METODE
PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
DALAM
PEMBELAJARAN SEJARAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampuh Dr.Suranto, M.Pd
Oleh:
Rusydah
Binta Qur-aniyah (120210302032)
PRODI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul“ Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam Pembelajaran Sejarah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
materi kuliah Strategi Belajar Mengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bentuk berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis disini menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd., yang telah memberikan bimbingan
dan arahan dalam pembuatan makalah ini.
2.
Teman-teman yang telah memberikan motivasi, dan telah memberikan masukan-masukan
dalam pembuatan makalah ini.
3.
Para penulis yang sumber penulisannya telah kami kutip sebagai bahan
rujukan.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca dan juga membantu pembaca untuk lebih memahami mengenai
materi trategi
Belajar Mengajar. Selain itu penulis juga
menerima segala kritikan dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah
ini.
Jember, 1 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang
berarti cara berani atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno
Surakhmad, metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan pengertian pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran adalah suatu
cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ).
Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari
dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah
suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya
dalam rangka mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar
mengajara di perlukan suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang
ada. Metode pembelajaran seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak
didik untuk belajar sendiri sesuai dengan Student Active Learning (SAL).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
rincian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik
rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa definisi Metode pemecahan masalah (Problem Solving)?
2.
Apa alasan bahwa
Metode pemecahan masalah (Problem Solving) cocok untuk pembelajaran sejarah dalam
memvisualisasikan suatu peristiwa?
3.
Bagaimana langkah-langkah pembelajaran Metode pemecahan masalah (Problem Solving) secara konkrit?
4.
Apa kelebihan Metode pemecahan masalah (Problem Solving)?
5.
Apa kelemahan Metode pemecahan masalah (Problem Solving) ?
1.3 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan
dari makalah ini yaitu untuk
mengetahui dan memahami:
1.
Mengetahui definisi
Metode pemecahan masalah (Problem Solving)
2.
Mengetahui
alasan bahwa Metode pemecahan masalah (Problem Solving) cocok untuk pembelajaran sejarah dalam
memvisualisasikan suatu peristiwa
3.
Memahami langkah-langkah pembelajaran Metode pemecahan masalah (Problem Solving) secara konkrit
4.
Mengetahui
kelebihan Metode pemecahan masalah (Problem Solving)
5.
Mengetahui kelemahan
Metode pemecahan masalah (Problem Solving)
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Definisi Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode pemecahan
masalah adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong peserta didik
untuk mencari dan memecahkan suatu masalah/persoalan dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran. Metode
pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk
dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.
Penyelesaian
masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk
menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa: Metode problem solving
(metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga
merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat
menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik
kesimpulan.
Menurut
N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya
oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002:111)
menyatakan bahwa problem solving
adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan
pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Senada dengan pendapat diatas
Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode pemecahan masalah, materi pelajaran
tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa
tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk
metode pemecahan masalah yaitu:
a. Mengandung isu – isu yang mengandung
konflik bias dari berita, rekaman video dan lain – lain
b. Bersifat familiar dengan siswa
c. Berhubungan dengan kepentingan orang
banyak
d. Mendukung tujuan atau kompetensi
yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang berlaku
e. Sesuai dengan minat siswa sehingga
siswa merasa perlu untuk mempelajari
Metode
pemecahan (Problem Solving) masalah menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara
penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak
pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau
jawabannya oleh siswa. Metode pemecahan masalah (Problem
Solving) ini
sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen method, reflective
thinking method, atau scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146).
Metode
pemecahan masalah (Problem Solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya
membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau jawabannya.
Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan masalah sangat baik bagi
pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar
memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah.
Pembelajaran problem solving merupakan
bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008 : 45)
pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di
mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan mereka sendiri.
Pada pembelajaran berbasis masalah
siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan
cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari
solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak
mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk
belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas
serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di
lingkungannya.
Dari pendapat di atas maka dapat
disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian
materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan
atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini
siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian
terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan
masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan
membuat kesimpulan.
2.2 Alasan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Tepat untuk Pembelajaran Sejarah Dalam Memvisualisasikan Suatu Peristiwa
Menurut saya
metode problem solving cocok untuk pembelajaran sejarah karena dengan
penggunaan metode problem solving siswa dapat bekerja dan berpikir sendiri
dengan demikian siswa akan dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya
mendengarkan saja. Dan metode ini menuntut keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran sehari-hari
metode pemecahan masalah banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan
metode lainnya. Dengan metode ini guru tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah memecahkan
masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus
dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.Pada pembelajaran berbasis masalah
siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan
cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari
solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak
mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk
belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas
serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di
lingkungannya.
2.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Secara Konkrit
Penyelesaian masalah menurut J.Dewey
dalam bukunya W.Gulo (2002:115) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu
Tahap – Tahap
|
Kemampuan yang diperlukan
|
1) Merumuskan masalah
|
Mengetahui dan merumuskan masalah
secara jelas
|
2) Menelaah masalah
|
Menggunakan pengetahuan untuk
memperinci menganalisa masalah dari berbagai sudut
|
3) Merumuskan hipotesis
|
Berimajinasi dan menghayati ruang
lingkup, sebab – akibat dan alternative penyelesaian
|
4) Mengumpulkan dan mengelompokkan
data sebagai bahan pembuktian hipotesis
|
Kecakapan mencari dan menyusun
data menyajikan data dalam bentuk diagram,gambar dan tabel
|
5) Pembuktian hipotesis
|
Kecakapan menelaah dan membahas
data, kecakapan menghubung – hubungkan dan menghitung
Ketrampilan mengambil keputusan
dan kesimpulan
|
6) Menentukan pilihan penyelesaian
|
Kecakapan membuat altenatif
penyelesaian kecakapan dengan memperhitungkan akibat yang terjadi pada setiap
pilihan
|
Penyelesaian masalah Menurut David
Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur
penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo 2002 : 117):
1)
Mendifinisikan Masalah
Mendefinisikan masalah di kelas
dapat dilakukan sebagai berikut:
a)Kemukakan
kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun
secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu
kalimat sederhana (brain stroming). Tampunglah setiap pendapat mereka
dengan menulisnya dipapan tulis tanpa mempersoalkan tepat atau tidaknya, benar
atau salah pendapat tersebut.
b) Setiap pendapat
yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan
demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan
yang tepat, atau dirumuskan kembali (rephrase, restate) perumusan –
perumusan yang kurang tepat. akhirnya di kelas memilih satu rumusan yang paling
tepat dipakai oleh semua.
2)
Mendiagnosis
masalah
Setelah berhasil merumuskan masalah
langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan
mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah
3)
Merumuskan Altenatif Strategi
Pada tahap ini kelompok mencari dan
menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu
kelompok harus kreatif, berpikir divergen,
memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi
4)
Menentukan dan menerapkan Strategi
Setelah berbagai altenatif ditemukan
kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini
kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis,
selektif, dengan berpikir kovergen
5)
Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
Dalam langkah terakhir ini kelompok
mempelajari :
(1). Apakah strategi itu berhasil
(evaluasi proses)?
(2). Apakah akibat dari penerapan
strategi itu (evaluasi hasil) ?
Berdasarkan pendapat para ahli, maka
dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam
memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut:
1. Merumuskan
masalah : Dalam merumuskan masalah
kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu
masalah.
2. Menelaah
masalah : Dalam menelaah masalah
kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti
dari berbagai sudut.
3. Menghimpun
dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis : Menghimpun dan mengelompokkan data
adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai
bahan pembuktian hipotesis.
4. Pembuktian
hipotesis : Dalam pembuktian hipotesis
kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang
telah terkumpul.
5. Menentukan
pilihan pemecahan masalah dan keputusan :
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang
diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif
pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.
Menurut pendapat
saya langkah yang konkrit dalam memvisualisasikan suatu peristiwa yaitu dengan
langkah sebagai berikut :
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Guru meminta salah
satu murid memimpin doa
|
|
-
Guru mempersiapkan
kelas lebih kondusif dan siap belajar.
|
|
|
-
Menjelaskan tujuan
pembelajaran
|
|
|
-
Guru menyampaikan
topic “Revolusi Besar Dalam Peradaban Manusia”
|
|
|
-
Guru membagi siswa ke
dalam kelompok kecil 4-5
orang, menjadi kelompok I, II, III, IV, V, VI, VII dan VIII
|
|
|
Inti
|
-
Guru menanyakan
gambar jalur penyebaran kebudayaan Kapak Persegi dan Kapak Lonjong
|
|
Mengamati :
-
Siswa diminta untuk
mengamati gambar tersebut
|
|
|
Menanya :
-
Guru mendorong siswa untuk
bertanya hal-hal terkait dengan gambar yang ditayangkan
|
|
|
-
Guru kembali
menegaskan topic pembelajaran yang akan dibahas
|
|
|
-
Guru menegaskan model
pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan model problem based learning
|
|
|
Mengeksplorasi dan mengasosiasi :
·
Guru memberikan
pengantar singkat, missalnya menjelaskan Jaman hidup baru, berlangsung sejak
kira-kira 60 juta tahun yang lalu sampai kini. Kebudayaan neolithikum adalah
kebudayaan pertama kali yang bisa dikatakan tersebar diseluruh kepulauan Indonesia.
Kebudayaan neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam
peradaban manusia. Pada jaman ini dikenal kepandaian akan mengasah. Bahkan
banyak alat-alat itu diupam sehingga indah sekali dan merupakn betul-betul
hasil seni yang bernilai tinggi. Selain itu, masyarakatnya pun sudah
bertempat tinggal tetap dan bercocok tanam. Menurut alat-alatnya yang
ditemukan dan yang menjadi corak khusus, neolithikum Indonesia dapat dibagi
menjadi dua golongan besar,
ü kebudayaan
kapak persegi
ü kebudayaan
kapak lonjong
Hasil budaya pada zaman itu tidak hanya berupa alat
akan tetapi juga berupa cara hidup manusia pada zaman itu, antara lain dalam
bidang ekonomi, social, dan kesenian.
|
|
|
-
Setiap kelompok
mendapatkan tugas melakukan eksplorasi/mengumpulkan informasi dan
mengasosiasi melalui diskusi kelompok untuk mengasosiasikan fakta-fakta ynag
berhasil ditemukan dan dirumuskan :
·
Kelompok 1 dan 2
bertugas mendiskusikan dan merumuskan materi tentang asal usul penyebaran
alat pada zaman Neolithikum
·
Kelompok 3 dan 4
berdiskusi dan merumuskan tentang ciri-ciri zaman Neolithikum
·
Kelompok 5 dan 6
mendiskusikan dan merumuskan tentang kebudayaan penting pada zaman
Neolithikum
·
Kelompok 7 dan 8
mendiskusikan dan merumuskan tentang hasil budaya material dan immaterial
pada zaman Neolithikum
|
|
|
Mengkomunikasikan :
-
Presentasi hasil
kelompok (masing-masing kelompok) dalam rangka mengkomunikasikan hasil karya
kelompok, dan di tanggapi oleh kelompok lain.
|
|
|
Penutup
|
-
Klasifikasi/kesimpulan
siswa dibantu oleh guru menyampaikan materi tentang “Revolusi Besar Dalam
Peradaban Manusia” sebagai gambaran dari adanya zaman batu muda di Indonesia
|
|
-
Siswa melakukan
refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran dalam pelajaran apa yang diperoleh
telah belajar tentang topic pembelajaran “Tipologi hasil budaya Praaksara
zaman Neolithikum”
|
|
|
-
Guru sekali lagi
menegaskan agar para siswa tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Maaha Esa yang telah
memberikan kecerdasan kepada manusia purba zaman Neolithikum sehingga dapat
menghasilkan beberapa kebudayaan dengan setiap kebudayaan menghasilkan
berbagai macam alat. Dengan kecerdasan yang dimiliki manusia pada zaman itu
membuat peradaban manusia pada zaman itu telah mengalami suatu revolusi.
|
|
|
-
Guru melakukan
evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran, misalnya dengan
mengajukan pertanyaan :
1) Apa
sajakah hasil kebudayaan material pada zaman Neolithikum ?
2) Apa
sajakah hasil kebudayaan immaterial pada zaman Neolithikum?
3) Bagaimana
ciri-ciri zaman Neolithikum?
4) Bagaimanakah
penyebaran hasil budaya material pada zaman Mesolithikum?
5) Bagaimana
kebudayaan Kapak Persegi dan Kapak Lonjong pada zaman Neolithikum?
|
|
|
Tugas :
1. Siapkan
peta jalur penyebaran kebudayaan kemudian dengan peta itu ditunjukkan dengan
gambar garis-garis yang menunjukkan tempat persebaran alat/hasil budaya
material pada zaman Neolithikum di Indonesia sehingga pada zaman itu terdapat
kebudayaan Kapak Persegi dan Kapak Lonjong. Jangan lupa bedakan (warna atau
bentuk) garis untuk masing-masing alat/hasil budaya materialnya.
|
|
|
2. Siswa
diberi tugas untuk membuat laporan atau karya tulis tentang “Revolusi Besar
Dalam Peradaban Manusia”
|
|
2.4 Kelebihan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Adapun kelebihan penggunaan metode
pemecahan masalah (Problem solving)
antara lain :
a) Dengan Metode Problem Solving akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta
didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan
yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika
peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
b) Melatih peserta didik untuk
menghadapi problema-problema atau situasi yang timbul secara spontan.
c) Peserta didik menjadi aktif dan
berinisiatif sendiri serta bertanggung jawab sendiri.
d) Pendidikan disekolah relevan dengan
kehidupan.
e) Dalam situasi Metode Problem Solving, peserta didik
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan
mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
f) Metode
Problem Solving
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
g) Metoda ini memiliki kecocokan
terhadap konsep inovasi pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal
sebagai berikut :
ü peserta didik memperoleh pengetahuan
dasar (basic sciences) yang berguna untuk memecahkan masalah bidang keteknikan
yang dijumpainya;
ü peserta didik belajar secara aktif
dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan
sebenarnya, yang sering disebut student-centered;
ü peserta didik mampu berpikir kritis,
dan mengembangkan inisiatif.
h) Mendidik siswa untuk
berpikir secara sistematis.
i)
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
j)
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
k)
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
l)
Merangsang perkembangan kemajuan berfikir
siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
m) Belajar menganalisis suatu masalah
dari berbagai aspek.
n) Mendidik siswa percaya diri sendiri.
o)
Dengan meningkatkan potensi intelektual dari dalam diri
siswa maka akan menimbulkan motivasi intern bagi siswa.
p)
Dengan menggunakan metode ini menyebabkan materi yang
telah dipelajari akan tahan lama.
q)
Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam
mengeluarkan pendapatnya sehingga para siswa merasa lebih dihargai dan yang
nantinya akan menumbuhkan rasa percaya diri
r)
Para siswa akan diajak untuk lebih menghargai orang
lain
s)
Untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan
lisannya
t)
Mengajak siswa berpikir secara rasional
2.5 Kelemahan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Adapun kelemahan penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) antara lain:
a) Memerlukan waktu yang lama
b) Murid yang pasif dan malas akan
tertinggal
c) Sukar sekali untuk mengorganisasikan
bahan pelajaran.
d) Sukar sekali menentukan masalah yang
benar-benar cocok dengan tingkat kemampuan peserta didik.
e) Terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan
siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian
atau konsep tersebut.
f) Metode problem solving ini
memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode
pembelajaran yang lain.
g) Melibatkan
lebih banyak orang.
h) Tidak semua
materi pelajaran mengandung masalah.
i)
Memerlukan perencanaan yang teratur
dan matang.
BAB 3. SIMPULAN
Metode pemecahan masalah adalah suatu cara menyajikan
pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu
masalah/persoalan dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Metode pemecahan masalah (problem
solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan
melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau
perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara
bersama-sama.
Metode problem
solving cocok untuk pembelajaran sejarah karena dengan penggunaan metode
problem solving siswa dapat bekerja dan berpikir sendiri dengan demikian siswa
akan dapat mengingat pelajarannya dari pada hanya mendengarkan saja. Dan metode
ini menuntut keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah
konkrit metode problem solving yaitu :
SINTAK PEMBELAJARAN
|
KEGIATAN PEMBELAJARAN
|
1. Stimulation (simulasi/ pemberian rangsangan)
|
Pemberian rangsangan/motivasi, menyinggung problem
yang akan dipecahkan dan bersifat dilematis bahkan controversial, contohnya:
-
Kondisi
eropa barat setelah jatuhnya Konstntinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun
1453
-
Pada abad
ke-16, di Nusantara lebih banyak berkembang kerajaan-kerajaan besar. Mengapa
bangsa barat dapat menguasai kerajaan-kerajaan tersebut.
|
2. Problem statement (pertanyaan/identifikasi masalah)
|
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang berkaitan dengan
permasalahan sehingga siswa menentukan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya:
-
Apa latar
belakang kedatangan bangsa barat ke dunia timur
-
Mengapa
pelayaran samudera diprakarsai pelayar-pelayar Eropa (Spanyol dan Portugis)
-
Mengapa
wilayah Nusantara menjadi tujuan penting pelayaran samudera.
|
3. Data Collection (pengumpulan data)
|
Pada tahp ini peserta didik mengumpulkan informasi
yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi melalui
bermacam-macam sumber pembelajaran (buku, majalah, internet, dan lain-lain)
sehingga mengumpulkan data bersifat variatif.
|
4. Data processing (pengolahan data)
|
Pada tahap ini peserta didik dalam kelompoknya
berdiskusi untuk mengolah data hasil dari pengolahan data.
|
5. Verification (pembuktian)
|
Pada tahap verifikasi peserta didik mendiskusikan
hasil pengolahan data dan memverifikasi hasil pengolahan dengan data-data
dengan sumber pembelajaran yang terkait materi yang disajikan.
|
6. Generalization (menarik kesimpulan)
|
Pada tahp ini peserta didik menyimpulkan hasil
diskusi.
|
Pembelajaran problem solving ini
memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan model pembelajaran problem
solving diantaranya yaitu melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan,
berpikir dan bertindak kreatif, memecahkan masalah yang di hadapi secara
realistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, menafsirkan dan
mengevaluasi hasil pengamatan, merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, serta dapat
membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan khususnya dunia
kerja.
Sementara kelemahan model
pembelajaran problem solving itu sendiri seperti beberapa pokok bahasan
sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya terbatasnya alat-alat
laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat
menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam pembelajaran problem
solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar