Sabtu, 24 Mei 2014

Resume Peradaban yang Maju di Amerika



Peradaban yang di anggap maju di Amerika antara lain :
1.      Peradaban Cahokia
*      Asal usul Nama Cahokia
Nama Cahokia diberikan untuk tempat itu pada tahun 1800-an. Beberapa pakar percaya bahwa kata itu berarti ”kota matahari”. Yang lain-lain percaya bahwa kata itu berarti ”angsa liar”. Tidak ada catatan tertulis yang menunjukkan apa sebutan orang-orang daerah itu untuk diri mereka atau kota mereka. Ada banyak spekulasi tentang asal mula peradaban Cahokia, dan para pakar beradu pendapat tentang jawabannya. Francis Jennings, direktur emeritus Pusat Perpustakaan Newberry untuk Sejarah Indian Amerika, yakin bahwa kolonis yang mula-mula dari Mesoamerika membawa tanaman jagung dan metode rancang bangun mereka ke Lembah Mississippi. Ia menulis, ”Melalui kegiatan perdagangannya, para kolonis tampaknya memperoleh keunggulan atas suku-suku pribumi di Lembah Mississippi hingga skala yang begitu besar bagaikan sebuah imperium. Mereka membawa dari Mesoamerika kebiasaan membangun piramida terpotong dan mendirikan kuil-kuil serta bangunan administratif pada bagian puncak permukaan datar itu.”
Namun, Jennings mengakui bahwa banyak hal yang masih tidak pasti. ”Para arkeolog silang pendapat tentang apakah orang Mississippi sebenarnya adalah kolonis dari Meksiko, dan mereka tidak dapat memastikan banyak hal tentang masalah itu dan sekaligus tidak dapat memberikan alternatif yang masuk akal”.
*      Kepercayaan dan Kehidupan Orang Cahokia
Di kantor wisata situs tersebut terdapat pameran dengan patung seukuran manusia yang menggambarkan kegiatan khas sehari-hari di Cahokia, termasuk menguliti kijang dan menggiling jagung. Pengetahuan tentang budi daya jagung, ditambah dengan akses ke sumber daya alam lainnya, merupakan fondasi peradaban Cahokia.
Seorang arkeolog menggambarkan Cahokia sebagai ”Yerusalem-nya Amerika Utara”, karena agama tampaknya telah meresap ke dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Sumber lain mengatakan bahwa ”pada puncak kejayaannya (1000-1150 M), Cahokia merupakan rumah bagi teokrasi yang sangat tersentralisasi”. Artifak-artifak yang ditemukan di sini menunjukkan bahwa bagi orang Cahokia, agama dan masyarakat tidak terpisahkan. Menurut buku Cahokia—City of the Sun, ”dunia mereka dipenuhi kekuatan-kekuatan yang saling bertolak belakang—gelap dan terang, tertib dan anarki, kebaikan memperoleh pahala dan kejahatan mendapat hukuman”. Orang Cahokia percaya kepada kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, orang mati dimakamkan dengan hormat dan sering kali disertai upacara keagamaan yang rumit, khususnya di kalangan kaum elite. Beberapa gundukan mereka adalah makam dan mungkin peranannya serupa dengan peranan piramida-piramida Firaun Mesir.
*      Situs Sejarah Yang di Lindungi
Dengan kawasan seluas lebih dari 13 kilometer persegi, menurut sebuah sumber, Cahokia ”tak diragukan lagi adalah kota prasejarah terbesar di sebelah utara Meksiko”. (Encyclopedia of North American Indians) Selain itu, di sepanjang lembah Sungai Mississippi terdapat sisa-sisa gundukan tanah yakni saksi bahwa suatu peradaban yang berkembang pesat pernah ada di sini. Sebenarnya, St. Louis sendiri dijuluki Kota Gundukan sebelum perluasan kota itu menguburkan 26 gundukan yang berada di perbatasannya. Beberapa Penduduk Asli Amerika menganggap Cahokia sebagai lokasi awal berpencarnya banyak suku mereka. Buku The Native Americans menyatakan bahwa ”keturunan orang Mississippi pembangun gundukan menjadi suku Chickasaw, Seminole, dan Choctaw”. Sumber lain mengatakan bahwa merekalah nenek moyang suku Creek, Cherokee, Natchez, dan lain-lain.
Ukuran-ukuran dari gundukan itu sangatlah berbeda. Meskipun ukuran dan bentuknya berbeda-beda, semuanya terbuat dari tanah, yang dibawa dalam keranjang ke situs pembangunan gundukan itu. Diperkirakan bahwa, seluruhnya, kira-kira 1,5 juta meter kubik tanah dipindahkan dengan cara ini. Ada tiga jenis gundukan: gundukan berbentuk tenda, yang mungkin berfungsi sebagai penanda lokasi, meskipun ada yang berisi kuburan; gundukan berbentuk kerucut, yang mungkin juga digunakan untuk pekuburan; dan gundukan berbentuk panggung, yang tingginya berkisar antara satu meter hingga 30 meter dan berfungsi sebagai fondasi untuk mendirikan bangunan-bangunan. Di atas gundukan berbentuk panggung sering kali dibangun kuil, balai dewan penasihat, atau tempat tinggal kaum elite.
Pada mulanya, Cahokia meliputi 120 gundukan tanah. Tetapi, sekarang, setelah bertahun-tahun kegiatan pertanian dan perluasan kota di kawasan itu, hanya 80 gundukan yang tersisa. Di antaranya, 68 gundukan terletak dalam batas-batas situs yang sekarang seluas 890 hektar. Sejak tahun 1925, Cahokia telah dilindungi sebagai Situs Bersejarah Negara Bagian Illinois. Dan, pada tahun 1982, Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) menetapkan Gundukan-Gundukan Cahokia sebagai situs Peninggalan Dunia karena nilainya yang penting dalam memahami sejarah masa awal Amerika Utara. Pada tahun 700 M, daerah di sekitar Cahokia dihuni oleh orang Indian dari kebudayaan Pengujung Hutan. Namun, gundukan-gundukan tersebut baru dibangun kira-kira 200 tahun kemudian.  Alasan Cahokia dibangun yaitu sama dengan alasan St. Louis dibangun tidak jauh dari situ. Situs tersebut berdekatan dengan persimpangan tiga sungai utama yakni Mississippi, Missouri, dan Illinois yang merupakan daerah banjir yang subur yang oleh para geolog dijuluki sebagai Fondasi Amerika.
Sungai-sungai dan anak-anak sungainya sarat dengan burung air yang sedang bermigrasi dan ikan. Hutan-hutan di sekelilingnya tidak hanya menyediakan kayu gelondongan tetapi juga binatang buruan, khususnya rusa ekor putih merupakan sumber utama daging. Sumber daya lainnya, seperti basal, oker merah, galena, dan granit, berasal dari Plato Ozark yang berdekatan. Dan, prairi-prairi di dekatnya menyediakan banyak rumput tinggi untuk digunakan dalam mendirikan rumah dan bangunan lain bagi penduduk kota itu yang puncaknya mungkin mencapai kira-kira 20.000 orang atau lebih. Daerah banjir itu sendiri menghasilkan berlimpah panenan, termasuk jagung, amarantus, waluh, kembang labu, dan bunga matahari. Orang Cahokia juga bisa mengumpulkan pecan, kacang hickory, buah beri hitam, dan plum liar. Selain itu, sungai-sungai itu memungkinkan mereka mengadakan perdagangan besar-besaran ke segala penjuru. Kulit kerang dari Teluk Meksiko, tembaga dari kawasan Danau-Danau Besar Amerika Utara, dan mika dari Gunung Appalachian semuanya telah ditemukan di Cahokia.
*      Keruntuhan
Bagian yang paling misterius dari Cahokia adalah bagaimana peradaban ini berakhir dan punah, para sejarawan belum ada yang mengetahuinya secara pasti. Hipotesis utama adalah erosi dari perburuan dan penebangan hutan yang berlebihan, invasi dari suku luar, penyakit, atau ditinggalkan akibat keruntuhan politik.
2.      Peradaban Zapotec
Peradaban Zapotek adalah peradaban pra-Colombus yang berkembang di Lembah Oaxaca, benua Amerika. Bukti arkeologis menunjukan bahwa peradaban mereka dapat ditilik kembali ke 2500 tahun yang lalu. Mereka meninggalkan bukti arkeologis di kota kuno Monte Albán. Bahasa yang dituturkan oleh peradaban ini adalah bahasa Zapotek.
Zapotec Merupakan sebuah kelompok orang asli Mexico. Kaum Zapotec tertumpu di negeri Oaxaca, tetapi juga menduduki negeri-negeri jiran di Mexico. Kini, dianggarkan terdapat 800,000 hingga 1,000,000orang Zapotec, kebanyakannya hanya mampu bertutur dalam satu baahsa iaitu salah satu loghat Zapotec. Pada zaman pra-Columbus, tamadun Zapotec merupakan salah satu kebudayaan yang termaju di Mesoamerika, lebih-lebih lagi memiliki sistem tulisan tersendiri. Kebanyakan mereka yang berketurunan Zapotec telah berhijrah ke Amerika Syarikat sepanjang beberapa dekad, lalu menubuhkan pertubuhan-pertubuhan sosial di kawan-kawasan Los Angeles dan Central Valley, California.
Orang Zapotec terdiri daripada empat golongan, iaitu: istmeños yang tinggal di selatanSegenting Tehuantepec, serranos yang tinggal di pergunungan utara Sierra Madre de Oaxaca, Zapotec selatan yang tinggal di pergunungan selatan Sierra Sur, dan Zapotec Central Valley yang tinggal di sekitar Lembah Oaxaca.
Kebudayaan Zapotec yang sangat kental di Oaxaca merupakan salah satu kebudayaan penting dari bagian Mesoamerika (Meksiko, Guatemala, El Savador, Honduras, Nicaragua dan Costa Rica).  Yang menakjubkan, saat berada di Oaxaca kita seakan kembali ke zaman Meksiko masih utuh dengan segala kebudayaannya, tepatnya sebelum bangsa Spanyol memulai pendudukannya di abad ke-15. Di antara banyak situs bersejarah, tempat wisata dan kota-kota kecil suku asli yang masih tersisa, saya berhasil memilih beberapa tempat untuk dikunjungi.
3.      Peradaban Toltec
Kaum Toltec (atau Toltec atau Tolteca) merupakan orang asli Amerika, Pre-Columbian yang menguasai kebanyakan dari tengah Mexico antara abad ke 10 dan abad ke 12 SM. Bahasa mereka - Nahuatl - juga dipertuturkan oleh kaum Aztek.
Kaum Toltec pada mulanya dikelaskan sebagai orang nomad yang cenderung kepada kuasa ketenteraan, dan mereka atau leluhur (nenek moyang) mereka mungkin bertanggung jawab merompak bandar Teotihuacan (sekitar. 750). Setelah mereka berubah kepada penduduk kediaman yang tetap, kaum Toltec telah menggabungkan negeri-negeri kecil di Mexico Tengah dan membentuk satu empire yang diperintah dari ibu negeri mereka, Tula (juga dikenali sebagai Tolán). Kaum Toltec merupakan pembina kuil yang agung. Pengaruh kaum Toltec merebak dikebanyakan Mesoamerika dalam tempoh post-Klassic. Pengaruh Toltec ke atas kebudayaan Maya di Yucatán amat kuat, ini jelas kelihatan di bandar Chichen Itza. Barangan seramik mereka telah ditemui sehingga Costa Rica di bahagian selatan.
Peradaban Toltec tersebar ke kawasan Maya di Chichen Itza, dan Maya sekali lagi dipengaruhi oleh orang-orang Mexico Tengah. Sistem politik Toltek amat berpengaruh sehingga mana-mana dinasti Maya yang serius kemudian menuntut diri sebagai daripada jurai keturunan Toltec. Sebenarnya jurai keturunan Toltec yang dihargai ini kemudian mewujudkan suasana untuk tamadun asli yang terakhir di Mexico.

4.      Peradaban  Olmec
Kebudayaan Olmec adalah sebuah peradaban purbakala yang tinggal di kawasan dataran rendah di selatan Mexico, di dekat kota Veracruz dan Tabasco. Kebudayaan Olmec diperkirakan muncul dari tahun 1500SM-400SM, terkenal dengan budaya berias-rias dengan memakai piercing di pipi, lidah, hidung, kelopak mata dan kebudayaan ini diakui mempunyai kerajinan tangan yang memukau diantara kebudayaan-kebudayaan Mesoamerika lainya. Tanda-tanda pertama dari Olmec sekitar 1400 SM di kota San Lorenzo, penyelesaian Olmec utama yang didukung oleh dua pusat lainnya, Tenochtitlan dan Potrero Nuevo.
Budaya Olmec adalah master pembangun dengan masing-masing situs utama mengandung pengadilan seremonial, gundukan rumah, piramida kerucut besar dan monumen batu termasuk kepala kolosal yang menjadikan peradaban mereka sangat dikenal. Salah satu unsur penting dalam peradaban Olmek adalah karya seninya, terutama peninggalan kepala batu raksasa. Peradan ini pertama kali ditemui melalui artifak yang dibeli oleh kolektor di pasar seni pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Kebudayaan Olmec sangat bergantung pada perdagangan, baik antar wilayah Olmec yang berbeda dan dengan masyarakat Mesoamerika lainnya. Karena mereka salah satu kebudayaan Mesoamerika paling awal dan paling maju pada saat itu, mereka sering dianggap sebagai budaya ibu dari berbagai budaya Mesoamerika lainnya. Kebudayaan dunia Olmec dan peradabannya yang hilang misterius diasumsikan diketahui sekitar 400SM. Sekitar 400 SM sebelah timur separo wilayah Olmec mulai tak berpenghuni mungkin karena perubahan lingkungan. Mereka mungkin juga mengungsi setelah aktivitas gunung berapi di daerah tersebut. Teori populer lain adalah bahwa mereka diserang, tetapi tidak ada yang tahu siapa penjajah yang mungkin menginvasi Bangsa Olmec.

5.      Peradaban Maya
*      Sejarah Suku Maya
Peradaban suku maya adalah sebuah peradaban yang muncul di Mesoamerika, terkenal akan skrip tertulisnya yang berasal dari masa Pra-Columbus, juga terkenal akan kebudayaannya yang spektakuler, arsitektur, serta sistem matematika dan astronominya yang unik.Peradaban Maya berawal pada periode Pra-klasik, yang berkembang pada Periode Klasik (sekitar 250 M sampai 900 M), dan berlanjut sampai periode Pos-Klasik sampai kedatangan bangsa Spanyol di Yucatan. Pada zaman keemasannya, negeri Maya adalah salah satu negeri terpadat dan berbudaya paling dinamis di dunia.
Peradaban Maya memiliki banyak kesamaan dengan peradaban Mesoamerika yang lain, hal ini disebabkan tingginya interaksi dan difusi budaya yang terjadi pada wilayah tersebut. Produk budaya seperti tulisan, epigrafi, dan kalender tidak sendirinya dihasilkan Maya–namun kebudayaan mereka sungguh tinggi. Pengaruh Maya dapat ditemukan sejauh Mexico Tengah, lebih dari 1000 kilometer dari pusat negeri Maya. Peradaban di luar Maya juga mempengaruhi peradaban Maya, dimana ditemukan di seni tradisional Maya dan arsitekturnya. Pengaruh ini didapat dari hasil pertukaran budaya serta perdagangan tanpa adanya penundukan eksternal.
Bangsa Maya tidak punah, baik dari zaman setelah berakhirnya Periode Klasik ataupun dengan kedatangan penjelajah bangsa Spanyol conquistadores dan kolonisasi Spanyol yang berturut-turut. Saat ini, Maya dan keturunannya membentuk populasi yang masih mempertahankan tradisi dan kepercayaan, dengan hasil akulturasi dan ideologi Katolik Roma yang diadaptasi sejak zaman pra-Columbus dan masa pos-pendudukan. Bahasa Maya tetap menjadi bahasa utama mereka saat ini. Salah satu bentuk budaya mereka, Rabinal Achí, yaitu sebuah drama tradisional, dimasukkan ke dalam daftar Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia oleh UNESCO di tahun 2005.
1)      Letak Geografis
Kerajaan Maya terletak di Meksiko Selatan dan Amerika Tengah, wilayah kerajaan maya meliputi Semenanjung Yucatan { Meksiko}, Honduras, dan Guatemala. Pusat peradabannya ada di Semenanjung Yucatan.
2)      Pertanian
Suku Maya telah mengenal sistem pengairan terusan. Mereka membangun kebun chinampa di pulau-pulau yang dangkal di lembah Meksiko dan tanamam pokoknya adalah jagung.
3)      Ilmu Astronomi
Suku maya telah mengenal dua sistem kalender yaitu;
·         Sistem kalender berdasarkan peredaran matahari, 1 tahun=365 hari
·         Sistem kalender bedasarkan kepercayaan, 1 tahun = 260 hari
4)      Hasil Kebudayaan
Hasil kebudayaan suku maya adalah ;
·         Mampu membangun kota terbesar di dunia, kota theotihuakan yang di huni 100.000 penduduk.
·         Tikal, situs tertua di dunia yang berupa piramida terjal di sisinya.
·         Kota dongeng machu picchu bertengger mengangkangu gunung yang sempit, menjulang tinggi setinggi 600 M di atas lembah sungai Urubamba.
5)      Kepercayaan
Kepercayaan suku maya banyak menyembah dewa-dewa { politheisme}, seperti dewa laut , dewa matahari , dewa hujan, dan dewa musim semi.mereka juga mengenal upacara pemujaan yang mengorbankan nyawa manusia. Karena mereka percaya bahwa matahari harus makan jantung dan darah manusia untuk menentukan kelangsungan hidup di dunia.
*      Legenda Suku Maya
Rahasia Kebudayaan Bangsa Maya Banyak orang pernah mendengar legenda budaya bangsa Maya. Selama ini, kesan sebagian besar orang terhadap bangsa Maya tidak terlepas dari suasana hutan belantara di benua Amerika. Menyinggung tentang bangsa Maya, yang terlintas dalam benak sejumlah orang adalah sekelompok orang Indian yang sekujur tubuhnya mengenakan pakaian bulu warna cemerlang, berputar mengelilingi lingkaran di bawah sinar rembulan melaksanakan upacara misterius, di tengah-tengah berdiri dukun sakti yang berilmu tinggi. Mari kita simak ulasan yang diambil dari Buku “Himpunan Inspirasi Peradaban Prasejarah”. Bangsa Maya tinggal di Amerika Tengah yang sekarang ini, bekas peninggalan sejarah yang misterius berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi, sekalipun begitu, ada beberapa orang yang mengetahui, bahwa bangsa Maya mempunyai hubungan yang sangat erat dengan bangsa Tiongkok dan Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni bangsa Maya yang mahatinggi, jauh melebihi kehebatan teknologi masa kini.
*      Proses Penemuan Suku Maya Oleh Orang Luar
Bangsa Spanyol masuk ke Amerika Selatan pada abad ke-16, dengan status agresor mereka menjajah daratan yang asli ini. Penduduk Amerika Tengah dan Selatan ketika itu hidup sebagai petani yang primitif, mereka sama sekali tidak berdaya menghadapi kapal dan meriam kuat bangsa Spanyol. Dengan cepat, bangsa Spanyol menyebarkan agama mereka ke tempat tersebut, dua orang misionaris yang melihat kepercayaan takhayul dan ilmu sihir penduduk setempat, segera membakar tempat tersebut, mengakibatkan buku kuno yang disembunyikan semuanya terbakar musnah.
Tidak disangka bahwa buku-buku tersebut adalah buku kuno yang mencatat pusaka pengetahuan peninggalan kebudayaan bangsa Maya yang telah lama menghilang, di dalamnya tercatat secara terperinci tingkat ilmu pengetahuan dan budaya mereka yang mahatinggi pada masa itu. Mungkin demikianlah takdirnya, kini para ilmuwan yang menyelidiki kebudayaan Maya hanya bisa menggambarkan kehebatan budaya Maya saat itu secara tambal sulam berdasarkan potongan naskah yang berhasil dikumpulkan.
*      Penemuan Piramida di Peradaban Suku Maya
Piramida bangsa Maya dapat dikatakan merupakan bangunan piramida kedua yang terkenal setelah piramida di Mesir. Kedua jenis bangunan piramida ini terlihat tidak begitu sama, warna piramida Mesir adalah kuning keemasan, sebuah piramida bersudut empat yang berbentuk kerucut, agak terkikis setelah berabad-abad tertiup angin dan diterpa hujan. Piramida Maya lebih rendah sedikit, disusun dari bebatuan raksasa yang berwarna abu-abu dan putih, tidak semuanya berbentuk kerucut, di puncaknya ada sebuah balairung untuk memuja dewa. Di sekeliling piramida Maya masing-masing memiliki 4 tangga, setiap tangga memiliki 91 undakan, secara total 4 buah tangga ditambah satu undakan bagian paling atas adalah berjumlah 365 undakan (91 x 4 + 1 = 365), tepat merupakan jumlah hari dalam satu tahun.
Bangsa Maya sangat memperhatikan ilmu perbintangan, baik di dalam maupun di luar bangunan semuanya adalah angka yang berhubungan dengan hukum peredaran benda langit. Selain jumlah undakan tangga, pada 4 bagian piramida masing-masing terdapat 52 buah relief 4 sudut, menandakan satu abad bangsa Maya adalah 52 tahun.
*      Kepunahan Peradaban Suku Maya
Menurut data penelitian: “Suatu hari di tahun 909 M, tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak hanya meninggalkan kuil yang belum selesai dibangun, bahkan sejumlah besar balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya ditinggalkan begitu saja, terbenam dalam reruntuhan tembok yang roboh. Semua pusat pemujaan juga terhenti aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan leluhur lenyap dengan sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun mulai berubah menjadi buta pengetahuan dan merosot moralnya.”
Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan penjelasan yang rasional: Setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi, dikarenakan perkembangan budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun merosot, menuju kemerosotan moral masyarakat. Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi pada tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan bangsa Maya, misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun pendapat lainnya tentang wabah, keracunan massal, penyakit menular, bahkan dikatakan populasi yang membengkak, pembakaran hutan secara berulang kali untuk bercocok tanam yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun bencana ekonomi, bahkan dikatakan invasi musuh, perang antarkota, pemberontakan kaum petani maupun masalah sosial seperti bunuh diri massal, dan pendapat lain yang tak terhitung jumlahnya.

6.      Peradaban Aztec
*      Legenda Suku Aztec
Aztek merupakan satu dari beberapa kebudayaan, yang disebut secara umum sebagai "nahuas" mengikut bahasa mereka. Ketika kaum Aztek sampai ke lembah Anahuac, mereka dianggap oleh nahuas lain sebagai yang paling tidak berperadaban, jadi mereka memutuskan untuk belajar, dan mengambil dari kaum- kaum lain, mereka banyak belajar dari Toltec tua (yang sering dikelirukan dengan kebudayaan Teotihuacan yang lebih tua). Kaum Aztek menggabungkan beberapa tradisi dicampurkan dengan tradisi mereka sendiri. Karena itu mereka mempunyai beberapa mitos penciptaan, satu darinya menggambarkan empat era sebelum dunia sekarang, kesemuanya berakhir dengan malapetaka. Era kelima akan kekal disebabkan pengorbanan hero kepada matahari. Dongeng ini dikaitkan dengan kota tua Teotihuacan, yang telah musnah ketika kaum Aztek tiba. Mitos yang lain menggambarkan dunia sebagai ciptaan dewa kembar, Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl. Tezcatlipoca kehilangan kakinya dalam proses ciptaan dunia dan semua gambaran dewa ini menggambarkan Tezcatlipoca tanpa kaki dan menampakkan tulang. Quetzalcoatl juga dikenali sebagai Tezcatlipoca Putih.
*      Kebudayaan Aztec
Suku bangsa Nahua, yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang luas di daerah tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya bangsa Aztec merupakan suku yang pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah tersebut. Selama pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa Aztec kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan makan serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai ditempat yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan gususan danau paya dan pulau kecil.
Di sebuah pulau di danau Tecoco, bangsa Aztec memperoleh semacam wangsit karena telah meihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang bertengger pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal tersebut sebagai pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka. Distulah mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini mereka mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang didirikan oleh bangsa Aztec kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan.
*      Sistem Kepercayaan Peradaban Aztec
Bangsa Aztec adalah bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztec menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak orang.
Ada tiga hipotesis yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu :
1. Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2. Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini sangat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
3. Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana raja.
Calon korban digiring ke puncak piramid tempat pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu memprsembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu mereka sering mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk menangkapi calon-calon korban.
Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari. Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec. Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual bila mereka tertewan dalam peperangan.
*      Peninggalan-Peninggalan Bangsa Aztec
Bangsa Aztec memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi. Ketika bangsa Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka menyaksikan kemajuan bangsa ini. Di sini terdapat bangunan-bangunan seperti aquadec atau bangunan lain, tempat jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar, serta kanal yang melewati kota serta jembatan diatasnya. Bangunan-bangunan tersebut menggunakan teknologi tinggi menurut jamannya. Di pusat kota dibangun kuil-kuil besar sebagai persembahan kepada dewa matahari. Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri atas tiga tingkat, yang masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di bangunnya jalan-jalan dan kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang dan barang dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun, kelinci, dan rusa.
Arsitektur bangsa Aztec tergolong sederhana, lebih mementingkan fungsi daripada keindahan lahiriah. Di pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang dijemur, mirip batako yang kita kenal di Indonesia. Di dataran rendah, rumah mereka berdinding ranting-ranting atau batang padi yang diplester dengan tanah liat dan beratapkan alang-alang. Sebagai tambahan pada tempat tinggal utama, umumnya mereka mempunyai bangunan lain seperti tempat penyimpanan dan tempat seluruh keluarga mandi uap. Orang Aztec yang kaya memiliki rumah dari batako atau batu yang dibangun mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang terbuka di tengah rumah.
Kuil Aztec dan bangunan lain dengan dekorasi patung merupkan salah satu karya terindah di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya arsitektur Aztec yang masih dapat ditemukan. Orang Spanyol, yang beragama kristen, telah memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan keagamaan orang Aztec. Mereka bahkan telah menghancurkan kota lama Tenochitlan.
Hasil pertanian yang diolah di ladang-ladang pertanian adalah alpukat, kacang merah dan jagung, mereka juga membuat kerajinan dari emas dan perak untuk perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangannya yang diperjualbelikan dan sarana penunjang yang dibangunnya para ahli menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan dan peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
*      Keruntuhan Peradaban Aztec
Bangsa Aztec mengalami kehancuran karena datangnya Spanyol. Dengan raja terakhirnya Monte Zuma II. Bangsa Spanyol banyak membunuh orang-orang Aztec. Di Mexico City, pada kilang-kilang minyak dan pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang memompa polutan udara asam ke pantai Teluk Meksiko mengancam kelestarian lukisan-lukisan dinding (mural) batu di reruntuhan kota El Tajin yang berasal dari era sebelum kemunculan suku Aztec.

7.      Peradaban Purepecha
Negara Tarascan adalah negara yang terletak di Meksiko pada masa pra-Columbus dengan wilayah yang kurang lebih meliputi Michoacán, sebagian Jalisco, dan Guanajuato. Pada masa penaklukan Spanyol, negara ini merupakan negara terbesar kedua di Mesoamerika. Negara ini didirikan pada awal abad ke-14 dan dijajah bangsa Spanyol pada tahun 1530. Pada tahun 1543, negara ini secara resmi menjadi kegubernuran Michoacán, yang merupakan nama negara Tarascan dalam bahasa Nahuatl (yang berarti "tempat mereka yang memiliki ikan"). Dalam bahasa Purépecha yang merupakan bahasa penduduk Tarascan, nama negara ini adalah Iréchecua Tzintzuntzáni, atau "Kerajaan Tzintzuntzan".
Penduduk negara Tarascan sebagian besar beretnis Purépecha, namun juga terdapat kelompok etnis lain seperti Nahua, Otomi, Matlatzinca, dan Chichimec. Kelompok etnis tersebut secara bertahap terasimilasi dengan kelompok mayoritas P'urhépecha.
Negara Tarascan terdiri dari jaringan negara-negara pembayar upeti yang secara bertahap semakin tersentralisasi di bawah kekuasaan seorang cazonci. Ibukota Tarascan terletak di Tzintzuntzan di tepi Danau Pátzcuaro, Michoacán, dan menurut tradisi lisan Tarascan kota tersebut didirikan oleh cazonci pertama Tariácuri dan didominasi oleh garis keturunannya "Uacúsecha" ("Elang" dalam bahasa Purépecha).
Negara Tarascan merupakan musuh dari Aliansi Tiga Aztek. Negara Tarascan menahan perluasan wilayah Aztek ke barat laut, dan Tarascan memperkuat dan menjaga batasnya dengan Aztek. Karena terisolasi, negara Tarascan memiliki budaya yang sangat berbeda dengan kelompok Mesoamerika lainnya, seperti penggunaan logam untuk alat, ornamen, dan bahkan senjata.
8.      Peradaban Chimor

9.      Peradaban Inca
*      Asal Usul Peradaban Inca
Inca merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut legenda, asal-usul suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak penaklukan oleh kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu wilayah kekuasaan besar dan luas yang membentang dari Quito di Utara sampai Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah kekuasaannya Tabuantisuyu, artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang dibagi menjadi lebih dari 80 propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan seorang pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru. Bukti-bukti arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari fase Killke (1200-1380), ditemukan di daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di daerah tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu wilayah yang kecil saja. Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki watak militer sehingga perluasan wilayah Imperium dilakukan dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah tahun 1438 – 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Selama pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan., Argebtina barat laut, dan Chile. Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan Attahualpa.
*      Mata Pencaharian Bangsa Inca
Bangsa Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak tahun 600–1000 Masehi, bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan banjir. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak ditanam oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan kentang. Hasil pertanian ini digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang terbuat dari jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional dipaksanakan oleh raja kepada penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah Tahuanntinsuyu. Bangsa Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau paling bawah dari organisasi masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki. Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut saya. Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah administratif (waman). Kekuasaan tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa Matahari). Di bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4 wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
*      Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Peradaban Inca
Bangsa Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu pengetahuan yang berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam bidang Matematika dan Astronomi bangsa Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni bangun. Seperti dalam pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar. Kemajuan bidang seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya dalam masyarakat Inca dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang sedang memerintah dipandang sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec. Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan pemujaan terhadap roh para leluhurnya. Pemujaan itu dilakukan dengan suatu upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi dalam bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman Manko Kapak (Inca yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah yang megah, seperti istana, sekakan-akan mereka masih hidup secara bergantian dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang kurang penting, para bangsawan tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan namun kerajaan Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari pemerintah dan berada di bawah pemerintahan.

*      Keruntuhan Peradaban Inca
Perkembangan kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini akhirnya mengalami kehancuran. Bangsa Inca mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Francisco Pizzaro tahun 1533.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar