Peradaban
yang di anggap maju di Amerika antara lain :
1.
Peradaban
Cahokia
Asal usul Nama Cahokia
Nama Cahokia diberikan untuk tempat itu pada
tahun 1800-an. Beberapa pakar percaya bahwa kata itu berarti ”kota matahari”.
Yang lain-lain percaya bahwa kata itu berarti ”angsa liar”. Tidak ada catatan
tertulis yang menunjukkan apa sebutan orang-orang daerah itu untuk diri mereka
atau kota mereka. Ada banyak spekulasi tentang asal mula peradaban Cahokia, dan
para pakar beradu pendapat tentang jawabannya. Francis Jennings, direktur
emeritus Pusat Perpustakaan Newberry untuk Sejarah Indian Amerika, yakin bahwa
kolonis yang mula-mula dari Mesoamerika membawa tanaman jagung dan metode
rancang bangun mereka ke Lembah Mississippi. Ia menulis, ”Melalui kegiatan
perdagangannya, para kolonis tampaknya memperoleh keunggulan atas suku-suku
pribumi di Lembah Mississippi hingga skala yang begitu besar bagaikan sebuah imperium.
Mereka membawa dari Mesoamerika kebiasaan membangun piramida terpotong dan
mendirikan kuil-kuil serta bangunan administratif pada bagian puncak permukaan
datar itu.”
Namun, Jennings mengakui bahwa banyak hal yang
masih tidak pasti. ”Para arkeolog silang pendapat tentang apakah orang
Mississippi sebenarnya adalah kolonis dari Meksiko, dan mereka tidak dapat
memastikan banyak hal tentang masalah itu dan sekaligus tidak dapat memberikan
alternatif yang masuk akal”.
Kepercayaan dan
Kehidupan Orang Cahokia
Di kantor wisata situs tersebut terdapat
pameran dengan patung seukuran manusia yang menggambarkan kegiatan khas
sehari-hari di Cahokia, termasuk menguliti kijang dan menggiling jagung.
Pengetahuan tentang budi daya jagung, ditambah dengan akses ke sumber daya alam
lainnya, merupakan fondasi peradaban Cahokia.
Seorang arkeolog menggambarkan Cahokia sebagai
”Yerusalem-nya Amerika Utara”, karena agama tampaknya telah meresap ke dalam
setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Sumber lain mengatakan bahwa ”pada puncak
kejayaannya (1000-1150 M), Cahokia merupakan rumah bagi teokrasi yang sangat
tersentralisasi”. Artifak-artifak yang ditemukan di sini menunjukkan bahwa bagi
orang Cahokia, agama dan masyarakat tidak terpisahkan. Menurut buku Cahokia—City
of the Sun, ”dunia mereka dipenuhi kekuatan-kekuatan yang saling bertolak
belakang—gelap dan terang, tertib dan anarki, kebaikan memperoleh pahala dan
kejahatan mendapat hukuman”. Orang Cahokia percaya kepada kehidupan di akhirat.
Oleh karena itu, orang mati dimakamkan dengan hormat dan sering kali disertai
upacara keagamaan yang rumit, khususnya di kalangan kaum elite. Beberapa
gundukan mereka adalah makam dan mungkin peranannya serupa dengan peranan
piramida-piramida Firaun Mesir.
Situs Sejarah Yang di
Lindungi
Dengan kawasan seluas lebih dari 13 kilometer
persegi, menurut sebuah sumber, Cahokia ”tak diragukan lagi adalah kota
prasejarah terbesar di sebelah utara Meksiko”. (Encyclopedia of North
American Indians) Selain itu, di sepanjang lembah Sungai Mississippi terdapat
sisa-sisa gundukan tanah yakni saksi bahwa suatu peradaban yang berkembang
pesat pernah ada di sini. Sebenarnya, St. Louis sendiri dijuluki Kota
Gundukan sebelum perluasan kota itu menguburkan 26 gundukan yang berada di
perbatasannya. Beberapa Penduduk Asli Amerika menganggap Cahokia sebagai lokasi
awal berpencarnya banyak suku mereka. Buku The Native Americans
menyatakan bahwa ”keturunan orang Mississippi pembangun gundukan menjadi suku
Chickasaw, Seminole, dan Choctaw”. Sumber lain mengatakan bahwa merekalah nenek
moyang suku Creek, Cherokee, Natchez, dan lain-lain.
Ukuran-ukuran dari gundukan itu sangatlah
berbeda. Meskipun ukuran dan bentuknya berbeda-beda, semuanya terbuat dari
tanah, yang dibawa dalam keranjang ke situs pembangunan gundukan itu.
Diperkirakan bahwa, seluruhnya, kira-kira 1,5 juta meter kubik tanah
dipindahkan dengan cara ini. Ada tiga jenis gundukan: gundukan berbentuk
tenda, yang mungkin berfungsi sebagai penanda lokasi, meskipun ada yang
berisi kuburan; gundukan berbentuk kerucut, yang mungkin juga digunakan
untuk pekuburan; dan gundukan berbentuk panggung, yang tingginya
berkisar antara satu meter hingga 30 meter dan berfungsi sebagai fondasi
untuk mendirikan bangunan-bangunan. Di atas gundukan berbentuk panggung
sering kali dibangun kuil, balai dewan penasihat, atau tempat tinggal kaum
elite.
Pada mulanya, Cahokia meliputi 120 gundukan
tanah. Tetapi, sekarang, setelah bertahun-tahun kegiatan pertanian dan
perluasan kota di kawasan itu, hanya 80 gundukan yang tersisa. Di antaranya, 68
gundukan terletak dalam batas-batas situs yang sekarang seluas 890 hektar.
Sejak tahun 1925, Cahokia telah dilindungi sebagai Situs Bersejarah Negara
Bagian Illinois. Dan, pada tahun 1982, Organisasi Pendidikan, Sains, dan
Kebudayaan PBB (UNESCO) menetapkan Gundukan-Gundukan Cahokia sebagai situs
Peninggalan Dunia karena nilainya yang penting dalam memahami sejarah masa awal
Amerika Utara. Pada tahun 700 M, daerah di sekitar Cahokia dihuni oleh
orang Indian dari kebudayaan Pengujung Hutan. Namun, gundukan-gundukan tersebut
baru dibangun kira-kira 200 tahun kemudian.
Alasan Cahokia dibangun yaitu sama dengan alasan St. Louis dibangun
tidak jauh dari situ. Situs tersebut berdekatan dengan persimpangan tiga sungai
utama yakni Mississippi, Missouri, dan Illinois yang merupakan daerah banjir
yang subur yang oleh para geolog dijuluki sebagai Fondasi Amerika.
Sungai-sungai dan anak-anak sungainya sarat
dengan burung air yang sedang bermigrasi dan ikan. Hutan-hutan di sekelilingnya
tidak hanya menyediakan kayu gelondongan tetapi juga binatang buruan, khususnya
rusa ekor putih merupakan sumber utama daging. Sumber daya lainnya, seperti
basal, oker merah, galena, dan granit, berasal dari Plato Ozark yang
berdekatan. Dan, prairi-prairi di dekatnya menyediakan banyak rumput tinggi
untuk digunakan dalam mendirikan rumah dan bangunan lain bagi penduduk kota itu
yang puncaknya mungkin mencapai kira-kira 20.000 orang atau lebih. Daerah
banjir itu sendiri menghasilkan berlimpah panenan, termasuk jagung, amarantus,
waluh, kembang labu, dan bunga matahari. Orang Cahokia juga bisa mengumpulkan pecan,
kacang hickory, buah beri hitam, dan plum liar. Selain itu,
sungai-sungai itu memungkinkan mereka mengadakan perdagangan besar-besaran ke
segala penjuru. Kulit kerang dari Teluk Meksiko, tembaga dari kawasan
Danau-Danau Besar Amerika Utara, dan mika dari Gunung Appalachian semuanya
telah ditemukan di Cahokia.
Keruntuhan
Bagian yang paling misterius dari Cahokia
adalah bagaimana peradaban ini berakhir dan punah, para sejarawan belum ada
yang mengetahuinya secara pasti. Hipotesis utama adalah erosi dari perburuan
dan penebangan hutan yang berlebihan, invasi dari suku luar, penyakit, atau
ditinggalkan akibat keruntuhan politik.
2.
Peradaban
Zapotec
Peradaban
Zapotek adalah peradaban pra-Colombus
yang berkembang di Lembah Oaxaca,
benua Amerika.
Bukti arkeologis menunjukan bahwa peradaban mereka dapat ditilik kembali ke
2500 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan bukti arkeologis di kota kuno Monte Albán.
Bahasa yang dituturkan oleh peradaban ini adalah bahasa Zapotek.
Zapotec Merupakan sebuah kelompok orang asli Mexico. Kaum Zapotec
tertumpu di negeri Oaxaca, tetapi juga
menduduki negeri-negeri jiran di Mexico. Kini, dianggarkan terdapat 800,000
hingga 1,000,000orang Zapotec, kebanyakannya hanya mampu bertutur dalam satu
baahsa iaitu salah satu loghat
Zapotec. Pada zaman pra-Columbus, tamadun
Zapotec merupakan salah
satu kebudayaan yang termaju di Mesoamerika, lebih-lebih
lagi memiliki sistem tulisan tersendiri. Kebanyakan mereka yang berketurunan
Zapotec telah berhijrah ke Amerika Syarikat sepanjang beberapa dekad, lalu
menubuhkan pertubuhan-pertubuhan sosial di kawan-kawasan Los
Angeles dan Central
Valley, California.
Orang Zapotec terdiri daripada empat golongan, iaitu: istmeños yang tinggal di
selatanSegenting
Tehuantepec, serranos yang tinggal di
pergunungan utara Sierra
Madre de Oaxaca, Zapotec selatan yang tinggal di pergunungan selatan Sierra Sur,
dan Zapotec Central Valley yang tinggal di sekitar Lembah
Oaxaca.
Kebudayaan Zapotec yang
sangat kental di Oaxaca merupakan salah satu kebudayaan penting dari bagian
Mesoamerika (Meksiko, Guatemala, El Savador, Honduras, Nicaragua dan Costa
Rica). Yang menakjubkan, saat berada di
Oaxaca kita seakan kembali ke zaman Meksiko masih utuh dengan segala
kebudayaannya, tepatnya sebelum bangsa Spanyol memulai pendudukannya di abad
ke-15. Di antara banyak situs bersejarah, tempat wisata dan kota-kota kecil
suku asli yang masih tersisa, saya berhasil memilih beberapa tempat untuk
dikunjungi.
3.
Peradaban
Toltec
Kaum Toltec (atau Toltec
atau Tolteca) merupakan orang asli Amerika,
Pre-Columbian
yang menguasai kebanyakan dari tengah Mexico
antara abad ke 10
dan abad ke 12
SM. Bahasa mereka - Nahuatl
- juga dipertuturkan oleh kaum Aztek.
Kaum
Toltec pada mulanya dikelaskan
sebagai orang nomad yang cenderung kepada kuasa ketenteraan, dan mereka atau
leluhur (nenek moyang) mereka mungkin bertanggung jawab merompak bandar Teotihuacan
(sekitar. 750).
Setelah mereka berubah kepada penduduk kediaman yang tetap, kaum Toltec telah
menggabungkan negeri-negeri kecil di Mexico Tengah dan membentuk satu empire
yang diperintah dari ibu negeri mereka, Tula (juga dikenali
sebagai Tolán). Kaum Toltec merupakan pembina kuil
yang agung. Pengaruh kaum Toltec
merebak dikebanyakan Mesoamerika
dalam tempoh post-Klassic. Pengaruh Toltec ke atas kebudayaan Maya
di Yucatán
amat kuat, ini jelas kelihatan di bandar Chichen Itza.
Barangan seramik mereka telah ditemui sehingga Costa Rica
di bahagian selatan.
Peradaban Toltec tersebar ke kawasan
Maya di Chichen Itza, dan Maya sekali lagi
dipengaruhi oleh orang-orang Mexico Tengah. Sistem politik Toltek amat
berpengaruh sehingga mana-mana dinasti Maya yang serius kemudian menuntut diri
sebagai daripada jurai keturunan Toltec. Sebenarnya jurai keturunan Toltec yang
dihargai ini kemudian mewujudkan suasana untuk tamadun asli yang terakhir di
Mexico.
4.
Peradaban Olmec
Kebudayaan Olmec adalah sebuah peradaban
purbakala yang tinggal di kawasan dataran rendah di selatan Mexico, di dekat
kota Veracruz dan Tabasco. Kebudayaan Olmec diperkirakan muncul dari tahun
1500SM-400SM, terkenal dengan budaya berias-rias dengan memakai piercing di
pipi, lidah, hidung, kelopak mata dan kebudayaan ini diakui mempunyai kerajinan
tangan yang memukau diantara kebudayaan-kebudayaan Mesoamerika lainya. Tanda-tanda
pertama dari Olmec sekitar 1400 SM di kota San Lorenzo, penyelesaian Olmec
utama yang didukung oleh dua pusat lainnya, Tenochtitlan dan Potrero Nuevo.
Budaya Olmec adalah master pembangun dengan
masing-masing situs utama mengandung pengadilan seremonial, gundukan rumah,
piramida kerucut besar dan monumen batu termasuk kepala kolosal yang menjadikan
peradaban mereka sangat dikenal. Salah satu unsur penting
dalam peradaban Olmek adalah karya seninya, terutama peninggalan kepala batu raksasa.
Peradan ini pertama kali ditemui melalui artifak yang dibeli oleh kolektor di
pasar seni pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Kebudayaan Olmec sangat bergantung pada perdagangan,
baik antar wilayah Olmec yang berbeda dan dengan masyarakat Mesoamerika
lainnya. Karena mereka salah satu kebudayaan Mesoamerika paling awal dan paling
maju pada saat itu, mereka sering dianggap sebagai budaya ibu dari berbagai
budaya Mesoamerika lainnya. Kebudayaan dunia Olmec dan peradabannya yang hilang
misterius diasumsikan diketahui sekitar 400SM. Sekitar 400 SM sebelah timur
separo wilayah Olmec mulai tak berpenghuni mungkin karena perubahan lingkungan.
Mereka mungkin juga mengungsi setelah aktivitas gunung berapi di daerah
tersebut. Teori populer lain adalah bahwa mereka diserang, tetapi tidak ada
yang tahu siapa penjajah yang mungkin menginvasi Bangsa Olmec.
5.
Peradaban
Maya
Sejarah Suku Maya
Peradaban
suku maya adalah sebuah peradaban yang muncul di Mesoamerika, terkenal akan
skrip tertulisnya yang berasal dari masa Pra-Columbus, juga terkenal akan
kebudayaannya yang spektakuler, arsitektur, serta sistem matematika dan
astronominya yang unik.Peradaban Maya berawal pada periode Pra-klasik, yang
berkembang pada Periode Klasik (sekitar 250 M sampai 900 M), dan berlanjut
sampai periode Pos-Klasik sampai kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada
zaman keemasannya, negeri Maya adalah salah satu negeri terpadat dan berbudaya
paling dinamis di dunia.
Peradaban
Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini
disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah
tersebut. Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak
sendirinya dihasilkan Maya–namun kebudayaan mereka sungguh tinggi. Pengaruh
Maya dapat ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat
negeri Maya. Peradaban di luar Maya juga mempengaruhi peradaban Maya, dimana
ditemukan di seni tradisional Maya dan arsitekturnya. Pengaruh ini didapat dari
hasil pertukaran budaya serta perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal.
Bangsa Maya
tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun dengan
kedatangan penjelajah bangsa Spanyol conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang
berturut-turut. Saat ini, Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih
mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan ideologi
Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa pos-pendudukan. Bahasa
Maya tetap menjadi bahasa utama mereka saat ini. Salah satu bentuk budaya
mereka, Rabinal Achí, yaitu sebuah drama tradisional, dimasukkan ke dalam
daftar Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia oleh UNESCO di
tahun 2005.
1) Letak
Geografis
Kerajaan Maya terletak di Meksiko
Selatan dan Amerika Tengah, wilayah kerajaan maya meliputi Semenanjung Yucatan
{ Meksiko}, Honduras, dan Guatemala. Pusat peradabannya ada di Semenanjung
Yucatan.
2) Pertanian
Suku Maya telah mengenal sistem
pengairan terusan. Mereka membangun kebun chinampa di pulau-pulau yang dangkal
di lembah Meksiko dan tanamam pokoknya adalah jagung.
3) Ilmu
Astronomi
Suku maya telah mengenal dua sistem
kalender yaitu;
·
Sistem kalender berdasarkan
peredaran matahari, 1 tahun=365 hari
·
Sistem kalender bedasarkan
kepercayaan, 1 tahun = 260 hari
4) Hasil
Kebudayaan
Hasil kebudayaan suku maya adalah ;
·
Mampu membangun kota terbesar di
dunia, kota theotihuakan yang di huni 100.000 penduduk.
·
Tikal, situs tertua di dunia yang
berupa piramida terjal di sisinya.
·
Kota dongeng machu picchu bertengger
mengangkangu gunung yang sempit, menjulang tinggi setinggi 600 M di atas lembah
sungai Urubamba.
5) Kepercayaan
Kepercayaan suku maya banyak menyembah
dewa-dewa { politheisme}, seperti dewa laut , dewa matahari , dewa hujan, dan
dewa musim semi.mereka juga mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa
manusia. Karena mereka percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darah
manusia untuk menentukan kelangsungan hidup di dunia.
Legenda Suku Maya
Rahasia
Kebudayaan Bangsa Maya Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa
Maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa Maya tidak
terlepas dari suasana hutan belantara di benua Amerika. Menyinggung tentang
bangsa Maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok orang
Indian yang sekujur tubuhnya mengenakan pakaian bulu warna cemerlang, berputar
mengelilingi lingkaran di bawah sinar rembulan melaksanakan upacara misterius,
di tengah-tengah berdiri dukun sakti yang berilmu tinggi. Mari kita simak
ulasan yang diambil dari Buku “Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah”. Bangsa
Maya tinggal di Amerika Tengah yang sekarang ini, bekas peninggalan sejarah
yang misterius berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi,
sekalipun begitu, ada beberapa orang yang mengetahui, bahwa bangsa Maya
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan bangsa Tiongkok dan Mongol di
belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni bangsa
Maya yang mahatinggi, jauh melebihi kehebatan teknologi masa kini.
Proses Penemuan Suku
Maya Oleh Orang Luar
Bangsa
Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status agresor mereka
menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu
hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi
kapal dan meriam kuat bangsa Spanyol. Dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan
agama mereka ke tempat tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan
takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut,
mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.
Tidak
disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan
peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, di dalamnya
tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang
mahatinggi pada masa itu. Mungkin demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang
menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan budaya Maya saat
itu secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.
Penemuan Piramida di
Peradaban Suku Maya
Piramida
bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal
setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak
begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida
bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad
tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun
dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk
kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling
piramida Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91
undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas
adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari
dalam satu tahun.
Bangsa Maya
sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun di luar bangunan
semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda langit.
Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52
buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.
Kepunahan Peradaban
Suku Maya
Menurut data
penelitian: “Suatu hari di tahun 909 M, tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa kuno
Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya meninggalkan kuil yang belum
selesai dibangun, bahkan sejumlah besar balairung dewa dan bangunan model
raksasa semuanya ditinggalkan begitu saja, terbenam dalam reruntuhan tembok
yang roboh. Semua pusat pemujaan juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak
hari itu, kebijaksanaan leluhur lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang
tertinggal pun mulai berubah menjadi buta pengetahuan dan merosot moralnya.”
Dari bukti
penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang rasional: Setelah
mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan perkembangan budaya
materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun merosot, menuju kemerosotan
moral masyarakat. Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat
sulit bagi kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya
terjadi pada tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan
bangsa Maya, misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun pendapat
lainnya tentang wabah, keracunan massal, penyakit menular, bahkan dikatakan
populasi yang membengkak, pembakaran hutan secara berulang kali untuk bercocok
tanam yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun bencana ekonomi, bahkan
dikatakan invasi musuh, perang antarkota, pemberontakan kaum petani maupun
masalah sosial seperti bunuh diri massal, dan pendapat lain yang tak terhitung
jumlahnya.
6.
Peradaban
Aztec
Legenda Suku Aztec
Aztek
merupakan satu dari beberapa kebudayaan, yang disebut secara umum sebagai
"nahuas" mengikut bahasa mereka. Ketika kaum Aztek sampai ke lembah
Anahuac, mereka dianggap oleh nahuas lain sebagai yang paling tidak berperadaban,
jadi mereka memutuskan untuk belajar, dan mengambil dari kaum- kaum lain,
mereka banyak belajar dari Toltec tua (yang
sering dikelirukan dengan kebudayaan Teotihuacan yang lebih
tua). Kaum Aztek menggabungkan beberapa tradisi dicampurkan dengan tradisi
mereka sendiri. Karena itu mereka mempunyai beberapa mitos penciptaan, satu
darinya menggambarkan empat era sebelum dunia sekarang, kesemuanya berakhir
dengan malapetaka. Era kelima akan kekal disebabkan pengorbanan hero kepada matahari. Dongeng
ini dikaitkan dengan kota tua Teotihuacan, yang telah
musnah ketika kaum Aztek tiba. Mitos yang lain menggambarkan dunia sebagai
ciptaan dewa kembar, Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl.
Tezcatlipoca kehilangan kakinya dalam proses ciptaan dunia dan semua gambaran
dewa ini menggambarkan Tezcatlipoca tanpa kaki dan menampakkan tulang.
Quetzalcoatl juga dikenali sebagai Tezcatlipoca Putih.
Kebudayaan Aztec
Suku bangsa Nahua, yang terakhir
tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah tersebut.
Salah satu diantara suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya
bangsa Aztec merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran
wilayah tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis,
bangsa Aztec kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan
makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai ditempat
yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan gususan
danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco,
bangsa Aztec memperoleh semacam wangsit karena telah meihat seekor elang dengan
seekor ular dimulutnya, yang sedang bertengger pada sebatang kaktus. Karena
menganggap hal tersebut sebagai pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa
pulau tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka. Distulah
mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota tersebut dengan
membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah
dan tanaman. Di daerah danau ini mereka mengembangkan pertanian yang bersifat
primitif. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa Aztec kemudian
berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid
banyak didirikan.
Sistem Kepercayaan
Peradaban Aztec
Bangsa Aztec adalah bangsa yang
gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sendiri dan
bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztec menyembah banyak dewa atau
politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai
bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus
beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan
pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan
manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap
memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas altar
dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara
pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak
orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan
oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk
pengorbanan dewa, yaitu :
1.
Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah
tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2.
Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber
protein dan vitamin. Hipotesis ini sangat lemah, karena bangsa Aztec
menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
3.
Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan
pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja.
Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa
matahari, orang-orang yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti
jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru
membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang
memasuki daerah terlarang istana raja.
Calon
korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling berebut bagian mereka
masing-masing dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu
memprsembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang
dewa. Untuk sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat
mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu mereka sering mengirim rombongan
pejuang ke wilayah sekutunya untuk menangkapi calon-calon korban.
Pada
puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah
yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus
lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang
kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk
mencegah kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya
matahari. Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu
pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para
pendeta merupakan suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa
dengan cara membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan
mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec.
Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual
bila mereka tertewan dalam peperangan.
Peninggalan-Peninggalan
Bangsa Aztec
Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau
arsitektur yang amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenocl
(Mexico City) mereka menyaksikan kemajuan bangsa ini. Di sini terdapat
bangunan-bangunan seperti aquadec atau bangunan lain, tempat jalan raya menuju
kota, jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati kota serta jembatan
diatasnya. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi tinggi menurut
jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai persembahan kepada
dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri atas tiga tingkat,
yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di bangunnya jalan-jalan dan
kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang
dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan bebek,
ayam, kalkun, kelinci, dan rusa.
Arsitektur bangsa Aztec tergolong sederhana,
lebih mementingkan fungsi daripada keindahan lahiriah. Di pegunungan, rumah
orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur, mirip batako yang kita kenal
di Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka berdinding ranting-ranting atau
batang padi yang diplester dengan tanah liat dan beratapkan alang-alang.
Sebagai tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya mereka mempunyai bangunan
lain seperti tempat penyimpanan dan tempat seluruh keluarga mandi uap. Orang
Aztec yang kaya memiliki rumah dari batako atau batu yang dibangun mengelilingi
suatu Patio, yaitu ruang luas yang terbuka di tengah rumah.
Kuil Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi
patung merupkan salah satu karya terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit
peninggalan karya arsitektur Aztec yang masih dapat ditemukan. Orang Spanyol,
yang beragama kristen, telah memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan
keagamaan orang Aztec. Mereka bahkan telah menghancurkan kota lama Tenochitlan.
Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang
pertanian adalah alpukat, kacang merah dan jagung, mereka juga membuat
kerajinan dari emas dan perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis
barang dagangannya yang diperjualbelikan dan sarana penunjang yang dibangunnya
para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan dan
peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh bangsa
Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
Keruntuhan Peradaban
Aztec
Bangsa
Aztec mengalami kehancuran karena datangnya Spanyol. Dengan raja terakhirnya
Monte Zuma II. Bangsa Spanyol banyak membunuh orang-orang Aztec. Di Mexico
City, pada kilang-kilang minyak dan pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang
memompa polutan udara asam ke pantai Teluk Meksiko mengancam kelestarian
lukisan-lukisan dinding (mural) batu di reruntuhan kota El Tajin yang berasal
dari era sebelum kemunculan suku Aztec.
7.
Peradaban
Purepecha
Negara Tarascan adalah negara yang terletak di Meksiko
pada masa pra-Columbus dengan wilayah yang kurang lebih
meliputi Michoacán,
sebagian Jalisco, dan Guanajuato. Pada masa penaklukan Spanyol, negara ini merupakan
negara terbesar kedua di Mesoamerika. Negara ini didirikan pada awal
abad ke-14 dan dijajah bangsa Spanyol pada tahun
1530. Pada tahun 1543, negara ini secara resmi menjadi kegubernuran Michoacán,
yang merupakan nama negara Tarascan dalam bahasa
Nahuatl (yang berarti "tempat mereka yang memiliki ikan").
Dalam bahasa Purépecha yang
merupakan bahasa penduduk Tarascan, nama negara ini adalah Iréchecua
Tzintzuntzáni, atau "Kerajaan Tzintzuntzan".
Penduduk negara Tarascan sebagian besar beretnis Purépecha, namun juga
terdapat kelompok etnis lain seperti Nahua, Otomi, Matlatzinca, dan Chichimec. Kelompok etnis
tersebut secara bertahap terasimilasi dengan kelompok mayoritas P'urhépecha.
Negara Tarascan terdiri dari jaringan negara-negara
pembayar upeti yang secara bertahap semakin tersentralisasi di bawah kekuasaan
seorang cazonci. Ibukota
Tarascan terletak di Tzintzuntzan
di tepi Danau Pátzcuaro,
Michoacán, dan menurut tradisi lisan Tarascan kota tersebut didirikan oleh cazonci
pertama Tariácuri dan didominasi
oleh garis keturunannya "Uacúsecha" ("Elang" dalam
bahasa Purépecha).
Negara Tarascan merupakan musuh dari Aliansi Tiga Aztek. Negara Tarascan menahan
perluasan wilayah Aztek ke barat laut, dan Tarascan memperkuat dan menjaga
batasnya dengan Aztek. Karena terisolasi, negara Tarascan memiliki budaya yang
sangat berbeda dengan kelompok Mesoamerika lainnya, seperti penggunaan logam
untuk alat, ornamen, dan bahkan senjata.
8.
Peradaban
Chimor
9.
Peradaban
Inca
Asal Usul Peradaban
Inca
Inca
merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut
legenda, asal-usul suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari,
yang berasal dari sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah
mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak penaklukan oleh
kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya
dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu
wilayah kekuasaan besar dan luas yang membentang dari Quito di Utara sampai
Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah kekuasaannya Tabuantisuyu,
artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh
wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang
dibagi menjadi lebih dari 80 propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan
seorang pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan
Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru.
Bukti-bukti arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari
fase Killke (1200-1380), ditemukan di daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi
Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di daerah
tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu
wilayah yang kecil saja. Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa
Inca memiliki watak militer sehingga perluasan wilayah Imperium dilakukan
dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah
tahun 1438 – 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan
daerah-daerah sekitarnya. Selama pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti
Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan manklukan daerah-daerah
Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan., Argebtina barat laut, dan Chile. Pengganti
Topa Inca adalah Huayna Capac yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525
M. setelah meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar
dan Attahualpa.
Mata Pencaharian Bangsa
Inca
Bangsa
Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak
tahun 600–1000 Masehi, bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian.
Mereka membuat sistem terasering untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah,
mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak ditanam
oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan
kentang. Hasil pertanian ini digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga
untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi dan ribuan buruh
pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang
terbuat dari jagung.
Bangsa
Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional
dipaksanakan oleh raja kepada penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua
ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah Tahuanntinsuyu. Bangsa Inca
memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau paling
bawah dari organisasi masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang
bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki. Kelompok ayllu yang
bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut
saya. Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah
administratif (waman). Kekuasaan tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan
seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa matahari Inti.
Oleh karena itu gelar yang dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang
bererti Putra Dewa Matahari). Di bawahnya adalah pejabat yang disebut apo
sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4 wilayah). Di bawah apo ada
tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Pada Peradaban Inca
Bangsa
Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu
pengetahuan yang berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu
pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam bidang Matematika dan Astronomi bangsa
Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa
Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni
bangun. Seperti dalam pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan
benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar. Kemajuan bidang
seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam
bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki
atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang
lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam
bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka
dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa
matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya dalam masyarakat Inca
dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari
itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang
sedang memerintah dipandang sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan
pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti
bangsa Aztec. Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan
pemujaan terhadap roh para leluhurnya. Pemujaan itu dilakukan dengan suatu
upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi dalam
bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman
Manko Kapak (Inca yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah
yang megah, seperti istana, sekakan-akan mereka masih hidup secara bergantian
dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang kurang
penting, para bangsawan tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah
keluarganya.
Kepercayaan
terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan
namun kerajaan Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari
pemerintah dan berada di bawah pemerintahan.
Keruntuhan Peradaban
Inca
Perkembangan
kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini akhirnya mengalami kehancuran. Bangsa
Inca mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Francisco Pizzaro tahun
1533.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar