semula berbentuk Kerajaan berubah menjadi Republik. Akan tetapi, masa pemerintahan republic ini tidak berhasil mengatasi kekacauan ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I, Lbih lebih lagi Jerman berada di pihak yang kalah. Dengan adanya hal tersebut , Timbullah ketidakpuasan rakyat yang menimbulkan kekacauan-kekacauan, bahkan pemberontakan- pemberontakan. Sementara itu Partai Nasionalis Jerman atau National Sozialistische Deutsche Arbeiter. ( NSDAP ) yang disingkat dengan Nazi berkembang menjadi partai yang kuat dipimpin oleh Adolf Hitler. Nazi berusaha merebut kekuasaan tetapi gagal. Hitler dipenjarakan. Dipenjara itulah Hitler menulis buku Mein Kamf (Perjuanganku ) isinya mengenai paham – paham Nazi.
Dalam waktu singkat Partai Nazi yang dipimpin Hitler maju dengan pesat. Pada tahun 1933 Adolf Hitler diangkat menjadi Perdana Menteri ( Kanselor ) oleh Presiden Hindenburg.
Kebijaksanaan Hitler sebagai perdana menteri yaitu.
-          Jerman keluar dari LBB karena usahanya mengenai penambahan jumlah militer Jerman ditolak;
-          Membatalkan semua perjanjian internasionalnya, termasuk Perjanjian Versailles yang dianggapnya sangat merugikan pihak Jerman;
-          Memperkuat armada militernya untuk merebut kembali sungai Rijn;
-          Membangun industrinya termasuk industri perang.
b.      Fasisme di Italia
Setelah Perang Dunia Ke I, pemerintahan di Italia dipegang oleh Kaisar Victor Emmanuel III yang lemah, tidak tegas dan tidak disukai rakyatnya. Dalam keadaan sperti itu muncul golongan Ultra Nasionalis yang mendapat dukungan besar dari rakyat. Pada tahun 1919 golongan Ultra Nasionalis berhasil mendirikan Partai Fasis dibawah pimpinan Benito Mussolini. Tahun 1922 Mussolini berhasil merebut pemerintahan stelah berkuasa, Benito Mussolini menjalankan tugas panggilan suci yaitu mengembalikan masa kejayaan Romawi Kuno yang diberi nama Italia La Prima. Kebaktian yang mutlak kepada bangsa dan Negara menjadi prinsip dasar bagi pendidikan fasisme di Italia. Pada tahun 1922 itu Partai Fasis yang dipimpin oleh Benito Mussolini dan beranggotakan 50 ribu orang mengadakan long march ke Roma dengan tujuan menuntut Perdana Menteri Italia untuk mengundurkan diri. Raja Italia menunjuk Mussolini sebagai perdana menteri, mulailah pemerintahan dictator Mussolini ( 1922 - 1944 ).
Dengan paham fasisnya, Mussolini melaksanakan tindakan - tindakannya sebagai berikut.
a)      Diadakannya perjanjian Lateran ( 1929 ) dengan Sri Paus di Roma, yang menghasilkan terbentuknya Negara Vatikan seluas 44 ha. Selesailah soal Roma, yaitu pertentangan antara Paus dan pemerintahan Italia.
b)      Untuk melaksanakan Italia Irredenta-nya , pada tahun 1934, Italia bersahabat dengan Perancis karena khawatir terhadap kekuasaan Jerman.
c)       Pada tahun 1936, Italia dapat menduduki Ethiopia sehingga Kaisar Ethiopia mengajukan protes ke LBB, akhirnya Italia keluar dari LBB.
d)      Membantu Jendral Franco dalam perang saudara di Spanol ( 1936 - 1939 ).
e)      Italia menjalin kerjasama dengan Jerman untuk tidak saling mengganggu dalam mencapai cit – citanya masing – masing.
Dalam waktu singtkat Italia dibawah Mussolini berkembang menjadi Negara kuat berpahamkan Fasisme. Mussolini yang berkuasa kemudian bertindak secara diktator seperti :
-          Mengangkat dirinya menjadi perdana menteri merangkap menjdi panglima angkatan perang;
-          Menempatkan anggota partai fasis dalam jabatan penting di pemerintahan
-          Menyingkirkan kaum oposisi dengan kekerasan senjata
-          Menghapuskan dewan perwakilan rakyat gaya lama
-          Membuat undang - undang berdasarkan dekrit dari pusat
-          Menghapuskan hak - hak asasi manusia
-          Melarang emigrasi, perceraian, dan pembatasan kelahiran agar jumlah penduduk bertambah cepat.
-          Membatasi wewenang badan legislative
-          Sri Paus diakui kekuasaannya sebagai kepala gereja yang berkedudukan di Vatikan
Setelah merasa kuat Mussolini segera melancarkan politik ekspansionisme dengan menyerang dan menduduki Abessinia dan Ethiopia pada tahun 1935. Untuk memperkuat kedudukannya Italia menjalin kerjasama yang erat dengan Jerman dibawah Hitler. Fasisme di Italia mempunyai kesamaan dengan Naziisme di Jerman, yaitu bersifat Ultra Nasionalisme, militerisme, antiliberalisme, diktatorisme, antiindividualisme, dan antikomunisme, bagi Fasisme berlaku semboyan semua untuk Negara. Dalam perkembangannya Fasisme kemudian menjadi penyebab meletusnya Perang Dunia ke II.
c.       Fasisme di Spanyol
Spanyol menjadi negra fasis sejak tahun 1930-an ketika Francisco Franco berkuasa setelah perang saudara pada tahun 1936. Francisco Franco berontak melawan pemerintah Republik Spanyol yang telah berdiri sejak tahun 1931. Jenderal Franco tampil sebagai kekuatan nasionalis yang anti republik. Dia adalah anggota partai Falange yang merupakan kelompok fasis yang bertujuan menciptakan fasisme seperti yang ada di Jerman dan Italia. Franaco adalah diktator fasis yang merebut kekuasaan di Spanyol 1939 setelah kaum nasionalis dengan bantuan Fasis Italia mengalahkan kaum Republikan dengan bantuan komunis Uni Sovyet dalam sebuah pertempuran saudara di Spanyol.
Pemerintahan Nasionalis Spanyol (diakui secara cepat oleh Fasis Italia yang dipimpin oleh Mussolini dan Jerman Nazi yang dipimpin oleh Adolf Hitler) dan Franco dinyatakan generalissimo. Tiga tahun menyusul internicine war terjadi sampai perang berakhir – dengan kemenangan nasionalis dengan bantuan gratis dari Nazi dan Italia terhadap kaum kiri Republikan yang sebagian didukung oleh Rusia, dasn Sukarelawan asal Inggris, Perancisdan Meksiko – pada 1 April 1939. Selama masa ini ia dan pasukannya telah membantai banyak orang. Sebagai tanda terima kasih kepada Hitler, Franco menghadiahinya sebuah desa, yang digunakan Hitler untuk menguji senjata-senjatanya.
Nuevo Estado didirikan menurut jalur dasar fasisme, meski Spanyol bersikap netral dalam Perang Dunia yang melanda Eropa hanya 5 bulan berikutnya. Meskipun demikian, Franco melakukan balas jasa terhadap bantuan dari Nazi dan Fasis Italia diantaranya dengan mengirimkan 47,000 pasukan yang berperang disamping pasukan Jerman Nazi di Front Rusia. Meskipun langkah ini berbalik kemudian ketika melihat poros Nazi-Italia mulai kalah perang. Baik Hitler maupun Musollini tidak mampu membujuk rayunya untuk ikut terjun dalam kancah perang. Kelihaian Franco ini berbuah dengan tidak diusiknya Spanyol oleh pasukan Sekutu.
Walau akhirnya kerusakan seluruhnya dari daerah Spanyol menyisakan negara fasis menyusul PD II dan meski awalnya dihindari pemerintahan baru Franco secara bertahap mengatur rehabilitasi melalui kerukunan dengan Vatikan, perjanjian bantuan dengan Amerika Serikat dengan kunjungan Presiden Eisenhower guna mencari sekutu baru untuk melawan Uni Soviet dan masuk PBB terlambat (1955). Orang-orang fasis kehilangan pegangan di Spanyol, meski amat sangat lambat sepanjang 1950-an dan 1960-an, dengan pernyataan pada 1969 dari Raja Juan Carlos, cucu mantan raja, sebagai pengganti Franco. Keadaan sakit memaksa penghentian Franco sebagai perdana menteri pada 1973 (meski ia menyisakan kepala negara dan kepala angkatan bersenjata) selama 1974 melihat pemogokan di seluruh negeri dan protes universitas meluas di seluruh negara. Kematiannya pada 20 November 1975 oleh karena itu menimbulkan kelegaan yang tersebar luas dan perubahan radikal, dengan raja baru secara cepat yang menjungkirbalikkan mesin-mesin negara fasis dan dalam 3 tahun Spanyol mengadakan pemilihan yang mengantar masa kini menjadi periode sarat pluralitas.
d.      Fasisme di Jepang
Menurut catatan Marcopolo nama Jepang disebut Zipango yang berasal dari kata Kajipon artinya Matahari terbit. Sejak abad 6 nama itu diubah menjadi Nipong ( Nipon, Dai Nihon ). Menurut sejarah kekaisaran Jepang telah didrikan pada tahun 660 SM oleh Kaisar Tenno Jimmu. Tahun 660 ini dijadikan sebagai permulaan tarikh Jepang. Agama/kepercayaan nenek moyang bangsa Jepang disebut Syinto, artinya jalan Dewa-dewa ( syinto - dewa to - jalan ). Selaian agama syinto sejak abad 6 di Jepang telah pula menyebar agama Budha.
Di Jepang ada dua golongan bangsawan yang berpengaruh yaitu Dalmyo artinya golongan bangsawan tinggi dan Samurai artinya golongan bangsawan rendahan. Kaum Samurai ini merupakan tentara pengawal keamanan kerajaan yang berdisiplin tinggi dan setia disebut Bushido. Jika seorang samuarai melanggar Bushido ia akan menghukum dirinya dengan menikam perutnya menggunakan pedang samurai disebut hara-kiri. Pemerintahan di Jepang bersifat turun temurun secara bergantian.
Kaisar Matsuhito sebagai Kaisar Meiji dikenal memiliki jiwa Nasionalisme yang tinggi yang ingin menjadikan Jepang sebagai negara yang bersatu dan maju seperti negara-negara di Eropa. Politik isolasi Jepang menurutnya sangat merugikan Jepang dan merupakan penyebab keterbelakangan Jepang. Ia kemudian menerapkan system pemerintahan yang berparlemen seperti yang diterapkan di Negara-negara Eropa.
Untuk mempersatukan seluruh negeri Jepang. Kaisar Meiji melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
-          Membetuk Dewan Perwakilan Rakyat (sementara) yang bertugas menyusun Undang-Undang Dasar Jepang (Diet/Gikay)
-          Memindahkan ibukota Jepang dari Kyoto ke Tokyo.
-          Menetapkan Hinomaru ( Matahari Terbit ) sebagai bendera kebangsaan Jepang
-          Menetapkan Syintoisme sebagai agama negara Jepang
-          Menetapkan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo
-          Membangun angkatan laut Jepang seperti Inggris dan Jerman.
Disamping itu , Kaisar Meiji juga mengeluarkan pernyataan kemerdekaan tanggal 8 April 1868 yang berisikan:
-          Semua jabatan di pemerintahan terbuka untuk umum
-          Akan dibentuk DPR sebagai lembaga perwakilan untuk umum
-          Segala adapt istiadat kolot yang menghambat kemajuan Jepang dihapuskan
-          Akan dibentuk Tentara Nasional Jepang
-          Segenap rakyat Jepang wajib bersatu memajukan negara.
-          Setiap warga negara Jepang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam pemerintahan
-          Setiap warga negara Jepang diwajibkan menambah ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya untuk memajukan negara
Restorasi dalam segala bidang telah mengangkat bangsa dan negara Jepang pada puncak keunggulannya. Jepang telah menjelma menjadi Negara yang kuat dan modern. Kedudukannya sejajar dengan Negara-negara besar di Eropa. Oleh sebab itu Jepang mulai melibatkan diri dalam dunia Internasional. Beberapa factor yang mendorong Jepang menjadi Negara Imperialis baru adalah sebagai berikut:
a)      Pendidikan Jepang dalam segala bidang seperti industri, perdagangan, angkatan perang, pendidikan dan semangat patriotik. Perkembangan industri yang pesat membutuhkan daerah pemasaran dan sekaligus bahan baku demi kelangsungan industrinya.
b)      Pertambahan penduduk yang sangat pesat karena kemakmuran yang meningkat. Tahun 1872 penduduk Jepang berjumlah 35 juta sedang tahun 1930 telah menjadi 72 juta
c)      Ristriksi ( pembatasan ) Imigrasi bangsa Jepang oleh bangsa-bangsa Eropa
d)     Pengaruh ajaran agama Shyinto tentang Hokko Ichi U ( Dunia sebagai satu keluarga ) menyatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia sebagai keluarga besar.

E.     Perkembangan Fasisme di Indonesia
Awal tahun 1933, berdiri Nederlandsche Indische Fascisten Organisatie (NIFO) di Batavia. Organisasi ini berkiblat pada organisasi fasis di Jerman dan mengklaim diri sebagai bagian dari Nationaal Socialistische Beweging (NSB) yang didirikan oleh Ir Mussert dua tahun sebelumnya. Seperti halnya kaum Fasis di Jerman, NIFO juga memiliki sayap pemuda militan, Barisan Pemuda, Sebuah pasukan yang mendapat latihan ketentaraan dan berseragam hitam. Akan tetapi, tidak semua anggota NIFO setuju dengan pembentukan pasukan ini, dengan alasan akan menimbulkan pertentangan antar golongan di tanah Hindia. Mereka, melalui vergadering dan kursus-kursus politik, gencar menyebarluaskan ajaran fasis.
Awalnya gerakan ini tidak pernah dihiraukan di Hindia. Pemerintah kolonial lebih memfokuskan diri memonitor kaum pergerakan pribumi. NIFO bukan sesuatu yang mengkhawatirkan. Ketika kaum NAZI berhasil merebut kekuasaan, Januari 1933, sekelompok warga Jerman di tanah Hindia menyambut dengan antusias dengan menghimpun 1000 tanda tangan orang Jerman di Hindia untuk mendukung pemerintahan Adolf Hitler. Meski tidak seluruh orang Jerman tidak bisa memberikan tanda tangannya, dipastikan hampir seluruh warga Jerman di Hindia mendukung Pemerintahan baru Hitler di Jerman.
Simpati terhadap NAZI Jerman juga ditemui pada sekelompok pemuda Belanda yang berbaris di taman-taman atau jalanan. Mereka mengenakan kemeja krem dengan celana atau rok coklat tua. Setiap berpapasan, mereka saling memberikan Heil Führer atau Heil Hitler (hormat ala kaum NAZI). Ini bukanlah bentuk keberpihakan sepenuhnya pemuda Belanda tadi, melainkan sekedar mode yang musiman saja pada saat itu di kalangan pemuda Indonesia. Selama dalam pembuangan di pulau Banda, Sutan Sjahrir melihat suksesnya propaganda fasis. Istri seorang dokter dipulau itu sering menyapa kawan-kawannya dengan Heil Hitler. Istri dokter itu hanya menganggap salam itu bagus dan terkesan modern tanpa mengerti lebih jauh apa itu Fasis. Setelah propaganda kaum fasis Hindia mulai mempertanyakan “ keabsahan “ pemerintah, pemerintah kolonial berkesimpulan bahwa gerakan fasis akan mengganggu ketertiban umum dan akan mempengaruhi wibawa pemerintah dimata kalangan bumi putra. Polisi kolonial-pun mulai bertindak terhadap kaum fasis ini. Sebuah pertemuan NIFO di Bandung dibubarkan dengan paksa setelah pemimpin NIFO disana menganjurkan agar Hindia lepas dari Negeri Belanda. Kaum fasis yang semakin radikal ini membuat kesal pemerintah kolonial.
Antara anggota NIFO pernah terlibat konflik. Suatu kali Rhemrev, van Huut dan Ten Holder dalam sebuah rapat tertutup mengancam akan mundur dari NIFO bila Ocherse, Gouwenberg dan Kankeler masuk sebagai dewan pimpinan NIFO. Alasan penolakan itu berkisar pada propaganda fasis, untuk kaum Indo Eropa atau untuk seluruh rakyat Hindia. Setelah sempat keluar dalam waktu yang tidak lama, Rhemrev, van Huut dan Ten Holder masuk kembali dalam NIFO setelah ada pengumuman bahwa Ocherse, Gouwenberg dan Kankeler tidak akan dimasukan dalam daftar anggota dewan pimpinan. Dalam "Adil" edisi 29 Juni 1933, Rhemrev menyangkal bahwa dirinya telah keluar dari NIFO.
Masalah apakah NIFO hanya diperuntukan bagi kaum Eropa dan Indo Eropa atau bagi seluruh Hindia menimbulkan perpecahan di waktu yang akan datang. Di kemudian hari anggota yang memandang perlunya fasisme bagi seluruh rakyat Hindia mendirikan Fascistische Unie. Dalam anggaran dasarnya, Fascistische Unie disebutkan:
1)      Kerajaan Nederlansche terdiri atas Hindia Timur dengan Hindia Barat;
2)      Kerajaan ini harus dibawah Koninghuis Orange;
3)      Penduduk baik individual maupun dengan cara bergolong-golong boleh mendapat staats burgerschap dengan berpegang pada adapt golongan masing-masing;
4)      Memajukan samenwerking antara golongan antara golongan pendudukberdasar kegunaannya pada staat;
5)      Kaum majikan dan kaum buruh, dengan ttidak memandang bangsa akan dianggap sama harganya pentingnya untuk kemajuan staat;
6)      Akhir sekali staat dirubah menjadi satu staat yang berdasar syndico-corporatieven grondslag;
7)      Mengakui kegunaan agama bagi seseorang dan semua agama harus dimajukan dan paham yang tidak mengakui adanya tuhan dibantah.
Agenda politik organisasi ini menyebut, Negeri Belanda harus diubah menjadi pemerintahan fasis. Kaum pribumi Hindia tidak lepas untuk difasiskan agar bisa menerima Fascistische Staatvorm Negeri Belanda. Sebuah usaha menyatukan kaum fasis Hindia dilakukan dengan mengumpulkan para wakil dari IEV, VC juga NIFO pada Juli 1933 untuk merumuskan program bersama. Kerjasama ketiga organ itu lebih didasarkan pada tiga program pokok: pembelaan keras untuk kekuasaan (gezeg); membezuinig sehabis-habisnya sehingga bergrooting menjadi klop; menunjang pemutusan hak tanah (grond-rechten) buat kaum Indo Eropa. Hal ini menunjuikan pengaruh VC dan IEV sangat besar pada masa itu. VC sangat memusuhi kaum pergerakan. EIV kesal lantaran tuntutan hak tanahnya ditolak pemerintah atas desakan anggota volksraad pribumi Husni Thamrin. Hingga VC dan IEV menjadi pendukung NIFO dalam mengusung fasisme sebagai bagian dari NSB.
Berdirinya cabang NSB di Indonesia pada tahun 1934, bermula dari kembalinya Mr. Hamer—tokoh VC—dari Negeri Belanda. Hamer mengaku dirinya angggota dan wakil NSB di Hindia Belanda. Banyak pejabat dan pengusaha yang menjadi anggota NSB walau bukan anggota tetap. Sudah pasti mereka tidak akan mau ambil resiko dan terkesan membatasi diri dalam perannya di organisasi. Mereka sering membari bantuan dana bagi para NSB. Bila di Negeri Belanda pegawai sektor public (pegawai negeri) dilarang menjadi anggota NSB, maka anggota NSB Hindia adalah para guru, pegawai dan sarjana!
Untuk merndukung propaganda-nya, NSB memiliki media sendiri, surat kabat Het Licht. Kemenangan kaum Fasis terhadap kaum komunis selalu menghiasi headline surat kabar Fasis itu. Sikap anti pergerakan diperlihatkan kaum fasis dengan memposisikan kaum komunis sebagai kaum yang berbahaya seperti dalam pemberontakannya pada tahun 1926-1927. Kaum pribumi, dimata orang Eropa yang terpengaruh Fasis tidak berbeda dengan kaum komunis, orang Eropa merasa orang pribumi selau memata-matai dan menunggu lengah lalu menikam dari belakang seperti dalam pemberontakan PKI. Apa yang dilakukan kaum fasis tadi, dimata kaum pergerakan sama saja dengan apa yang dilakukan pemerintah colonial, mematikan kaum pergerakan. Sejak dulu setiap kekuatan yang menetang pemerintah selalu dicap ‘komunis’ (merah).
Pengaruh Fasis diterima dengan baik oleh beberapa orang pribumi. Pada bulan Agustus 1933 di Bandung, Dr Notonindito mendirikan Partai Fascist Indonesia (PFI). Partai ini mengusung fasisme demi romantisme sejarah kejayaan budaya dimasa lampau, seperti halnya romantisme Mussolini pada kejayaan Romawi, Italia La Prima. Berbeda dengan fasis Eropa dan Indo yang bisa jadi dilator belakangi oleh kepentingan ekonomi. Pada dasarnya PFI ingin membangun kejayaan kerajaan Indonesia purba macam Sriwijaya atau Majapahit. Gagasan dan cita-cita ini juga mengejutkan kaum pergerakan nasional waktu itu. Notonindito yang pernah tinggal di Jerman rupanya tidak ingin mengikuti fasisme Jerman pada tahun 1924, sebagai orang Jawa dirinya lebih mengakar pada kebudayaan Jawa saja. Ia bukan bermaksud mendirikan Negara korporasi, melainkan sebuah Negara yang dipimpin oleh seorang raja seperti pada masa lampau. Seperti dikutip dalam Adil: “mendapatkan kemerdekaan Djawa dan nanti diangkat raja yang tunduk pada grondwet dan raja ini adalah turunan dari Penembahan Senopati; akan mebangunkan kembali statenbond (Perserikatan Negeri-negeri) dari kerajaan-kerajaan di Indonesia yang merdeka, dimana terhitung juga tanah-tanah raja (Vorstenlanden).
Kaum pergerakan dalam Pemandangan memberikan reaksi kepada PFI. Dengan didahului dengan beberapa tulisannya, diambil kesimpulan bahwa PFI merupakan kelajutan dari cita-cita Soetatmo, juga seorang nasionalis Jawa. Ketika Notonindito di Jerman, 1924, Soetatmo meninggal dunia karena sakit. Surat kabar Adil edisi 26 Juni 1933, mengecam PFI sebagai ‘perkakas politik’ untuk memecah pergerakan nasional. Fasisme dipandang juga sebagai bibit dari sikap provinsialisme yang merugikan. Lebih lanjut dibahas nasionalisme yang dibutuhkan kaum pergerakan untuk rakyat Hindia adalah nasionalisme kerakyatan bukan nasionalisme yang dilandasi jiwa priyayi Jawa dan stelsel kapitalisme. Panji Timoer menuduh, kaum fasis Hindia tidak ubahnya kaum fasis di Eropa, mereka telah ‘membunuh aliran revolusioner’.
Notonindito sendiri adalah putra Raden Pandji Notomidjojo, bekas patih kabupaten Rembang. Pada 1918 ia menamatkan MULO, kemudian melanjutkan pelajarannya di Telefoon Dienst. Pada 1921, ia berangkat ke Belanda untuk mempelajari ekonomi perdagangan. Pada 1923 ia lulus dan meraih gelar adjunc accountant dan bekerja pada kantor akuntan di Amsterdam. Pada pertengahan 1924 ia menuju Berlin (Jerman) untuk melanjutkan studi ekonominya. Pada November 1924 ia meraih gelar Doktor dalam ilmu ekonomi dengan tesis "Sedjarah Pendek Tentang Perniagaan, Pelajaran Dan Indoestri Boemipoetra Di Poelau Djawa". Sepulangnya ke Indonesia, ia membuka kantor di Pekalongan sambil merangkap sebagai anggota PNI. Ia kemudian pindah ke Bandung dan menghilang dari panggung pergerakan. Ketika Partai Nazi memenangkan pemilu di Jerman pada tahun 1933, Notonindito muncul kembali di panggung pergerakan dengan idenya tentang Partai Fascist Indonesia.
Akibat serbuan Jerman ke penjuru Eropa, banyak terjadi perubahan atas Hinjdia Belanda. Di Ternate, tempat Didi Kartasasmita Bertugas sebagai Letnan KNIL. Didi melihat, orang-orang Jerman umunya berprofesi sebagai pedagang hasil bumi atau sebagai pekerja di Zending. Setelah penyerbuan itu, orang-orang Jerman itu diasingkan. Biasanya jika serdadu KNIL bangsa Belanda bertemu orang-orang Jerman, mereka akan membuat pesta. Setelah keluar aturan pengasingan bagi orang-orang Jerman, justru orang-orang Belanda KNIL itulah yang menangkapnya. Serdadu-serdadu pribumi justru tidak dilibatkan dalam penangkapan itu. Pernah Didi mendengar pemisahan Negeri Belanda dengan Hindia Belanda. Banyak orang-orang Belanda Indo mendukung hal ini, orang-orang Belanda totok justru tidak menginginkannya.





DAFTAR PUSTAKA
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Penerbit Ombak
AdiSusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar