Kamis, 18 Desember 2014

Kaiptalisme



 

KAPITALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd


Oleh:
Rusydah Binta Qur-aniyah    
120210302032






PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014



A.    Konsep Dasar Kapitalisme
Istilah kapital atau capital atau Capitale (berasal dari bahasa latin: caput, yang artinya adalah kepala) muncul pertama kali pada abad 12 dan abad 13 yang artinya dana, persediaan barang, sejumlah uang dan bunga pinjaman. Ferdinad Braudel mengutip khutbah seorang pendeta St. Bernardino dari Siena (1380-1444), quamdam seminale rationem lucrosi quam cummuniter capitale vocamus (bahwa sebab utama kemakmuran biasanya adalah kapital) . Istilah tersebut mengacu pada, secara lebih sempit, kekayaan uang suatu perusahaan atau seorang pedagang. Berger menulis, kata benda kapitalis barangkali bermula pada pertengahan abad 17 yang mengacu pada pemilik kapital . Adams Smith pun yang selama ini dipandang sebagai bapak kapitalisme tidak menggunakan istilah ini, dia malah menggunakan istilah sistem kebebasan alami.
Kapitalisme menurut sejarahnya berkembang sebagai suatu bagian dari gerakan besar individualism. Dibidang keagamaan, gerakan ini melahirkan reformasi. Di bidang penalaran, gerakan ini melahirkan ilmu pengetahuan alam (IPA). Di bidang hubungan masyarakat, gerakan ini melahirkan ilmu-ilmu social, sedangkan di bidang ekonomi, gerakan ini melahirkan kapitalisme. Konsep peradaban kapitalisme tidak hanya merupaka suatu system ekonomi, tetapi juga mencerminkan suatu cara hidup. Karena itu konsep kapitalis adalah suatu konsep yang sah. System ini mula-mula berkembang di Inggris pada abad ke-18, kemudian di bawa dan dikembangkan di daerah barat-laut Eropa dan Amerika Utara. Beberapa sifatnya yang pokok telah menetukan dari permulaan apa kapitalisme itu.
Kapitalisme merupakan sistem perekonomian yang menekankan peran Capital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sepertihalnya Ebenstein, menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek, memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand, kapitalisme adalah “a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). Heilbroner, secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah “formasi sosial” yang diperkenalkan oleh Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional, kapitalisme, post-kapitalisme).
Dalam pembahasan kapitalisme adalah mengetahui satu ciri mendasar sistem tersebut, seperti sudah diutarakan di atas, yaitu, pemaksimalan keuntungan individu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang dimaksudkan untuk membantu kepentingan publik. Prinsip yang berlaku dalam kapitalisme adalah laissez-faire, yaitu sebuah prinsip yang melarang otoritas eksternal untuk turut campur dalam masalah ekonomi. Landasan pemikiran dari prinsip ini adalah, bahwa jika manusia diberi kebebasan untuk mengejar profit maka akan ada kompetisi yang dengan itu stabilitas masyarakat akan terjaga dikarenakan ada tangan-tangan tak terlihat yang mengaturnya. Prinsip lainnya dari kapitalisme adalah produksi ditujukan untuk profit guna penambahan modal. Dengan logika ini para kapitalis akan berlomba-lomba memproduksi barang seefisien mungkin sehingga modal dapat terakumulasi dan fondasi perusahaan makin kuat.
Keadaan kemudian berubah ketika gelombang industrialisasi melanda negara-negara Eropa Barat. Di dalam masyarakat tradisional tersebut terjadi perubahan, dimana sistem ekonomi bersekala kecil mulai diguncang oleh adanya industrialisasi sebagai sistem ekonomi bersekala besar. Sebenarnya industrialisasi itu muncul karena pengaruh zaman Renaissance yang melanda Eropa pada abad ke-15 hingga abad 19, yaitu pada masa perkembangan perbankkan komersial di eropa ada zaman dahulu. Dimana sekelompok individu maupun kelompok luas dapat bertindak sebagai badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan  perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia guna proses perubahan dari barang modal menjadi barang jadi. Untuk mendapatkan modal-moda tersebut maka para kapitalis tersebut harus mendapatkan bahan baku dan mesin terlebih dahulu. Baru setelah itu buruh menjadi operator atau tenaga produktif agar para kapitalis bisa mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut.
B.     Perkembangan Secara Umum Kaptalisme
Kapitalisme memiliki sejarah yang panjang, yaitu sejak ditemukannya sistem perniagaan yang dilakukan oleh pihak swasta. Di Eropa, hal ini dikenal dengan sebutan guild sebagai cikal bakal kapitalisme. Saat ini, kapitalisme tidak hanya dipandang sebagai suatu pandangan hidup yang menginginkan keuntungan belaka. Kapitalisme adalah salah satu pola pandang manusia dalam segala kegiatan ekonominya. Perkembangannya tidak selalu bergerak ke arah positif seperti yang dibayangkan banyak orang, tetapi naik turun. Kritik keberadaan kapitalis sebagai suatu bentuk penindasan terhadap masyarakat kelas bawah adalah salah satu faktor yang menyebabkan aliran ini banyak dikritik. Akan tetapi, bukan hanya kritik saja yang mengancam kapitalisme, melainkan juga ideologi lain yang ingin melenyapkannya, seperti komunisme.
Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money, modal-komoditas-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Adapun bentuk-bentuk dan sistem dalam Kapitalisme yaitu:
a.       Kapitalisme perdagangan
Muncul pada abad ke-16 setelah dihapusnya sistem feodal. Dalam sistem ini seorang pengusaha mengangkat hasil produksinya dari satu tempat ke tempat lain sesuai dgn kebutuhan pasar. Dengan demikian ia berfungsi sebagai perantara antara produsen dan konsumsi.
b.      Kapitalisme industri
Lahir karena ditopang oleh kemajuan industri dengan penemuan mesin uap oleh James Watt tahun 1765 dan mesin tenun tahun 1733. Semua itu telah membangkitkan revolusi industri di Inggris dan Eropa menjelang abad ke-19. Kapitalisme industri ini tegak di atas dasar pemisahan antara modal dan buruh yakni antara manusia dan mesin.
c.       Sistem Kartel
Kesepakatan perusahaan-perusahaan besar dalam membagi pasaran internasional. Sistem ini memberi kesempatan untuk memonopoli pasar dan pemerasan seluas-luasnya. Aliran ini tersebar di Jerman dan Jepang.
d.      Sistem Trust
Sebuah sistem yang membentuk satu perusahaan dari berbagai perusahaan yang bersaing agar perusahaan tersebut lebih mampu berproduksi dan lebih kuat untuk mengontrol dan menguasai pasar.
Dalam system kapitalis, hak milik atas alat-alat produksi (tanah, pabrik-pabrik, mesin-mesin, sumber-sumber alam) ada ditangan orang perseorangan, tidak di tangan Negara. Hal ini tidak mengahalangi dipegangnya hak-hak monopoli biasa dan urusan departemen-departemen umum yang pokok oleh pemerintah (kantor pos, senjata-senjata atom). Tetapi hal seperti ini dianggap sebagai penegcualian daripada suatu ketentuan. Kecenderungan peradaban kapitalis lebih menyukai kepemilikan perseorangan atas alat-alat produksi didasarkan atas dua pertimbangan. Pertama, kepemilikan atas harta produktif berarti kekuasaan atas kehidupan orang lain.
Kedua, anggapan cara berpikir kapitalis bahwa kemajuan di bidang teknologi akan lebih mudah dicapai apabila setiap orang mengurus urusannya sendiri dan mempunyai dorongan pribadi untuk berbuat demikian. Prinsip kedua dari system kapitalis ialah prinsip ekonomi pasar. Di zaman pra-kapitalis, ekonomi pada umumnya bersifat local dan mencukupi diri sendiri. Pembagian pekerjaan hamper tidak dikenal. Setiap keluarga terpaksa melakukan berbagai macampekerjaan yang dewasa ini disebar di antara ratusan kerjinan dan keahlian yang bermacam-macam. Ekonomi pasar system kapitalis didasarkan atas spesialisasi pekerjaan. Produksi dan jasa-jassa tidak dimaksudkan untuk rumah tangga penghasil sendiri, tetapi untuk pasar. Harga di pasar tidak ditentukan oleh adat atau kebiasaan-kebiasaan, juga oleh perintah-perintah seorang penguasa politik. Fungsi ini dipenuhi oleh suplai dan permintaan. Cirri penting lainnya dari ekonomi kapitalis adalah persaingan. Dalam ekonomi pra-kapitalis, adat dan kebiasaan yang menentukan harga barang-barang dan jasa-jasa. Orang yang tidak dapat bersaing sama sekali, karena mereka dikecualikan dari pekerjaan-pekerjaan tertentu. Dalam ekonomi kapitalis, setiap orang bebas untuk memilih pekerjaan apa yang disukainya. Pasar kapitalis juga menyediakan tempat untuk barang-barang dan jasa-jasa yang ditawarkan untuk dijual. Sedang jumlah dan mutunya diatur dengan jalan persaingan bebas.

C.    Perkembangan Kapitalisme di Indonesia
Perkembangan system ekonomi kapitalis ini berkembang setelah ekonomi liberal. Sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih dan melakukan usaha sesuai keinginan dan keahliannya. Secara umum karakteristik ekonomi kapitalisme adalah :
1)       Faktor-faktor produksi (tanah, modal, tenaga kerja) dimiliki dan dikuasai oleh pihak swasta
2)      Pengambilam keputusan ekonomi bersifat desentralisasi, diserahkan kepada pemilik faktor dan akan dikoordinir oleh mekanisme pasar yang berlaku
Berikut ciri-ciri sistem perekonomian kapitalis :
a.       Hak milik perorangan di akui oleh pihak berkuasa
b.      Individu bebas melakukan kegiatan ekonomi
c.       Jenis, jumlah, dan harga barang ditentukan kekuatan pasar
d.      Adanya persaingan bebas
e.       Kegiatan ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) diserahkan kepada swasta
Di Indonesia, kapitalisme dimulai pada akhir abad ke-19 (Soekarno 1930). Kapitalisme yang identik dengan industrialisasi masuk ke Indonesia dengan perantara mesin-mesin modern bagi perusahaan gula, karet, teh, minyak, arang dan timah. Pada awalnya, industrialisasi dilakukan hanya terbatas di Jawa dan Sumatera. Namun menurut Tan Malaka (2008), industrialisasi yang sesungguhnya di Indonesia tidak akan pernah berhasil bila dilakukan di Jawa, pasalnya segala sumber daya alam, bahan-bahan tambang seperti emas, besi, dan lain sebagainya, terletak di Sumatera. Pulau Jawa seharusnya adalah pusat pertanian. 
Kapitalisme di Indonesia pada masa sebelum Indonesia merdeka, dilakukan oleh Bangsa barat dimana Belanda memberlakukan sistem tanam paksa. Bangsa Belanda dalam hal ini memposisikan diri mereka sebagai kaum borjuis dan bangsa Indonesia sebagai kaum proletar. Rakyat Indonesia sebagai rakyat jajahan kemudian dijadikan pekerja dalam pembangunan sarana - prasarana terkait dengan kepentingan Belanda, seperti pembangunan jalan raya, pembangunan jalan kereta api, pelabuhan, dan sebagainya (Soekarno 1930). 
Pasca kemerdekaan, kapitalisme di Indonesia kemudian berkembang dengan masuknya perusahaan-perusahaan raksasa bangsa Barat untuk berinvestasi, seperti PT. Freeport misalnya. PT. Freeport membawa banyak sekali peralatan-peralatan modern untuk industri pertambangan emas di Irian Jaya. Setelah itu, perusahaan-perusahaan asing semakin gencar berebut melakukan investasi di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan asing berebut untuk berinvestasi dan membuka cabang pabriknya di Indonesia adalah lantaran biaya pekerja di Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan dengan biaya pekerja dan buruh di negara-negara lain. Kapitalisme membuat kota-kota sebagai pusat produksi kemudian terlihat seakan lebih menjanjikan, sehingga masyarakat pedesaan kemudian berbondong-bondong datang ke kota dengan harapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tapi memang kenyataannya upah yang mereka dapatkan lebih besar daripada harus bekerja di desa.
Kolonialisme di Indonesia dilakukan selama lebih dari 300 tahun. Belanda khususnya, telah merasuki kehidupan masyrakat Indonesia jauh kedalam. Walaupun kita telah lebih dari 60 tahun merdeka, namun sesungguhnya tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kolonialisme terhadap sistem kapitalisme di Indonesia sangat besar. Teknologi dalam dunia industri, hampir sebagian besar dibawa oleh bangsa asing. 
Perkembangan sistem kapitalisme di Indonesia merupakan hasil campur tangan bangsa Barat, khususnya negara-negara penjajah seperti Belanda dan Inggris. Mereka melakukan penjajahan dan pada saat yang bersamaan membawa peradaban bagi Indonesia. hingga hari ini, masih terdapat banyak sekali hal yang perlu dikembangkan dan diubah terkait dengan terus berkembangnya kapitalisme di Indonesia.
Masyarakat Indonesia sendiri perlu terus mengembangkan diri agar dengan demikian, Indonesia tidak kemudian tertinggal dan menjadi penggembira saja dalam sistem kapitalis dunia. Sebaliknya, agar dengan demikian Indonesia dapat menjadi partisipan yang sesungguhnya, yang memajukan bangsanya seperti yang terjadi pada negara-negara Barat.  Contoh kongkret: adanya alfamart dan indomart dengan pelayanan yang sangat baik dan ramah membuat orang lebih memilih berbelanja disana daripada di pasar tradisional atau toko kelontongan. Karena selain pelayanan yang baik dan ramah, masyarakat merasa senang dengan dibukanya alfamart maupun indomart 24 jam. Sehingga dalam hal ini memudahkan masyarakat untuk berbelanja sesuatu meskipun saat malam hari.

D.    Alasan Setuju Sistem Kapitalisme
Kebaikan sistem Kapitalis bagi Indonesia adalah memungkinkan Indonesia untuk mendapatkan suntikan Dana investasi dari negara Kapitalis. Investasi ini sangat menguntungkan karena kita secara finansial tidak dirugikan oleh investasi para Kapitalis ini. Jadi mereka memberikan Uang (investasi) untuk dikelola oleh kita. Jika kita bisa menggunakan uang tersebut dengan baik dan memperoleh laba, kita dapat membagi uang labanya dengan Negara investor (Negara Kapitalis tersebut). System bagi laba ini biasa disebut dengan bagi hasil. Jika ternyata kita mengalami kerugian, artinya uang Investasi habis tapi tidak dapat laba, maka Negara investor (Negara Kapitalis) akan menarik uangnya yang tersisa.
Jadi sebenarnya dengan adanya Kapitalis itu menanamkan investasi di Indonesia, kita mempunyai kesempatan gratis untuk membangun bisnis, dan tanpa resiko pula karena jika kita rugi dan bangkrut, kita tidak perlu ganti rugi. Hanya saja biasanya kalau perusahaan bangkrut dan investasi ditarik lagi, maka para pegawai perusahaan itu akan di PHK dan inilah yang biasanya di ekspos, seolah-olah ada orang Indonesia yang menderita karena sistem ekonomi yang Kapitalis.
Adapun contoh kongkret penerapan system kapitalisme di Indonesia dengan berdirinya toko seperti Alfamart dan Indomart membuat perekonomian di Indonesia semakin maju. Selain itu, keuntungan berdirinya Alfamart dan Indomart dengan pelayanan yang sangat baik dan ramah membuat orang lebih memilih berbelanja disana daripada di pasar tradisional atau toko kelontongan. Karena selain pelayanan yang baik dan ramah, masyarakat merasa senang dengan dibukanya alfamart maupun indomart 24 jam. Sehingga dalam hal ini memudahkan masyarakat untuk berbelanja sesuatu meskipun saat malam hari.

DAFTAR PUSTAKA
Malaka, Tan, 2008. “Kapitalisme Indonesia”, dalam Aksi Massa. Yogyakarta: Penerbit Narasi, pp.45-54.
AdiSusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar