Selasa, 16 Desember 2014

Metode Karya Wisata





MAKALAH
METODE KARYA WISATA (FIELD-TRIP)
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd




Oleh:

Rusydah Binta Qur-aniyah     (120210302032)







PRODI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul“ Metode Karya Wisata (Field-Trip) Dalam Pembelajaran Sejarah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan materi kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima kasih kepada:
1.    Dr. Suranto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan  dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
2.    Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukan-masukan dalam pembuatan makalah ini.
3.    Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan rujukan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai materi trategi Belajar Mengajar. Selain itu penulis juga menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.


Jember, 8 November 2014

Penulis






DAFTAR ISI


halaman

BAB 1. PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ). Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa definisi Metode Karya Wisata (Field-Trip)?
2.      Apa alasan bahwa Metode Karya Wisata (Field-Trip) cocok untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa?
3.      Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip) secara konkrit?
4.      Apa kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)?
5.      Apa kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)?

1.3  Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami:
1.      Mengetahui definisi Metode Karya Wisata (Field-Trip)
2.      Memahami alasan bahwa Metode Karya Wisata (Field-Trip) cocok untuk pembelajaran sejarah dalam memvisualisasikan suatu peristiwa
3.      Mengetahui langkah-langkah pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip) secara konkrit
4.      Mengetahui kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
5.      Mengetahui kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)
                                                  



BAB 2. PEMBAHASAN


2.1  Definisi Metode Karya Wisata (Field-Trip)

Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjunganke luar kelas dalam rangka belajar. Karya wisata dapat dikatakan sebagai kegiatan perjalanan atau kunjungan lapangan dalam suatu perjalanan oleh sekelompok orang ke tempat yang jauh dari lingkungan normal. Tujuan perjalanan biasanya pengamatan untuk pendidikan, non-eksperimental penelitian atau untuk memberikan pengalaman siswa di luar kegiatan sehari-hari mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengamati subjek dalam keadaan alami dan mungkin mengumpulkan sampel. Sebagian besar sistem sekolah sekararng  memiliki  prosedur kunjungan resmi  yang menganggap  seluruh  perjalanan  dari estimasi, persetujuan dan penjadwalan melalui perencanaan perjalanan yang sebenarnya dan pascakegiatan perjalanan.
Metode karyawisata adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung pada objek yang akan dipelajari dan objek itu terdapat di luar kelas. Metode karyawisata sering pula disebut dengan nama ”field trip method”(metode study touratau metode study trip) yang sudah lazim disebut widya wisata (widya=ilmu).
Metode karyawisata adalah salah satu metode mengajar yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidikan dan diharapkan peserta didik membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta dipandang oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek di luar kelas untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Adapun definisi dari para ahli antara lain:
1)      Menurut Roestiyah (2001)
Karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.  Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan sebagainya.
2)      Menurut Checep (2008)
Metode karya wisata atau widya wisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat merangsang kreativitas siswa, informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
3)      Menurut Mulyasa (2005)
Metode field trip atau karya wisata  merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang dilakukan  oleh  peserta  didik  untuk  memperoleh  pengalaman  belajar,  terutama pengalaman langsung dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
4)      Menurut Djamarah (2002).
Teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.

Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja.  Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Metode ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Contohnya seperti karya wisata yang dekat adalah ke museum yang ada di kota itu sendiri dan hanya memerlukan waktu yang singkat. Sedangkan karya wisata yang pelaksanaanya dalam waktu yang panjang seperti karyawisata keluar provinsi, kabupaten, atau kota lain.
Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas untuk bersenang-senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan tahunan. Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak terbebas dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan. Namun, terkadang karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru, dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Tetapi pelaksanaan karya wisata yang dilakukan sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata yang efektif. Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai pelaku perjalanan wisata (turis). Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan  karya  wisata  sebagai  media  pembelajaran,  berkaitan dengan  objek  yang dikunjungi selama karya wisata. Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu bersenang-senang.

2.2  Alasan Metode Karya Wisata (Field-Trip) Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam Memvisualisasikan Suatu Peristiwa

Menurut saya metode karya wisata sangat cocok di terapkan pada pembelajaran sejarah karena penyajian bahan pelajaran dilakukan dengan cara para siswa dan guru pergi dari kelas ke tempat objek yang akan dipelajari itu berada. Dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi akan tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata ialah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik, perusahaan dan lain sebagainya agar siswa bisa langsung dapat mengetahui bagaimana kondisi atau sistem-sistem yang patut untuk di pelajari.
Dengan hal ini maka peserta didik memahami secara langsung mengenai objek yang sedang dipelajari dan dengan metode ini siswa lebih mengingat mengenai objek yang akan dipelajari tanpa harus berimajinasi. Dengan melaksanakan teknik karyawisata siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, menanamkan rasa cinta pada alam. Mengembangkan kegairahan belajar siswa, rekreatif (menghibur siswa), mamberikan kepada siswa bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi (yang tidak terpisah dan terpadu).
Selain itu penggunaan metode karya wisata ini mencakup dan mengandung beberapa metode di dalamnya seperti metode observasi, wawancara, serta diskusi (pada hasil observasi). Contoh: Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Atau contoh dalam sejarah, mengajak siswa ke tempat situs terdekat seperti jika di Jember bisa melakukan karya wisata di Situs Duplang yaitu dusun Kamal kecamatan Arjasa. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat yang jauh disebut study tour.

2.3  Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Karya Wisata (Field-Trip) Secara Konkrit

Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika ya, karya wisata dapat dilaksanakan, (e) membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.
Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karya wisata, guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b.      Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
-          Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
-          Menentukan  metode  mengumpulkan  data,  mungkin  berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
-          Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada  para  siswa  harus  ditanamkan  disiplin  dalam  mentaati  jadwal  yang  telah
direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
-          Mengurus perizinan.
-          Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
c.       Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
d.      Pembuatan Laporan
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.

Menurut pendapat saya langkah-langkah konkrit dalam pembelajaran sejarah ialah sebagai berikut :
a.       Persiapan
Untuk menentukan tujuan karyawisata suatu panitian di bawah bimbingan guru melakukan survey ke tempat / objek yang dituju. Dalam tahap ini siswa dan gurulah yang melakukan survey dan tidak lepas dalam pengawasan lembaga.
b.      Perencanaan
-          Hasil survey di diskusikan dalam rangka meyusun tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai tujuan, jenis objek yang sesuai dengan tujuan, serta jumlah siswa. Untuk tujuan yang akan dituju, diusahakan tidak begitu jauh dari sekolah, missal sekolah ada di daerah Jember, maka tempat penelitian bisa di situs Duplang dusun Kamal kecamatan Arjasa.
-          Membentuk panitia beserta seksi – seksinya. Panitia ini berhubungan langsung dengan guru mata pelajaran Sejarah
-          Menentukan metode pengumpulan data
-          Menyusun acara / jadwal karyawisata
-          Mengurus perizinan
-          Menentukan biaya, konsumsi, penginapaan serta peralatan lainnya yang dibutuhkan
c.       Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian objek yang telah di tetapkan dan berdasarkan kelompok masing-masing. Guru juga bertugas mengawasi dan membimbing serta menegur siswa jika melanggar tata tertib.
d.      Pembuatan Laporan
Setiap kelompok wajib menyerahkan laporan karya wisata. Hasil yang diperoleh dari kegiatan karyawisata dalam bentuk laporan dengan format yang telah disepakati.

2.4  Kelebihan Metode Karya Wisata (Field-Trip)

Adapun kelebihan penggunaan metode karya wisata (Field-Trip) antara lain :
a.       Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b.      Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c.       Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
d.      Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan mereka.
e.       Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka.
f.       Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya ke dalam praktek.
g.      Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan terpadu.
h.      Mendorong peserta didik belajar secara konferhensif dan integral,
i.        Merangsang peserta didik dapat menjawab semua tugas guru dengan data/peristiwa secara langsung
j.        Membuat siswa mengingat objek lebih lama karena mempelajari objek tersebut secara langsung
k.      Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih berhasil
l.        Memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

2.5  Kelemahan Metode Karya Wisata (Field-Trip)

Kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi, (c) Biaya transportasi dan akomodasi mahal.
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang.
Kekurangan metode karya wisata secara umum adalah:
a)      Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah,
b)      Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang,
c)      memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata,
d)     dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan,
e)      Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
f)       Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan biaya yang besar. Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yang lain.
g)      Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
h)      Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak
i)        Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang
j)        Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan
k)      Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan
l)        Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh
m)    membingungkan peserta didik apabila objek kurang dapat diamati dengan jelas.
n)      Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
o)      Terkadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan dikunjungi.








BAB 3. SIMPULAN


            Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi Karyawisata = pergi bekerja.  Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
            Kelebihan metode karya wisata antara lain adalah karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat, pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak. Sedangkan kekurangannya antara lain adalah memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak, memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang, dan dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan. Langkah-langkah dalam metode karya wisata adalah persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pembuatan laporan.













DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar