IMPERIALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Intelektual
Dosen
Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah Binta Qur-aniyah
120210302032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
A.
Konsep
Dasar Imperialisme
Perkataan
Imperialisme pertama kali Inggris pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris, ketika itu menjelmakan politik yang ditujukan pada perluasan kerajaan Inggris hingga suatu "impire" yang
meliputi seluruh dunia. Politik Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat.
Golongan oposisi takut kalau-kalau politik Disraeli itu akan menimbulkan
krisis-krisis internasional. Karena itu mereka menghendaki pemusatan perhatian
pemerintah pada pembangunan dalam negeri dari pada berkecipuhan dalam sola-soal
luar negeri. Golongan oposisi ini disebut golongan " !"
dan golongan Disraeli (Joseph
Chamberlain, Cecil
Rhodes) disebut
golongan "Empire" atau golongan "Imperialisme".
Timbulnya perkataan imperialis atau imperialisme, mula-mula hanya untuk
membeda-bedakan golangan Disraeli dari golongan oposisinya, kemudian mendapat
isi lain hingga mengandung arti seperti yang kita kenal sekarang.
Perkataan
imperialisme berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".
Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".
Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun
raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja
diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya
dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut
imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan
pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata
yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk
dan menetap dimana saja.
Istilah imperialisme yang
diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an ,imperium Napoleon Bonaparte. Pada
tahun 1830-an, istilah ini diperkenalkan olehpenulis Inggris untuk menerangkan
dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukanoleh Kerajaan Inggris. Orang
Inggris menganggap merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena
mereka telah banyak menguasai dan menjajah di wilayahAsia dan Afrika.
Mereka menganggap bahwa
penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai
masih terbelakang dan untuk kebaikan
dunia. Imperialisme merujuk pada sistem pemerintahan serta hubungan
ekonomidan politik negara-negara kaya dan berkuasa , mengawal dan menguasai
negara-negara lain yang dianggap terbelakang dan miskin dengan tujuan
mengeksploitasisumber-sumber yang ada di negara tersebut untuk menambah
kekayaan dankekuasaan negara penjajahnya. Imperialisme menonjolkan sifat-sifat
keunggulan (hegemony) oleh satubangsa atas bangsa lain. Tujuan utama
imperialisme adalah menambah hasil ekonomi.
Imperialism berasal dari kata imperium dalam bahasa latin yang berarti
memerintah. Kemudian arti itu berubah menjadi “hak emmerintah”. Arti itu pun
mengalami perubahan lagi menjadi “daerah dimana kekuasaan memerintah itu
dilakukan”. Dengan ini maka imperium selalu dihubungkan dengan kekuasaan dunia.
Mula-mula istilah imperium dipakai untuk merebut wilayah kekuasaan Romawi Kuno
yang menyebut wilayah kekuasaan yang sangat luas. Usaha tersebut dilakukan
dengan merebut atau menganeksasi daerah-daerah baik itu daerah di sekitarnya
maupun daerah-daerah, yang sangat jauh, bahkna di sebrang lautan. Setiap usaha
atau tindakan untuk menguasai daerah lain (bangsa lain) disebut perbuatan tokoh
yang mengemukakan, diantaranya:
a. T.
Parker Moon, imperialisme adalah nafsu suatu bangsa untuk mendapatkan
koloni-koloni karena dorongan idealism dan avonturisme.
b. J.A
Habson, imperialism adalah akibat dari system perekonomian yang buruk. Barang
yang melimpah di dalam negeri mendorong para produsen untuk mencari daerah
pasaran dan menimbulkan imperialisme.
c. J.
Schumpeter adalah suatu kecenderungan dari suatu Negara untuk melakukan
ekspansi yang tidak terbatas dengan menggunakan kekerasan.
d. Ir.
Soekarno, imperialism adalah suatu keharusan yang ditentukan oleh tinggi
rendahnya ekonomi suatu pergaulan hidup. Imperialisme bukans saja system atau
nafsu atau system mempengaruhi ekonomi Negara dan bangsa lain.
e. Kaum
Marxist, imperialism adalah politik luar negeri yang tidak dapat dielakkan lagi
bagi Negara- Negara yang memiliki “kapitalisme kelewat masak”. Lenin
mengidentifikasikan imperialisme sama kapitalisme. Imperialisme adalah
kapitalisme yang berada dalam taraf perkembangan tertinggi yaitu dalam taraf
monopoli.
f. Kaum
social-demokrat, imperialism adalah suatu konsekuensi dari system produksi
kapitalis.
B.
Perkembangan
Secara Umum Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia
untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan
paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari
jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk
kepentingan diri sendiri. Terdapat perbedaan antara Imperialisme dan
Kolonialisme yaitu Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.
Kolonialisme ialah
politik yang dijalankan mengenai suatu koloni, sesuatu bagian dari imperium jika imperium
itu merupakan gabungan jajahan-jajahan.
Pengertian Imperialisme sebenarnya telah ada sejak zaman kuno. Biasanya
disebut-sebut pada zaman Romawi, Mongol, dan sebagainya. Kemudian pada zaman
baru ini, yakni sekitar abad ke-16 dan ke-1, kita temui bangsa-bangsa Barat
seperti Portugis dan Spanyol. Selanjutnya abad ke-19 muncul lagi dengan cirri
industry yang diprakasai oleh bangsa Inggris.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa imperialisme pada dasarnya
dibagi menjadi dua macam, hal ini dengan berpijak pada usaha penaklukan yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa Barat, yakni berdasarkan waktu, imperialisme
dibedakan menjadi dua yaitu kuno dan modern. Imperialisme kuno berlangsung
sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory Dan Gospel. Imperialisme
modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan mementingkan
masalah ekonomi.
- Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism).
Tujuan
imperialisme kuno adalah selain faktor ekonomi(menguasai daerah yang kaya
dengan sumber daya alam) juga termasuk didalamnyatercakup faktor agama dan kajayaan .Sedangkan Imperialisme
modern bermula setelah Revolusi Industri diInggris tahun 1870-an. Hal yang
menjadi faktor pendorongnya adalah adanyakelebihan modal dan Barang di
negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , negara-negara Eropa berlomba-lomba
mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika danAfrika. Mereka mencari
wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai
daerah pemasaran hasil industri mereka.
Inti
dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory
(kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain
untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya.
Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh
Spanyol dan Portugal.
- Imperialisme Modern (Modern Imperialism).
Pada
umumnya bermula setelah Revolusi Industri yang awalnya terjadi di Inggris pada
tahun 1870-an. Hal yang menjadi faktor pendorong berubahnya konsep atau
pandangan tentang imperialisme kuno ke bentuk imperialisme modern, adalah
adanya kelebihan modal dan barang (surplus produksi) di negara-negara Barat.
Selepas tahun 1870-an , maka negara – negara di Eropa selanjutnya
berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika dan Afrika.
Mereka mencari wilayah jajahan sebagai wilayah untuk penyuplai bahan baku dan
juga sebagai daerah pemasaran hasil –hasil industri mereka.
Dasar
Imperialisme inilah kemudian yang dilaksanakan demi alasan agama, mereka
menganggap bahwa telah menjadi tugas suci bagi seorang pemeluk agama untuk
menyelamatkan manusia dari segala macam penindasan dan ketidakadilan, terutama
di negara-negara yang dianggap terbelakang. Para misionaris Kristen adalah
contoh yang menganggap misi penyelamat ini sebagai The White Man Burden. Tetapi
tetap saja bahwa diantara faktor-faktor terpenting yang melatar belakangi
munculnya imperialisme adalah faktor ekonomi.
Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi.
Imperialisme modern timbul sesudah revolusi
industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri)
membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari
jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil
industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.
Sifat dari kedua imperialisme di atas adalah sama, hanya sistemnya yang
berbeda. Sifat hakikinya berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan.
Kekayaan yang dikejar pada masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau
logam mulia lainnya misalnya perak. Sistem yang mendukungnya adalah
merkhantilisme di mana dalam prakteknya melakukan monopoli, kerja paksa dan
sebagainya. Sedangkan pada imperialisme modern didukung oleh industrialisme
serta perdagangan bebas, serta upah buruh yang sangat minim, tanpa memilik hak
dalam produksi.
Pembagian imperialisme dalam imperialisme kuno dan imperialisme modern
ini didasakan pada soal untuk apa si imperialis merebut orang lain. Jika
mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis,
maka kita akan mendapatkan pembagian sebagai berikut, yaitu:
1.
Motivasi Utama dari Imperialisme
a. Perjuangan
untuk memperoleh daerah yang strategis, basis militer, urat nadi lalu lintas,
dan sebagainya.
b. Keinginan
untuk membangun imperium ekonomi demi kesejahteraan dari bangsa dan Negara yang
mendominasi.
c. Usaha
untuk mencari daerah pasaran hasil industry, mendapatkan bahan mentah,
menanamkan modal yang surplus, dan mendapatkan tenaga buruh yang murah.
d. Keinginan
untuk memperoleh prestasie dengan terbentuknya imperium yang sangat luas.
e. Pengharapan
untuk memperoleh daerah baru agar dapat memindahkan sebagian penduduk dari
bangsa yang mendominasi.
- Bentuk Imperialisme
a. Imperialisme
politik.
Bentuk imperialisme ini bertujuan untuk memperoleh
pengawasan poltik terhadap pengawasan politik terhadap suatu bangsa atau Negara
dengan cara pembentukan pemerintahan colonial. Motif utama dari imperialism
politik adalah untuk memperoleh prestise dengan cara pembentukan imperialism
atau menutup ketidakpuasan di dalam negeri dengan cara melakukan politik di
luar negeri.
Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari
suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang
sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui pada zaman modern
karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme
politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
b. Imperialisme
Ekonomi.
Tujuan imperialism ekonomi adalah penguasaan daerah
yang terbelakang untuk penanaman modal yang berlebihan, pengambilan bahan
mentah, dan psaran hasil industry.
Bentuk
imperialism ekonomi antara lain sebagai berikut.
1) Imperialism
agraris, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh konsesi tanah yang
luas dalam jangka panjang demi kepentingan penguasa perkebunan di Negara induk.
2) Imperialism
dagang, yaitu yang bersangkut paut dengan usaha memperoleh hak-hak dagang
tertentu.
3) Imperialisme
manajerial, yaitu yang bersangkut paut dnegan usaha meniadakan perusahan lain
dan membentuk perusahaan-perusahaan baru untuk kepentingan Negara induk.
Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya
saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai
dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga
jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi
inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk
menggantikan imperialisme politik.
Jenis imperialism inibanyak dilakukan oleh Spanyol
dlaam usaha untuk menguasai dunia, terutama di Amerika Tengah dan Selatan.
Bagitu pula pada waktu Hitler mengadakan ekspansi dan Rusia dalam usahanya
menguasai pemikiran manusia. Imperialism kebudayaan berusaha untuk mengadakan
penguasaan atau control atas idea tau pemikiran bangsa lain. Biasanya jenis ini
menyertai imperialism politik, militer, atau ekonomi. Dalam sejarah, dapat di
lihat bahwa Nazi-Jerman dan Rusia sangat berhasil dalam perkembangan jenis
imperialism kebudayaan ini. Khususnya Rusia berhasil membentuk dan
mempropagandakan system social dan ideology komunismennya kepada sejumlah besar
bangsa di dunia ini, bahkan, imperialism kebudayaan Rusia berhasil pula
menguasai jalan pikiran orang-orang penting dalam pencaturan politik dunia.
Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest,
the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu
bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si
imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya
dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama
atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti
mengusai segala-galanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah
imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh
yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat
membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
Imperialism ekonomi bertujuan untuk memperoleh
daerah strategis, pelabuhan, atau urat nadi lalu lintas. Daerah-daerah koloni
dapat menghasilkan tenaga manusia dan dapat juga memegang peranan penting dalam
menjamin kepentingan Negara yang berkuasa. Penguasaan atas daerah seperti Selat
Gibraltar, Terusan Suez, Panama, Singapura, Hong Kong, dan lain-lain adalah
sasaran utama imperialism. Akan tetapi dengan hasil perkembangan teknologi
modern misalnya pesawat terbang atau peluru kendali, maka peranan “posisi
kunci” ini mulai berkurang.
Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer
dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis
untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki
sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara
berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.
3. Tujuan
dan sasaran Imperialisme
Tujuan dan sasaran utama Imperialisme adalah
mendominasi di seluruh dunia. Contohnya antara lain adalah imperialism yang
dilakukan oleh Kaisar Romawi, Alexander
The Great (Iskandar Zulkarnain), Jenghis Khan, Napoleon Bonaparte, dan
sebagainya. Sasaran dari imperialisme continental adalah Negara-negara dan
bangsa-bangsa tetangganya. Contoh jenis ini adalah raja-raja Prancis pada abad
ke-17 dan 18. Contoh imperialisme yang sasarannya daerah-daerah koloni di
seberang lautan antara lain Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda, dan Prancis.
Jenis imperialism ini bertujuan untuk memperoleh daerah yang seluas-luasnya dan
sasarannya adalah Negara dan bangsa yang belum berkembang.
C.
Perkembangan
Imperalisme di Indonesia
Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya,
maka raja suatu negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut
negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang disebut imperialisme oleh
orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan pengertian-pengertian lain
hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang kita kenal kini.
Di zaman dahulu, tindakan untuk menguasai suatu wilayah kerajaan selalu
menggunakan senjata api atau peperangan. Namun sekarang tidak selalu. Sekarang,
penguasaan bisa dilakukan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama, pendidikan,
dan ideologi. Dan tentu saja, perang sebagai alat terakhir seperti yang menimpa
Irak dan Afghanistan.
Imperialisme ditumbuhkembangkan bangsa-bangsa Eropa di seluruh dunia,
termasuk di Nusantara. Sejak terjadinya Perang
Salib dan jatuhnya konstantinopel
ke tangan Turki Usmani (Turki
Ottoman) pada tahun 1453 yang mengakibatkan ditutupnya jalur
perdagangan Asia - Eropa lewat laut tengah, bangsa Eropa setelah mencapai
kemajuan dibidang teknologi terutama teknologi pelayaran, mulai mencari dan
membuka jalur perdagangan baru. Negara-negara Eropa yang memiliki andil dalam
membentuk dan mengembangkan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia adalah
Portugis, Belanda, Prancis dan Inggris.
Adapun tujuan kedatangan bangsa-bangsa Barat/Eropa ke dunia timur membawa
tujuan khusus yang dikenal dengan 3G
yaitu:
a. Gold, bertujuan mencari
sebanyak-banyaknya logam mulia berupa emas, perak, dan batu permata seperti
intan dan berlian, juga termasuk disini adalah hasil bumi atau rampah-rempah.
b. Gospel, membawa tujuan suci yaitu untuk menyebarkan agama yang
dianutnya yakni Kristen Katolik dan Kristen protestan.
c. Glory, bertujuan mendapatkan kekayaan negeri asalnya dengan
memperluas wilayah kekuasaannya di negeri yang baru ditemukan dan dikuasainya.
Penyebab atau faktor politik pendorong
bangsa-bangsa Eropa mencari daerah rempah-rempah di Indonesia, yakni sejak abad
XV, perdagangan rempah-rempah di Eropa mengalami perkembangan pesat.
Rempah-rempah laku keras di pasaran Eropa walaupun dengan harga yang tinggi.
Hal inilah yang mendorong bangsa Eropa datang ke Nusantara mencari daerah
penghasil rempah-rempah. Bangsa Eropa yang pertama masuk dan menjajah Indonesia
yaitu bangsa Portugis. Raja Portugis mengutus Diego Lopes de Sequiera untuk ekspedisi ke Malaka. Pada tahun
1509, Sequiera tiba di Malaka. Pada mulanya disambut dengan senang hati oleh Sultan Mahmud Syah, tetapi kemudian
Sultan Mahmud Syah berbalik melawan Sequiera.
Pada tahun 1511, Alfonso d’Albuquerque (seorang tokoh penjelajah samudera
Portugis), melakukan pelayaran dari Goa (India) menuju Malaka. Sesampainya di
Malaka terjadilah peperangan dengan Sultan
Mahmud, hingga pada akhirnya Malaka dapat ditaklukkan dan dikuasai oleh
Portugis. Setelah menetap di Malaka, Albuquerque memerintahkan untuk segera
mencari kepulauan rampah-rempah. Misi pencarian rempah-rempah tersebut dipimpin
Francisco Serrao. Sementara itu, Albuquerque kembali ke India dengan sebuah
kapal yang besar. Akan tetapi di laut lepas Pantai Sumatra kapal tersebut karam
beserta barang rampasan dari Malaka.
Pada tahun 1512, Francisco Serrao berhasil mencapai Pulau Hitu (sebelah Utara
Ambon), dalam usahanya untuk mencari kepulauan rempah-rempah. Pada tahun 1522,
Portugis mengadakan persekutuan dengan Ternate dan membagun benteng disana.
Hubungan mereka mulai tegang ketika misionaris Portugis melakukan kristenisasi
terhadap penduduk Ternate yang beragama Islam dan juga prilaku orang-orang
Portugis yang tidak sopan. Perlawanan rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun mengepung benteng
Portugis yakni Benteng Santo Paulo,
tapi sayang Sultan Hairun gagal karena kena tipu muslihat Portugis dan
meninggal pada tahun 1570. Akhirnya di bawah pimpinan Sultan Baabullah pada tahun 1575 orang-orang Portugis diusir dari
Ternate setelah terjadi pengepungan yang berlangsung selama lima tahun.
D.
Alasan
Tidak Setuju Sistem Imperialisme
Saya tidak setuju dengan paham imperialism karena Negara yang menerapkan
imperialisme itu akan menjajah Negara yang di kuasai. Dimana Negara yang
dikuasai itu di eksploitasi sumber dayanya hanya untuk kepentingan Negara
tersebut tanpa memikirkan bagaimana nasib Negara yang yang dikuasai. Paham
imperialisme ini akan sangat menguntungkan hanya bagi Negara imperialis Karen
akan menjadikan Negara tersebut semakin kaya dan maju sedangkan bagi Negara
yang di kuasai oleh Negara imperialis (di jajah) akan menjadi negara lembah
kemiskinan dan tidak maju. Dalam hal social, Negara imperialis akan semakin
banyak membuat produk untuk dijual kepada Negara yang dikuasai sehingga
keuntungannya pun semakin banyak sedangkan bagi Negara yang dikuasai akan
menjadi tempat/pasar penjualan barang dari Negara imperialis sehingga dampaknya
bagi Negara tersebut tidak memiliki lagi kepercayaan diri terhadap produk dalam
negeri untuk di pasarkan di negaranya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
AdiSusilo, Sutarjo. 2013. Sejarah Pemikiran Barat. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada
Agung, Leo. 2013. Sejarah Intelektual. Yogyakarta:
Penerbit Ombak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar