Sabtu, 24 Mei 2014

Makalah Sistem Perbudakan di Amerika 1800-1860



     
SISTEM PERBUDAKAN DI AMERIKA 1800-1860

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd



Tugas Individu


Oleh:
RUSYDAH BINTA QUR-ANIYAH
120210302032




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Sistem Perbudakan di Amerika 1800-1860yang merupakan salah satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.  Dr. Suranto, M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.      Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Jember, 29 Maret 2014



Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
              1.1            Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
              1.2            Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 5
              1.3            Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
              2.1            Latar Belakang Perbudakan di Amerika.............................................................. 6
              2.2            Faktor Penyebab Perbudakan di Amerika........................................................... 8
              2.3            Praktik Perbudakan yang di Aplikasikan di Amerika.......................................... 9
              2.4            Usaha Penghapusan Perbudakan di Amerika...................................................... 12
              2.5            Proses Pemberontakan yang Dilakukan Budak di Amerika................................ 14
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 19
3.1                Simpulan............................................................................................................. 19
3.2                Saran................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 20




BAB 1. PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Awalnya Kedatangan orang-orang Inggris ke Amerika disebabkan karena kecintaan mereka akan kemerdekaan. Mereka pindah ke Amerika pada dasarnya ingin meninggalkan peraturan-peraturan keaagamaan, pemerintahan dan kebebasan ekonomi yang selama ini terkekang. Alasan politik yang yang melatarbelakangi kedatangan orang Inggris adalah karena terjadinya kehidupan yang tidak stabil akibat dari tekanan pemerintah Inggris, alasan ekonomi adalah alasan paling kuat bagi orang Inggris untuk pergi mendirikan koloni di amerika sebagai tempat tinggal baru. Kebanyakan imigran dari Inggris meninggalkan tanah air mereka untuk mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih luas. Alasan agama yang melatarbelakangi kedatangan orang-orang Inggris ke amerika adalah keinginan mereka untuk menjalankan kehidupan keagamaan yang diyakini secara bebas.
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth, dia dapat menyatukan antara kaum Puritan dan Gereja Anglikan. Selama pergolakan agama pada abad 16-17 kaum puritan menginginkan adanya suatu pembaharuan gereja resmi yaitu dengan cara menuntut Protestanisasi menyeluruh terhadap gereja nasional dengan cara penyederhanaan di bidang upacara keagamaan. Namun keinginan tersebut ditolak oleh James I, penolakan tersebut membuat ketegangan antara kaum puritan dan pemerintahan James I yang menyebabkan kaum puritan keluar dari kegerejaan Anglikan. Setelah orang-orang Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni , maka diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang perkebunan. Tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan Inggris yang melakukan hubungan dengan penguasa dan penduduk pribumi afrika yang memperjualbelikan budak untuk ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasi perdagangan dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di amerika untuk mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar. Bangsa Afrika yang khususnya yang dijadikan Budak di berbagai penjuru dunia ini telah menjalani masa-masa pahit yang harus mereka jalani selama proses perbudakan ini. Deskriminasi yang sangat jelas mereka jalani menjadi semacam rutinitas yang sangat memberatkan baik itu bagi masa depan Ras juga untuk masa depan secara pribadi orang kulit hitam ini. Perbudakan telah menjadi pembahasan tersendiri dalam sejarah kelam masyarakat Amerika Serikat, perbudakan pulalah yang akan menghantarkan Amerika Serikat dalam perang yang banyak merenggut nyawa yang sia-sia, di Amerika serikat. Perbudakan dan segala sejarahnya menjadi sebuah dunia tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang mengaku sebagai Negara paling demokratis di Dunia. Oleh kerenanya Perbudakan kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi kenangan yang perlu diketahui semua masyarakat Amerika Serikat semua generasi.

1.2         Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah latar belakang perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat?
2.      Apa saja yang menjadi faktor penyebab perbudakan di Amerika?
3.      Bagaimanakah praktik perbudakan yang di apikasikan di Amerika?
4.      Bagaimanakah usaha penghapuskan perbudakan di Amerika?
5.      Bagaimanakah proses pemberontakan yang diakukan budak di Amerika?

1.3       Tujuan
1.      Dapat mengetahui latar belakang dan yang menjadi faktor penyebab perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat
2.      Mengetahui praktik perbudakan di Amerika
3.      Untuk mengetahui usaha penghapusan perbudakan dan pemberontakan yang dilakukan oleh para budak di Amerika








BAB 2. PEMBAHASAN

2.1  Latar Belakang Terjadinya Perbudakan Di Amerika Serikat
Pada awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno. Perbudakan di Amerika dimulai ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika lalu disusul dengan bertempat tinggalnya imigran Inggris di sana. Dimensi mengerikan dari sistem perbudakan ini semakin parah dengan terbentuknya daerah baru yang kini dikenal dengan nama Amerika Serikat. Timbullah perdagangan budak yang tidak mengenal perikemanusiaan dan laut-laut antara Amerika-Afrika penuh kapal-kapal budak. Lebih dari 200 tahun kapal-kapal yang memuat budak-budak berkulit hitam merapat di pelabuhan-pelabuhan Amerika. Sejak itu pula manusia diperlakukan seperti hewan dan bahkan diperjual belikan. Seluruh ahli sejarah meyakini keberhasilan Amerika saat ini merupakan hasil dari pekerjaan jutaan budak Afrika. Kepedihan yang dialami oleh budak- budak Amerika sejatinya merupakan kisah menyedihkan.
Perbudakan merupakan suatu lembaga sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh tuannya. Makna budak itu sendiri adalah orang yang dianggap dan disamakan dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya). Banyak faktor yang menyebabkan seorang harus menjalani hidup sebagai seorang budak, anatar lain faktor ditawan karena kalah dalam suatu peperangan, dijual atau dilahirkan oleh orang tua yang berstatus sebagai budak dan juga berhutng kemudian tidak mampu melunasinya.
Saat bangsa Spanyol mulai menduduki Amerika Tengah (1500), maka di dirikanlah perusahaan-perusahaan tanah ( haciende, plantage) untuk tembakau, tebu dan kapas. Mereka membutuhkan pekerja-pekerja di ladang-ladang yang banyak. Terbukti bangsa Indian tidak dapat dipergunakan (karena biasa hidup merdeka) dan orang kulit putih sendiri tidak tahan karena hawa panas. Bangsa Indian yang dipaksa kerja di ladang-ladang banyak sekali yang mati.
Bartolomo de las Casas, seorang Katholik-Roma dan pembela bangsa Indian, kemudian mengusulkan supaya mempergunakan saja bangsa Negro (karena dipandang bangsa yang kuat dan tahan panas). Mulai pada tahun 1501 perbudakan bangsa Negro di Amerika dengan riwayatnya yang sangat menyedihkan. Orang-orang Negro di Afrika ditangkapi dengan kejam, diangkut sebagai binatang ke Amerika dengan kapal-kapal budak (Slaveship) dan di jualnya disana sebagai budak dengan untung yang besar (karena di Afrika mereka tidak usah membelinya, tinggal menangkapinya saja).
Ditahun 1562, orang-orang inggris yang dipimpin oleh Sir Jhon Howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang budak di Afrika Barat. Pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak. Tahun 1672, Inggris mendirikan organisasi dagang di Afrika Barat  yang bernama the royal african company. Para budak yang dibawa ke kapal-kapal Inggris ditukar dengan hasil-hasil textil, anggur, senjata dan kebutuhan-kebutuhan lain yang sangat diperlukan oleh para raja atau penguasa-penguasa pribumi diwilayah Afrika Barat.
Perdagangan budak Negro memuncak pada awal pertengahan abad ke 18 (antara tahun 1720-1760) sesudah pada tahun 1713 terjadi perjanjian Asiento (el pacto del asiento de Negros) antara Spanyol dan Inggris yang memberi monopoli kepada Inggris untuk mengimport budak Negro dari Afrika ke Amerika
Dalam mengimport budak, terdapat masalah pengangkutan yang banyak menimbulkan berbagai masalah dan kesulitan, ini dikarenakan sering terjadi perlawanan dari para budak, menderita sakit dikarenakan para budak berdesak-desakan di dek kapal, diberi makan sedikit, tidak ada toilet, sehingga muntahan, berak, kencing dilakukan di tempat yang sama, sehingga banyak budak yang menderita sakit. Bahkan begitu kejamnya perlakuan ketika “Middle Passage” banyak budak yang stress berupaya untuk bunuh diri dengan cara mogok makan. Selain itu perbedaan iklim dan penderitaan fisik yang disebabkan oleh perlakuan kejam dari para pemiliknya juga sebagai pendorong timbulnya masalah saat proses pengangkutan budak.
Middle Passage adalah sebuah perjalanan yang begitu mengerikan bagi para budak. Sebuah rute pelayaran para budak dari benua Afrika ke benua Amerika melewati samudera Atlantic yang juga terkenal dengan Transatlantic. Perjalanan dengan kapal laut yang membutuhkan waktu selama 8 hingga 10 minggu untuk sampai ke benua Amerika. Middle Passage adalah perjalanan yang dehumanis karena perlakuan para pedagang Eropa yang membawa budak diperlakukan secara menyedihkan dengan model “loose Pack”.
Kapal yang berisi budak-budak yang telah merapat di pelabuhan di Benua Amerika selanjutnya dilelang/dijual oleh pedagang budak melalui pelelangan. Poster-poster pelelangan budak disebarkan di penjuru kota di Amerika. Jadwal pelelangan ditetapkan, budak yang kuat, sehat merupakan budak dengan harga yang paling tinggi/mahal. Selanjutnya budak yang kecil, muda, tua, sakit terjual paling akhir dengan harga yang murah.
Perbudakan yang terjadi di Amerika Selatan dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan Undang-Undang mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan the black codes. Pada awalnya budak yang dipekerjakan di Amerika bagian Selatan berasal dari Afrika Barat. Didalam masyarakat pertanian terutama didaerah bagian Amerika sebelah selatan yang banyak bermata pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Setelah Amerika merdeka 1776, tahun 1850  adalah periode yang ditandai dengan wilayah Amerika Serikat yang semakin bertambah, jumlah penduduknya kira-kira 23 juta orang, dari 31 negara bagian. Pola perekonomian pun terstruktur dengan baik, antara lain kemajuan Industri di utara, pertanian di bagian tengah dan Selatan, daerah pantai barat seperti California, berkembang dengan tambang emasnya, di South Carolina. Tanaman tebu di Lousiana, pertanian tembakau di Maryland dan yang paling utama diantaranya adalah tanaman Kapas. Sehingga tanaman ini menjadi mascot wilayah selatan. Bahkan pada tahun 1850 Amerika bagian Selatan adalah produsen 80% kapas dunia. Terlebih lagi setelah ditemukan mesin pemisah biji kapas di tahun 1973 semakin memperkokoh posisi sentral ekonomi Amerika serikat. Dalam hal inilah, perbudakan di Amerika lebih

2.2  Faktor Penyebab Perbudakan di Amerika
Adapun faktor penyebab terjadinya perbudakan di Amerika antara lain:
a.       Meningkatnya produksi Tembakau dan Tebu
Di tahun 1612, terjadilah suatu perkembangan yang merombak perekonomian Virginia. Peristiwa ini ialah ditemukannya cara mengolah tembakau Virginia sesuai dengan selera Eropa. Pengirimnan pertama tembakau ini tiba di London pada tahun 1614 dan dalam satu dasawarsa tembakau menjadi sumber pendapatan Virginia yang utama. Disamping itu, Maryland juga mengembangkan suatu perekonomiannya yang sangat mirip dengan yang di Virginia. Dari meningkatnya produktivitas tembakau, berkembanglah perbudakan di Amerika.
Selain penanaman tembakau di Virginia dan Maryland, Penanaman tebu di Lousiana juga mengembangkan dan memperluas perbudakan, tanah-tanah panas yang subur di Lousiana, sebelah tenggara ternyata ideal untuk memelihara tebu yang menguntungkan. Pada tahun 1830, negara bagian itu menghasilkan kira-kira separuh persediaan gula seluruh negara. Akhirnya penanaman tembakau juga bergerak ke barat,seraya membawa serta perbudakan.
b.      Meningkat dan ditemukannya mesin kapas
Faktor utama penyebab timbulnya perbudakan yaitu bangkitnya usaha besar penanaman kapas di selatan yang digalakkan oleh pengenalan jenis-jenis kapas baru,dan oleh penemuan Eli Whitney, yaitu mesin kapas guna menyaring biji dari kapasnya, sehingga revolusi industri tekstil menjadi usaha besar-besaran, dan permintaan atas kapas mentah menjadi meningkat. Pembukaan tanah-tanah baru sangat memperluas daerah baru untuk pemeliharaan kapas sehingga penanaman kapas berkembang secara pesat menyebar di negara-negara bagian.
Sebelum tahun 1830, sistem patriarkal lama dalam pemerintahan perkebunan dengan gaya pengelolaan yang santai serta pengawasan terhadap para budak yang dilakukan oleh majikan sendiri, masih merupakan ciri khas darinya. Namun setelah tahun 1830, dengan dimulainya produksi kapas secara besar-besaran di daerah selatan bawah, majikan pun lambat laun tidak lagi melakukan pengawasan langsung atas budak untuk mengerahkan sebanyak mungkin hasil kerja dari para budak.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan produksi kapas yaitu dari hasil yang tidak berarti, produksi kapas tahun 1800 malonjak sampai sekitar 16 juta kilogram dan meningkat sampai 72 juta kilogram pada tahun 1820. Dan dalam tahun 1840 mencapai jumlah lebih dari 301.500.000 juta kilogram. Tujuh perdelapan hasil kapas seluruh dunia ditumbuhkan di daerah Selatan Amerika. Berdasarkan bukti tersebut, semakin meningkatlah perbudakan di Amerika.

2.3  Praktik Perbudakan Yang Di Apikasikan Di Amerika
Impor budak ke Amerika pada 31 agustus 1616 oleh Jhon Roulfe, bangsa belanda telah menjual sebanyak 20 orang negro ke Virginia, pada saat itu masih koloni Inggris, orang negro diwilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga. Wilayah Amerika Serikat bagian selatan pada periode kolonial Inggris terbentang dari Maryland sampai Georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertanian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni Inggris. Berbagai hasil industri Inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau dan koloni mulai menggunakan tenaga budak.
Latar belakang perbudakan di Amerika Serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat subur. Yang menghasilkan tebu, kapas, dan tembakau sesuai dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian. Perkebunan di selatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya masalah tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan pekerja dari orang Indian yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan diperkebunan sangat efektif dan juga murah.
Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah Virginia, kemudian tersebar luas ke wilayah lain. Pada 1625 terjadi hubungan perdagagan antara Virginia London Company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan swasta di Virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang negro yang diimpor dari afrika barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, tebu dan kapas. Sumber penghasilan utama bagi wilayah Amerika Serikat bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai sepenuhnya oleh para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah selatan. Para Budak yang berada di Amerika Utara biasanya dipekerjakan di pabrik dan para Budak yang berada di Amerika Selatan dipekerjakan di perkebunan. Kehidupan para budak sungguh menyedihkan, hal ini dikarenakan:
*      Setiap hari mereka harus bekerja keras dari matahari terbit hingga matahari terbenam tanpa gaji dan perlakuan kasar.
*      Untuk tempat berlindung para budak harus membangun rumahnya sendiri dengan bahan seadanya.
*      Untuk makan, biasanya mereka makan makanan seadanya.
*      Dalam setahun hanya sepasang sepatu dan pakaian seadanya oleh Tuannya.
*      Para budak tidak diperkenankan berbicara ketika bekerja dengan bahasa mereka. Bila berbicara akan mendapatkan hukuman.
*      Para budak tidak boleh belajar membaca dan menulis. Tetapi Pada hari minggu mereka diperbolehkan pergi ke Gereja.
Ada cara tersendiri bagi para pemilik budak di Amerika Serikat dalam menjaga para budak kulit hitam. Cara yang digunakan adalah dengan membuat si budak atau menjaga agar si budak selamanya tidak tahu apapun. Si majikan pun menanamkan sikap ketergantungan yang berlebih sehingga si Budak tidak dapat benar-benar mandiri, para budak sangat terbentur dengan hal kemandirian. Kebanyakan dari para budak ini memang tidak bisa baca dan tulis. Jadi kemungkinan besar jika si Budak ini melarikan diri dia tidak akan mampu berbuat banyak.
Budak  tergantung pada pemiliknya, baik dalam pemberian makanan maupun pakaian, sehingga terpatri dalam benak para budak apapun yang menjadi kebutuhannya bergantung dan meminta dari pemiliknya, secara garis besar pola yang diterapkan para pemilik budak bagi para budaknya adalah dengan menciptakan pola pikir budak yaitu sebuah kebiasaan untuk sepenuhnya bergantung pada pemiliknya atau dengan berusaha melatih si budak untuk bekerja namun mencegahnya belajar mengurus diri sendiri. Hal ini membuat mayoritas budak tidak mengerti apa-apa kecuali dengan mentaati setiap keinginan pemiliknya.
Sebagian besar budak tentu saja bekerja di ladang. Pekerjaan yang tepat dari tenaga kerja mereka bervariasi sesuai dengan tanaman dan kemampuan dari budak tersebut. Di peternakan kecil pemilik sering bekerja keras berdampingan dengan budaknya. Mayoritas para budak tinggal dan bekerja di perkebunan , dimana pria, wanita dan anak-anak bekerja secara berkelompok yang biasanya diawasi oleh pengawas. Para pengawas sering memperlakukan budak secara kasar (Eric & Olivia 1990:10).
Keadaan para Budak kulit hitam di Amerika Serikat adalah sebuah keadaan kenyataan sejarah yang penuh dengan diskriminasi. Perlakuan yang kasar juga pembedaan antar ras sudah menjadi hal yang biasa dalam cerita hidup para Budak. Gubernur Connecticut menyatakan bahwa semua anak yang lahir dari budak perempuan kulit hitam adalah terlahir dan tertakdirkan sebagai budak, 13 tahun setelahnya, orang-orang budak kulit Hitam dilarang memiliki tanah di Connecticut.
Di Kota New York, budak-budak kulit hitam ini dilarang berada di jalanan setelah matahari terbenam. parahnya lagi para Budak ini tidak diperkenankan menjadi  saksi dihadapan sidang di Pengadilan. Bahkan orang negro dapat dijatuhi hukuman mati tanpa diadili sebelumnya.
Sebuah persoalan makin memperburuk perbedaan regional dan ekonomi wilayah Utara dan Selatan: perbudakan. Mereka melihat keuntungan besar yang diraup para pebisnis wilayah Utara dari penjualan kapas, banyak warga wilayah Selatan menganggap keterbelakangan wilayah mereka sebagai akibat bertambahnya kekuasaan pihak Utara. Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka sebut sebagai “institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama terjadinya kemunduran di daerah tersebut. Padahal, perbudakan bagi orang Selatan sangat penting bagi perekonomian mereka (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:167).

2.4  Usaha Penghapuskan Perbudakan di Amerika
Berdasarkan data jumlah yang didapat dari biro sensus penduduk negro oleh pemerintah federal (1790-1915), menunjukkan bahwa jumlah penduduk negro yang berada di wilayah utara relatif kecil. Sampai dengan 1830 orang-orang negro di Amerika Serikat tercatat 2.328.642 orang. Dari jumlah itu penduduk negro yang berada di utara rata-rata tercatat 10%. Tenaga-tenaga negro di Utara pada umumnya digunakan sebagai pelayan rumah tangga. Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker,gerakan abolisi dan masyarakat anti-perbudakan mulai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall, Benjamin Banneker, Abraham Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan anti-perbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik yang terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Gerakan tersebut agar lebih aman melakukan aktifitasnya membantu melarikan para budak selalu pada malam hari. Ada di antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan dalam menghdapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Pimpinan-pimpinan selatan dalam usahanya menentang The Underground Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan diri ke utara. Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston, Massachusetts, yang telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah Boston yang berdalih pada Fugitive Slave Law.
Sejak tahun 1830, perbedaan paham mengenai  perbudakan sudah mengencang. Di wilayah Utara, sentimen anti perbudakan  tumbuh hingga memiliki pengaruh yang sangat kuat, didukung oleh gerakan tanah bebas budak yang dengan keras menentang perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum masuk menjadi negara bagian. Bagi orang Selatan yang hidup pada tahun 1850-an perbudakan adalah suatu kondisi di mana tanggung jaawab mereka tak lebih dari mengajari budak berbahasa Inggris dan membentuk perwakilan mereka. Di beberapa daerah pesisir, perbudakan pada tahun 1850 sudah berlangsung lebih dari 200 tahun, perbudakan adalah integral dari dasar perekonomian daerah (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:167).
Walaupun sensus pada 1860 menunjukkan bahwa ada hampir 4 juta budak dari total populasi 12,3 juta orang di 15 negara bagian yang mengizinkan perbudakan, hanya minoritas kecil orang kulit putih wilayah Selatan yang memiliki budak. Pada saat itu terdapat 385.000 pemilik budak dari sekitar 1,5 juta keluarga kulit putih. Lima puluh persen pemilik budak ini memiliki tidak lebih dari lima budak. Dua belas persen memiliki dua puluh atau lebih budak, menggambarkan transisi petani menjadi pemilik perkebunan. Tiga perempat dari keluarga kulit putih di bagian Selatan, termasuk ”orang kulit putih yang miskin.” mereka yang berada di kelas terbawah rakyat wilayah Selatan, tidak memiliki budak (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:168).
Mudah di mengerti tujuan para pemilik perkebunan untuk mempertahankan perbudakan. Tetapi petani kecil dan orang kulit putih yang miskin juga mendukung institusi perbudakan. Mereka takut jika dibebaskan, warga kulit hitam akan bersaing dengan mereka dalam hal ekonomi dan menghapuskan status sosial mereka yang lebih tinggi. Orang kulit putih wilayah Selatan membela perbudakan bukan hanya atas dasar kebutuhan ekonomi tetapi lebih karena pengabdian mendalam terhadap supremasi kulit putih (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:168).
Perbudakan dengan sendirinya adalah sebuah sistem yang brutal dan penuh pemaksaan. Pemukulan dan pemisahan keluarga melalui penjualan individu adalah hal biasa. Namun, pada akhirnya kritik paling tajam terhadap perbudakan bukanlah tentang prilaku majikan terhadap budak, melainkan perbudakan melanggar secara hak asasi setiap manusia untuk hidup bebas (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:169)

2.5  Proses Pemberontakan yang Dilakukan Budak di Amerika
Terjadi suatu pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya. Disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama timbulnya pemberontakan. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor tidak puas dan putus asa dari kelompok budak,terjadinya berbagai insiden dan mengenai simbol. Perasaan tidak puas dari para budak itu karena ascribed stastus, Yaitu status yang dibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum dalam  The black codes sangat menekan perasaan para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak yang sering mengalamitekanan jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663. Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.
Selama periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dalam membahas sekilas sekitar pemberontakan budak pada periode 1800-1864, penulis hanya memfokuskan pada tiga peristiwa yang dianggap sangat penting selama terjadinya pemberontakan. Tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu : (1) terjadi pada 1800, di Virginia, dipimpin oleh Gabriel Prosser; (2) pada 1822,terjadi pemberontakan budak di South Carolina di bawah pimpinan Denmark Vesey; (3) pada 1831, pemberontakan budak terjadi di Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat di berbagai wilayah. Terdapat suatu keunikan dalam mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan. Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi pemimpin pemberontakan, namun juga dapat berkhianat menggagalkan rencana pemberontakan. Berikut ini secara garis besar akan dikemukakan peristiwa ketiga pemberontakan budak yang terjadi pada 1800,1822,dan 1831.
Gabriel Posser adalah budak rumah tangga yang bekerja sebagai sains dari seorang pengusaha perkebunan di daerah Virgimia, bernama Thomas Prosser. Ia seorang pengikut kristiani yang amat tekun mempelajari ajaran Injil. Ia mulai tergugah hatinya ingin membantu perjuangan bangsanya membebaskan dari belengu perbudakan. Setelah beberapa tahun mengabdi pada tuannya, kemudian ia memperoleh kemerdekaannya sebagai seorang negro bebas. Perjuangan Gabriel Prosser  di dalam menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan is mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1 September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para penjaganya.
Sebelum Gabriel Prosser mulai merencanakan penyeranagan  kota Richmond, rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga.kedua penghianat tersebut melaporkan rencana pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Komplotan Gabriel Prosser telah gagal akibat penghianatan yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur  James Monroe, segera melaporkan pada pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
Pemberontakan yang lain dilakukan oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822.seperti halnya Gabriel Prosser, Vesey berasal dari budak rumah tangga. Perjuanagan Denmark Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Denmark Vesey menanamkan agama dan ide-ide dari revolusi Perancis. Vesey menanamkan pengaruhnya terhadap para anggotanya, bahwa Tuhan telah menciptakan semua umat manusia memiliki hak-hak yang sama. Rasa ketidakpuasan bersumber dari pengetrapan the black codes. Disamping itu, ia mendapat dukungan dari para pemimpin Greja Metodhist yang anggotany aterdiri dari orang-orang negro. Berdasarkan pengalaman yang ada, gagalnya pemberontakan budak karena adanya penghianatan dari budak rumah tangga, maka, vessey merencanakan pemberontakan yang akan dilakukannya harus hati-hati jangan sampai bocor. Ia menetapkan bahwa pemberontakan akan dimulai pada minggu kedu, Juli, 1822. Ia berusaha  mencari bala bantuan orang-orang negro di derah Santo Domingo, sama seperti yang pernah dilakukan oleh Gabriel Prosser. Bala bantuan yang diharpkan Vessey, kenyataanyya menjadi terpencar sehingga sulit dikoordinasi, mengingat jarak tempuh dari daerah Charleston dengan Santo Domingo, terlalu jauh, 80 mil jaraknya. Rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang budak yang telah mendapat kepercayaan darinya.
Budak itu bernama Devany, seorang pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas kolonel Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh kebebasan dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139  orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
Mengenai pemberontakan yang dlakukan oleh Nat Turner pada 1831,di Virginia, dapat di kisahkan sebagai berikut : Nat Turner adalah seorang pendeta sangat tekun mempelajari isi injil,sering memberi khotbah dan membabtis para budak. Ia adalah seorang pendeta yang sangat fanatik, menggunakan konsep supra irasional dalam usahanya membebaskan para budak. Kondisi masyarakat yang tidak menentu dengan harapan dan kecemasan,maka, mereka akan mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang bermukjizat atau istilahnya sebagai the miracle man, rakyat menaruh kepercayaannya agar perasaan-perasaan tidak puas, frustasi,dan putus asa dapat segera berakhir, kemudian mengharapkan kemakmuran atau kesejahteraan sosial. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Kefanatikan Nat Turner dipertebal oleh kegemaran mengolah hal-hal yang bersifat mistik sehingga akan dapat diketahui ideologi apakah yang akan digunakan sebagai konsep perjuangannya dalam membebaskan perbudakan. Dapat dikatakan bahwa ia berideologi yang messianistis. Artinya, di dalam situasi sosial yang kacau manusia sudah tidak berdaya lagi mengatasi dengan hal-hal yang rasional seperti yang dikerjakan oleh Nat Turner. Oleh karena itu, pemberontakan yang dilakukannya tidak direncanakan cermat dan teliti. Tentu saja, seorang pemimpin pemberontakan yang fanatik dengan sendirinya akan menlaksanakan perannya tak dipertimbangkan dengan masak-masak dan tidak waspada.
Nat Turner masih terkesan mengenai rencana penyerangan yang telah mengalami kegagalan akibat terjadinya suatu penghianatan. Maka, Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan dari para budak  rumah tangga.  Nat Turner beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Pada masa berkobarnya pemberontakan itu, seluruh pendeta negro di Virginia diperiksa oleh pemerintah, sebab pemimpin pemberontakan adalah berasal dari seorang pendeta. Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30 Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.












BAB 3. PENUTUP

3.1  Simpulan
Pada awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang Mesir terhadap orang negro di Afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian dan di tempat kuil-kuil.
Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian selatan berasal dari Afrika Barat. Dimana di Afrika Barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai sepenuhnya oleh para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah selatan.
Sejak tahun 1830, perbedaan paham mengenai  perbudakan sudah mengencang. Di wilayah Utara, sentimen anti perbudakan  tumbuh hingga memiliki pengaruh yang sangat kuat, didukung oleh gerakan tanah bebas budak yang dengan keras menentang perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum masuk menjadi negara bagian. Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak awal mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat (1607-1865), telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.

3.2  Saran
Dalam mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mempelajari buku maupun sumber yang relevan agar dapat memperluas wawasan bagi pembaca. Sehingga dari memahami buku atau sumber yang relevan tersebut dapat memperkuat pengetahuan atas informasi yang telah disajikan dalam makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Sundoro,hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember University Press

Gray, Wood. ­­­_____. Garis Besar Sejarah Amerika. Washington: Universitas George Washington

http://mardiandwid.blogspot.com/. [diakses 29 Maret 2014]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar