MAKALAH
METODE KARYA
WISATA (FIELD-TRIP)
DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah
Binta Qur-aniyah (120210302032)
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“ Metode Karya
Wisata (Field-Trip) Dalam
Pembelajaran Sejarah”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan materi
kuliah Strategi
Belajar Mengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukan-masukan
dalam pembuatan makalah ini.
3.
Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan
rujukan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai
materi trategi
Belajar Mengajar. Selain itu penulis juga
menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Jember, 8 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang
berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno
Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu
cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ).
Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari
dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah
suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar
mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang
ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak
didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa definisi Metode Karya Wisata (Field-Trip)?
2.
Apa alasan bahwa
Metode Karya Wisata (Field-Trip) cocok
untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa?
3.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip)
secara konkrit?
4.
Apa kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)?
5.
Apa kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan
dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui dan memahami:
1.
Mengetahui definisi
Metode Karya Wisata (Field-Trip)
2.
Memahami alasan
bahwa Metode Karya Wisata (Field-Trip) cocok
untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa
3.
Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip) secara konkrit
4.
Mengetahui kelebihan
Metode Karya Wisata (Field-Trip)
5.
Mengetahui
kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Karya Wisata (Field-Trip)
Karyawisata dalam arti
metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam
arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjunganke luar kelas dalam rangka
belajar. Karya wisata dapat dikatakan sebagai
kegiatan perjalanan atau kunjungan lapangan dalam suatu perjalanan oleh
sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan normal. Tujuan perjalanan
biasanya pengamatan untuk pendidikan, non-eksperimental penelitian atau untuk
memberikan pengalaman siswa di luar kegiatan sehari-hari mereka. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengamati subjek dalam keadaan alami dan mungkin
mengumpulkan sampel. Sebagian besar sistem sekolah sekararng memiliki
prosedur kunjungan resmi yang
menganggap seluruh perjalanan
dari estimasi, persetujuan dan penjadwalan melalui perencanaan
perjalanan yang sebenarnya dan pascakegiatan perjalanan.
Metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dan
objek itu terdapat di luar kelas. Metode
karyawisata
sering pula disebut dengan nama ”field trip method”(metode study touratau
metode study trip) yang sudah lazim disebut widya wisata (widya=ilmu).
Metode karyawisata adalah salah satu
metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidikan dan diharapkan
peserta didik membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta dipandang oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Merupakan
suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek di luar
kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Adapun
definisi dari para ahli antara lain:
1)
Menurut Roestiyah (2001)
Karya wisata bukan sekedar rekreasi,
tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan
teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko
serba ada, dan sebagainya.
2)
Menurut Checep (2008)
Metode karya wisata atau widya
wisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran
di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual,
siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata
memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan
yang tidak sebentar.
3)
Menurut Mulyasa (2005)
Metode field trip atau karya
wisata merupakan suatu perjalanan atau
pesiar yang dilakukan oleh peserta
didik untuk memperoleh
pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan merupakan
bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak
hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai,
terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
4)
Menurut Djamarah (2002).
Teknik karya wisata, yang merupakan
cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau
obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya
wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada
yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau
waktu panjang.
Metode
karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid
langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata=
pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti
siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada.
Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup
lama sampai beberapa hari.
Metode
ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat
laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Banyak istilah yang dipergunakan
pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya.
Contohnya seperti karya wisata yang dekat adalah ke museum yang ada di kota itu
sendiri dan hanya memerlukan waktu yang singkat. Sedangkan karya wisata yang
pelaksanaanya dalam waktu yang panjang seperti karyawisata keluar provinsi,
kabupaten, atau kota lain.
Karya
wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas untuk
bersenang-senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat
dasar sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu
kegiatan tahunan. Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab,
mereka bisa sejenak terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang
membosankan. Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk
bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar
konteks belajar-mengajar. Tetapi pelaksanaan karya wisata yang dilakukan
sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata yang
efektif. Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan
sebagai pelaku perjalanan wisata (turis). Dengan biaya yang biasanya tidak
murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan
karya wisata sebagai
media pembelajaran, berkaitan dengan objek
yang dikunjungi selama karya wisata. Untuk mengoptimalkan karya wisata,
guru seharusnya merancang apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan
setelah karya wisata. Optimalisasi karya wisata tersebut mungkin terkesan
serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan kepada
siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.
2.2 Alasan Metode Karya Wisata (Field-Trip) Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam Memvisualisasikan Suatu Peristiwa
Menurut
saya metode karya wisata sangat cocok di terapkan pada pembelajaran sejarah
karena penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara para siswa dan guru
pergi dari kelas ke tempat objek yang akan dipelajari itu berada. Dalam proses
belajar mengajar siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi akan tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu
dikatakan teknik karyawisata ialah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat
atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pabrik, perusahaan dan lain sebagainya agar siswa bisa
langsung dapat mengetahui bagaimana kondisi atau sistem-sistem yang patut untuk
di pelajari.
Dengan
hal ini maka peserta didik memahami secara langsung mengenai objek yang sedang
dipelajari dan dengan metode ini siswa lebih mengingat mengenai objek yang akan
dipelajari tanpa harus berimajinasi. Dengan melaksanakan teknik karyawisata
siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya,
menanamkan rasa cinta pada alam. Mengembangkan kegairahan belajar siswa,
rekreatif (menghibur siswa), mamberikan kepada siswa bermacam-macam pengetahuan
dan pengalaman yang terintegrasi (yang tidak terpisah dan terpadu).
Selain
itu penggunaan metode karya wisata ini mencakup dan mengandung beberapa metode
di dalamnya seperti metode observasi, wawancara, serta diskusi (pada hasil
observasi). Contoh: Mengajak siswa ke gedung
pengadilan untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan, selama satu
jam pelajaran. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari
sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Atau contoh dalam sejarah,
mengajak siswa ke tempat situs terdekat seperti jika di Jember bisa melakukan
karya wisata di Situs Duplang yaitu dusun Kamal kecamatan Arjasa. Karyawisata
dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.
2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip) Secara Konkrit
Sebelum
karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal
yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan
sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati
kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis
sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber
belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata
menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat
dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis,
dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran,
serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah
tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau
kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah
membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang
akan datang.
Menurut
Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan
sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut
menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin
dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam
pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar,
meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil
kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa
mata pelajaran.
Agar
penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru
perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan
teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan
segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas,
mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan,
(b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya
dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan
bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas
kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c)
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal
hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang
diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Agar penggunaan teknik karya wisata
dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai
berikut:
a.
Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karya
wisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas,
mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan
dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok,
serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah
bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan
pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang
lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan
biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.
Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei)
dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan
karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan
tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
-
Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap
kelompok/seksi.
-
Menentukan
metode mengumpulkan data,
mungkin berwujud wawancara,
pengamatan langsung, dokumentasi.
-
Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para
siswa harus ditanamkan
disiplin dalam mentaati
jadwal yang telah
direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
-
Mengurus perizinan.
-
Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang
diperlukan.
c.
Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai
dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru
mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang
mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur segalanya
dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan
bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas
kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
d.
Pembuatan Laporan
Akhir karya wisata, pada waktu itu
siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun
laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjuti
hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model,
diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan
karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati
bersama.
Menurut pendapat saya langkah-langkah konkrit dalam
pembelajaran sejarah ialah sebagai berikut :
a.
Persiapan
Untuk menentukan tujuan karyawisata suatu panitian di bawah
bimbingan guru melakukan survey ke tempat / objek yang dituju. Dalam tahap
ini siswa dan gurulah yang melakukan survey dan tidak lepas dalam pengawasan
lembaga.
b.
Perencanaan
-
Hasil survey di diskusikan dalam rangka meyusun tujuan
karyawisata, pembagian objek sesuai tujuan, jenis objek yang sesuai dengan
tujuan, serta jumlah siswa. Untuk tujuan yang akan dituju, diusahakan tidak
begitu jauh dari sekolah, missal sekolah ada di daerah Jember, maka tempat
penelitian bisa di situs Duplang dusun Kamal kecamatan Arjasa.
-
Membentuk panitia beserta seksi – seksinya. Panitia
ini berhubungan langsung dengan guru mata pelajaran Sejarah
-
Menentukan metode pengumpulan data
-
Menyusun acara / jadwal karyawisata
-
Mengurus perizinan
-
Menentukan biaya, konsumsi, penginapaan serta peralatan
lainnya yang dibutuhkan
c.
Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian objek yang
telah di tetapkan dan berdasarkan kelompok masing-masing. Guru juga bertugas mengawasi dan membimbing serta menegur siswa jika melanggar tata
tertib.
d.
Pembuatan Laporan
Setiap kelompok wajib menyerahkan laporan karya
wisata. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan karyawisata dalam bentuk laporan dengan format
yang telah disepakati.
2.4 Kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
Adapun kelebihan penggunaan metode karya
wisata (Field-Trip) antara lain :
a. Karyawisata menerapkan prinsip
pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b.
Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih
relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c.
Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
d.
Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan
menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh
disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau
ketrampilan mereka.
e.
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara
individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan
memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
f.
Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan
sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi,
sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan
teorinya ke dalam praktek.
g.
Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh
bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak
terpisah-pisah dan terpadu.
h.
Mendorong
peserta didik belajar secara konferhensif dan integral,
i.
Merangsang
peserta didik dapat menjawab semua tugas guru dengan data/peristiwa secara
langsung
j.
Membuat siswa
mengingat objek lebih lama karena mempelajari objek tersebut secara langsung
k.
Memberikan kesempatan
untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil
l.
Memberi kesempatan kepada
peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi
mutakhir.
2.5 Kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
Kekurangan metode Field Trip menurut
Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh
dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan
kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi
mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat
belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat
tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk
belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu,
dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan
dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah
yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study
tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula
yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Kekurangan metode karya wisata secara umum adalah:
a) Fasilitas
yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa
atau sekolah,
b) Sangat
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
c) memerlukan
koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih
waktu dan kegiatan selama karya wisata,
d) dalam
karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan
utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
e) Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
f) Karya
wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu
sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu
pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih
panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana
pelajaran yang lain.
g) Biaya
yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari
sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan,
kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya
aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
h) Memerlukan
persiapan yang melibatkan banyak pihak
i)
Memerlukan perencanaan
dengan persiapan yang matang
j)
Dalam karya wisata
sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur
studinya terabaikan
k) Memerlukan
pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan
l)
Memerlukan tanggung
jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik,
terutama karyawisata jangka panjang dan jauh
m) membingungkan
peserta didik apabila objek kurang dapat diamati dengan jelas.
n) Memakan waktu bila lokasi yang
dikunjungi jauh dari pusat latihan.
o) Terkadang sulit untuk mendapat izin
dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi.
BAB 3. SIMPULAN
Metode
karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid
langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata=
pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam
hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti
siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada.
Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup
lama sampai beberapa hari.
Kelebihan
metode karya wisata antara lain adalah karyawisata menerapkan prinsip
pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat
bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat, pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas
anak. Sedangkan kekurangannya antara lain adalah memerlukan persiapan yang
melibatkan banyak pihak, memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang,
dan dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan
utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. Langkah-langkah dalam metode karya
wisata adalah persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pembuatan laporan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar