SISTEM PERBUDAKAN DI
AMERIKA 1800-1860
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen
Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Tugas Individu
Oleh:
RUSYDAH
BINTA QUR-ANIYAH
120210302032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Sistem Perbudakan di Amerika 1800-1860” yang merupakan salah satu dari
komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd,
selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.
Teman-teman yang telah
memberi dorongan dan semangat;
3.
Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 29 Maret 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
1.1
Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
1.2
Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 5
1.3
Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
2.1
Latar Belakang Perbudakan di Amerika.............................................................. 6
2.2
Faktor Penyebab Perbudakan di Amerika........................................................... 8
2.3
Praktik Perbudakan yang di Aplikasikan di Amerika.......................................... 9
2.4
Usaha Penghapusan Perbudakan di Amerika...................................................... 12
2.5
Proses Pemberontakan yang Dilakukan Budak di Amerika................................ 14
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 19
3.1
Simpulan............................................................................................................. 19
3.2
Saran................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 20
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Awalnya
Kedatangan orang-orang Inggris ke Amerika disebabkan karena kecintaan mereka
akan kemerdekaan. Mereka pindah ke Amerika pada dasarnya ingin meninggalkan
peraturan-peraturan keaagamaan, pemerintahan dan kebebasan ekonomi yang selama
ini terkekang. Alasan politik yang yang melatarbelakangi kedatangan orang
Inggris adalah karena terjadinya kehidupan yang tidak stabil akibat dari
tekanan pemerintah Inggris, alasan ekonomi adalah alasan paling kuat bagi orang
Inggris untuk pergi mendirikan koloni di amerika sebagai tempat tinggal baru.
Kebanyakan imigran dari Inggris meninggalkan tanah air mereka untuk mendapatkan
kesempatan ekonomi yang lebih luas. Alasan agama yang melatarbelakangi
kedatangan orang-orang Inggris ke amerika adalah keinginan mereka untuk menjalankan
kehidupan keagamaan yang diyakini secara bebas.
Pada masa
pemerintahan Ratu Elizabeth, dia dapat menyatukan antara kaum Puritan dan
Gereja Anglikan. Selama pergolakan agama pada abad 16-17 kaum puritan
menginginkan adanya suatu pembaharuan gereja resmi yaitu dengan cara menuntut
Protestanisasi menyeluruh terhadap gereja nasional dengan cara penyederhanaan
di bidang upacara keagamaan. Namun keinginan tersebut ditolak oleh James I,
penolakan tersebut membuat ketegangan antara kaum puritan dan pemerintahan
James I yang menyebabkan kaum puritan keluar dari kegerejaan Anglikan. Setelah
orang-orang Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni , maka diperlukan
tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang perkebunan. Tenaga kerja dari
Inggris jumlahnya terbatas sehingga mereka memutuskan untuk mengambil
orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan
sebagai budak.
Perdagangan
budak yang dilakukan Inggris yang melakukan hubungan dengan penguasa dan
penduduk pribumi afrika yang memperjualbelikan budak untuk ditukar dengan
persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasi perdagangan dengan
penguasa afrika tersebut dipekerjakan di amerika untuk mengerjakan pekerjaan
perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga lebih besar. Bangsa Afrika
yang khususnya yang dijadikan Budak di berbagai penjuru dunia ini telah
menjalani masa-masa pahit yang harus mereka jalani selama proses perbudakan
ini. Deskriminasi yang sangat jelas mereka jalani menjadi semacam rutinitas
yang sangat memberatkan baik itu bagi masa depan Ras juga untuk masa depan
secara pribadi orang kulit hitam ini. Perbudakan telah menjadi pembahasan
tersendiri dalam sejarah kelam masyarakat Amerika Serikat, perbudakan pulalah
yang akan menghantarkan Amerika Serikat dalam perang yang banyak merenggut
nyawa yang sia-sia, di Amerika serikat. Perbudakan dan segala sejarahnya
menjadi sebuah dunia tersendiri dalam cermin pribadi Amerika Serikat yang
mengaku sebagai Negara paling demokratis di Dunia. Oleh kerenanya Perbudakan
kulit hitam dengan segala deskriminasinya akan menjadi kenangan yang perlu
diketahui semua masyarakat Amerika Serikat semua generasi.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah latar belakang
perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat?
2.
Apa saja yang menjadi faktor
penyebab perbudakan di Amerika?
3.
Bagaimanakah praktik perbudakan yang
di apikasikan di Amerika?
4.
Bagaimanakah usaha penghapuskan
perbudakan di Amerika?
5.
Bagaimanakah proses pemberontakan
yang diakukan budak di Amerika?
1.3
Tujuan
1. Dapat mengetahui latar belakang dan yang menjadi
faktor penyebab perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat
2. Mengetahui
praktik perbudakan di Amerika
3. Untuk
mengetahui usaha penghapusan perbudakan dan pemberontakan yang dilakukan oleh
para budak di Amerika
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Terjadinya Perbudakan Di Amerika Serikat
Pada awalnya perbudakan orang kulit
putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung
sejak zaman kuno. Perbudakan di Amerika
dimulai ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika lalu disusul dengan
bertempat tinggalnya imigran Inggris di sana. Dimensi mengerikan dari sistem
perbudakan ini semakin parah dengan terbentuknya daerah baru yang kini dikenal
dengan nama Amerika Serikat. Timbullah perdagangan budak yang tidak mengenal
perikemanusiaan dan laut-laut antara Amerika-Afrika penuh kapal-kapal budak. Lebih dari 200 tahun kapal-kapal yang memuat budak-budak berkulit hitam
merapat di pelabuhan-pelabuhan Amerika. Sejak itu pula manusia
diperlakukan seperti hewan dan bahkan diperjual belikan. Seluruh ahli sejarah
meyakini keberhasilan Amerika saat ini merupakan hasil dari pekerjaan jutaan
budak Afrika. Kepedihan yang dialami oleh budak- budak Amerika sejatinya
merupakan kisah menyedihkan.
Perbudakan merupakan suatu lembaga
sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh
tuannya. Makna budak itu sendiri adalah orang yang dianggap dan disamakan
dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah
dirampas oleh orang lain (pemiliknya). Banyak faktor yang menyebabkan seorang
harus menjalani hidup sebagai seorang budak, anatar lain faktor ditawan karena
kalah dalam suatu peperangan, dijual atau dilahirkan oleh orang tua yang
berstatus sebagai budak dan juga berhutng kemudian tidak mampu melunasinya.
Saat bangsa Spanyol mulai menduduki Amerika Tengah (1500), maka di
dirikanlah perusahaan-perusahaan tanah ( haciende, plantage) untuk tembakau, tebu
dan kapas. Mereka membutuhkan pekerja-pekerja di ladang-ladang yang banyak.
Terbukti bangsa Indian tidak dapat dipergunakan (karena biasa hidup merdeka)
dan orang kulit putih sendiri tidak tahan karena hawa panas. Bangsa Indian yang
dipaksa kerja di ladang-ladang banyak sekali yang mati.
Bartolomo de las Casas, seorang Katholik-Roma dan pembela bangsa Indian,
kemudian mengusulkan supaya mempergunakan saja bangsa Negro (karena dipandang
bangsa yang kuat dan tahan panas). Mulai pada tahun 1501 perbudakan bangsa
Negro di Amerika dengan riwayatnya yang sangat menyedihkan. Orang-orang Negro
di Afrika ditangkapi dengan kejam, diangkut sebagai binatang ke Amerika dengan
kapal-kapal budak (Slaveship) dan di jualnya disana sebagai budak dengan untung
yang besar (karena di Afrika mereka tidak usah membelinya, tinggal
menangkapinya saja).
Ditahun 1562, orang-orang inggris
yang dipimpin oleh Sir Jhon Howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang
budak di Afrika Barat. Pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun
akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak. Tahun 1672, Inggris
mendirikan organisasi dagang di Afrika Barat
yang bernama the royal african
company. Para budak yang dibawa ke kapal-kapal Inggris ditukar dengan
hasil-hasil textil, anggur, senjata dan kebutuhan-kebutuhan lain yang sangat
diperlukan oleh para raja atau penguasa-penguasa pribumi diwilayah Afrika
Barat.
Perdagangan budak Negro memuncak
pada awal pertengahan abad ke 18 (antara tahun 1720-1760) sesudah pada tahun
1713 terjadi perjanjian Asiento (el pacto del asiento de Negros) antara Spanyol
dan Inggris yang memberi monopoli kepada Inggris untuk mengimport budak Negro
dari Afrika ke Amerika
Dalam mengimport budak, terdapat
masalah pengangkutan yang banyak menimbulkan berbagai masalah dan kesulitan,
ini dikarenakan sering terjadi perlawanan dari para budak, menderita sakit
dikarenakan para budak
berdesak-desakan di dek kapal, diberi makan sedikit, tidak ada toilet, sehingga
muntahan, berak, kencing dilakukan di tempat yang sama, sehingga banyak budak
yang menderita sakit. Bahkan begitu kejamnya perlakuan ketika “Middle Passage”
banyak budak yang stress berupaya untuk bunuh diri dengan cara mogok makan.
Selain itu perbedaan
iklim dan penderitaan fisik yang disebabkan oleh perlakuan kejam dari para
pemiliknya juga sebagai pendorong timbulnya masalah saat proses pengangkutan
budak.
Middle Passage adalah sebuah perjalanan yang begitu mengerikan bagi para
budak. Sebuah rute pelayaran para budak dari benua Afrika ke benua Amerika
melewati samudera Atlantic yang juga terkenal dengan Transatlantic. Perjalanan
dengan kapal laut yang membutuhkan waktu selama 8 hingga 10 minggu untuk sampai
ke benua Amerika. Middle Passage adalah perjalanan yang dehumanis karena
perlakuan para pedagang Eropa yang membawa budak diperlakukan secara menyedihkan
dengan model “loose Pack”.
Kapal yang berisi budak-budak yang telah merapat di pelabuhan di Benua
Amerika selanjutnya dilelang/dijual oleh pedagang budak melalui pelelangan.
Poster-poster pelelangan budak disebarkan di penjuru kota di Amerika. Jadwal
pelelangan ditetapkan, budak yang kuat, sehat merupakan budak dengan harga yang
paling tinggi/mahal. Selanjutnya budak yang kecil, muda, tua, sakit terjual
paling akhir dengan harga yang murah.
Perbudakan yang terjadi di Amerika
Selatan dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan Undang-Undang
mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang
dinamakan the black codes. Pada
awalnya budak yang dipekerjakan di Amerika bagian Selatan berasal dari Afrika
Barat. Didalam masyarakat pertanian terutama didaerah bagian Amerika sebelah
selatan yang banyak bermata pencaharian sebagai masyarakat perkebunan dan
pertanian sangat membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat
produksi, yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang
seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat
perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan
kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Setelah Amerika merdeka 1776, tahun 1850 adalah periode yang
ditandai dengan wilayah Amerika Serikat yang semakin bertambah, jumlah
penduduknya kira-kira 23 juta orang, dari 31 negara bagian. Pola perekonomian
pun terstruktur dengan baik, antara lain kemajuan Industri di utara, pertanian
di bagian tengah dan Selatan, daerah pantai barat seperti California,
berkembang dengan tambang emasnya, di South Carolina. Tanaman tebu di Lousiana,
pertanian tembakau di Maryland dan yang paling utama diantaranya adalah tanaman
Kapas. Sehingga tanaman ini menjadi mascot wilayah selatan. Bahkan pada tahun
1850 Amerika bagian Selatan adalah produsen 80% kapas dunia. Terlebih lagi
setelah ditemukan mesin pemisah biji kapas di tahun 1973 semakin memperkokoh
posisi sentral ekonomi Amerika serikat. Dalam hal inilah, perbudakan di Amerika
lebih
2.2 Faktor
Penyebab Perbudakan di Amerika
Adapun faktor penyebab terjadinya
perbudakan di Amerika antara lain:
a. Meningkatnya produksi Tembakau dan Tebu
Di tahun 1612, terjadilah suatu perkembangan yang merombak
perekonomian Virginia. Peristiwa ini ialah ditemukannya cara mengolah tembakau
Virginia sesuai dengan selera Eropa. Pengirimnan pertama tembakau ini tiba di
London pada tahun 1614 dan dalam satu dasawarsa tembakau menjadi sumber
pendapatan Virginia yang utama. Disamping itu, Maryland juga mengembangkan
suatu perekonomiannya yang sangat mirip dengan yang di Virginia. Dari
meningkatnya produktivitas tembakau, berkembanglah perbudakan di Amerika.
Selain penanaman tembakau di Virginia dan Maryland, Penanaman tebu
di Lousiana juga mengembangkan dan memperluas perbudakan, tanah-tanah panas
yang subur di Lousiana, sebelah tenggara ternyata ideal untuk memelihara tebu
yang menguntungkan. Pada tahun 1830, negara bagian itu menghasilkan kira-kira
separuh persediaan gula seluruh negara. Akhirnya penanaman tembakau juga
bergerak ke barat,seraya membawa serta perbudakan.
b. Meningkat dan ditemukannya mesin kapas
Faktor utama
penyebab timbulnya perbudakan yaitu bangkitnya usaha besar penanaman kapas di selatan
yang digalakkan oleh pengenalan jenis-jenis kapas baru,dan oleh penemuan Eli
Whitney, yaitu mesin kapas guna menyaring biji dari kapasnya, sehingga revolusi
industri tekstil menjadi usaha besar-besaran, dan permintaan atas kapas mentah
menjadi meningkat. Pembukaan tanah-tanah baru sangat memperluas daerah baru
untuk pemeliharaan kapas sehingga penanaman kapas berkembang secara pesat
menyebar di negara-negara bagian.
Sebelum tahun 1830, sistem patriarkal lama dalam
pemerintahan perkebunan dengan gaya pengelolaan yang santai serta pengawasan
terhadap para budak yang dilakukan oleh majikan sendiri, masih merupakan ciri
khas darinya. Namun setelah tahun 1830, dengan dimulainya produksi kapas secara
besar-besaran di daerah selatan bawah, majikan pun lambat laun tidak lagi
melakukan pengawasan langsung atas budak untuk mengerahkan sebanyak mungkin
hasil kerja dari para budak.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatkan produksi kapas
yaitu dari hasil yang tidak berarti, produksi kapas tahun 1800 malonjak sampai
sekitar 16 juta kilogram dan meningkat sampai 72 juta kilogram pada tahun 1820.
Dan dalam tahun 1840 mencapai jumlah lebih dari 301.500.000 juta kilogram.
Tujuh perdelapan hasil kapas seluruh dunia ditumbuhkan di daerah Selatan
Amerika. Berdasarkan bukti tersebut, semakin meningkatlah perbudakan di
Amerika.
2.3 Praktik
Perbudakan Yang Di Apikasikan Di Amerika
Impor
budak ke Amerika pada 31 agustus 1616 oleh Jhon Roulfe, bangsa belanda telah
menjual sebanyak 20 orang negro ke Virginia, pada saat itu masih koloni Inggris,
orang negro diwilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga.
Wilayah Amerika Serikat bagian selatan pada periode kolonial Inggris terbentang
dari Maryland sampai Georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertanian dan
perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni Inggris. Berbagai hasil
industri Inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis
tanaman tembakau dan koloni mulai menggunakan tenaga budak.
Latar
belakang perbudakan di Amerika Serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat
berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat
subur. Yang menghasilkan tebu, kapas, dan tembakau sesuai dengan lingkungan
alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian.
Perkebunan di selatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong
kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya masalah tenaga kerja diberbagai
perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan pekerja dari orang Indian
yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih
diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya
juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan diperkebunan sangat
efektif dan juga murah.
Perbudakan
sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah Virginia, kemudian tersebar
luas ke wilayah lain. Pada 1625 terjadi hubungan perdagagan antara Virginia London Company dengan pihak kerajaan,
menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan
swasta di Virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja
budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar
orang-orang negro yang diimpor dari afrika barat dipekerjakan dalam perkebunan
tembakau, tebu dan kapas. Sumber penghasilan utama bagi wilayah Amerika Serikat
bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga
budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
Praktik-praktik
perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak
dianggap sebagai barang milik yang dikuasai sepenuhnya oleh para pemiliknya,
sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembga
sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah selatan. Para Budak yang berada di Amerika Utara biasanya
dipekerjakan di pabrik dan para Budak yang berada di Amerika Selatan
dipekerjakan di perkebunan. Kehidupan para budak sungguh menyedihkan, hal ini
dikarenakan:
Setiap
hari mereka harus bekerja keras dari matahari terbit hingga matahari terbenam
tanpa gaji dan perlakuan kasar.
Untuk
tempat berlindung para budak harus membangun rumahnya sendiri dengan bahan
seadanya.
Untuk
makan, biasanya mereka makan makanan seadanya.
Dalam
setahun hanya sepasang sepatu dan pakaian seadanya oleh Tuannya.
Para
budak tidak diperkenankan berbicara ketika bekerja dengan bahasa mereka. Bila
berbicara akan mendapatkan hukuman.
Para
budak tidak boleh belajar membaca dan menulis. Tetapi Pada hari minggu mereka
diperbolehkan pergi ke Gereja.
Ada cara
tersendiri bagi para pemilik budak di Amerika Serikat dalam menjaga para budak
kulit hitam. Cara yang digunakan adalah dengan membuat si budak atau menjaga
agar si budak selamanya tidak tahu apapun. Si majikan pun menanamkan sikap
ketergantungan yang berlebih sehingga si Budak tidak dapat benar-benar mandiri,
para budak sangat terbentur dengan hal kemandirian. Kebanyakan dari para budak
ini memang tidak bisa baca dan tulis. Jadi kemungkinan besar jika si Budak ini
melarikan diri dia tidak akan mampu berbuat banyak.
Budak
tergantung pada pemiliknya, baik dalam pemberian makanan maupun pakaian, sehingga
terpatri dalam benak para budak apapun yang menjadi kebutuhannya bergantung dan
meminta dari pemiliknya, secara garis besar pola yang diterapkan para pemilik
budak bagi para budaknya adalah dengan menciptakan pola pikir budak yaitu
sebuah kebiasaan untuk sepenuhnya bergantung pada pemiliknya atau dengan
berusaha melatih si budak untuk bekerja namun mencegahnya belajar mengurus diri
sendiri. Hal ini membuat mayoritas budak tidak mengerti apa-apa kecuali dengan
mentaati setiap keinginan pemiliknya.
Sebagian besar budak tentu saja bekerja di
ladang. Pekerjaan yang tepat dari tenaga kerja
mereka bervariasi sesuai dengan tanaman dan kemampuan dari budak
tersebut. Di peternakan kecil pemilik sering bekerja
keras berdampingan dengan budaknya. Mayoritas para budak tinggal dan
bekerja di perkebunan , dimana pria, wanita dan anak-anak bekerja secara
berkelompok yang biasanya diawasi oleh pengawas. Para pengawas sering
memperlakukan budak secara kasar (Eric & Olivia 1990:10).
Keadaan para
Budak kulit hitam di Amerika Serikat adalah sebuah keadaan kenyataan sejarah
yang penuh dengan diskriminasi. Perlakuan yang kasar juga pembedaan antar ras
sudah menjadi hal yang biasa dalam cerita hidup para Budak. Gubernur
Connecticut menyatakan bahwa semua anak yang lahir dari budak perempuan kulit
hitam adalah terlahir dan tertakdirkan sebagai budak, 13 tahun setelahnya,
orang-orang budak kulit Hitam dilarang memiliki tanah di Connecticut.
Di Kota New
York, budak-budak kulit hitam ini dilarang berada di jalanan setelah matahari
terbenam. parahnya lagi para Budak ini tidak diperkenankan menjadi saksi dihadapan
sidang di Pengadilan. Bahkan orang negro dapat dijatuhi hukuman mati tanpa
diadili sebelumnya.
Sebuah persoalan makin memperburuk perbedaan regional dan ekonomi wilayah
Utara dan Selatan: perbudakan. Mereka melihat keuntungan besar yang diraup para
pebisnis wilayah Utara dari penjualan kapas, banyak warga wilayah Selatan
menganggap keterbelakangan wilayah mereka sebagai akibat bertambahnya kekuasaan
pihak Utara. Sebaliknya, orang Utara menyatakan bahwa perbudakan, yang mereka
sebut sebagai “institusi yang ganjil”, adalah penyebab utama terjadinya
kemunduran di daerah tersebut. Padahal, perbudakan bagi orang Selatan sangat
penting bagi perekonomian mereka (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:167).
2.4 Usaha
Penghapuskan Perbudakan di Amerika
Berdasarkan data jumlah yang didapat
dari biro sensus penduduk negro oleh pemerintah federal (1790-1915),
menunjukkan bahwa jumlah penduduk negro yang berada di wilayah utara relatif
kecil. Sampai dengan 1830 orang-orang negro di Amerika Serikat tercatat
2.328.642 orang. Dari jumlah itu penduduk negro yang berada di utara rata-rata
tercatat 10%. Tenaga-tenaga negro di Utara pada umumnya digunakan sebagai
pelayan rumah tangga. Sejak 1804, wilayah Utara telah melarang adanya perbudakan.
Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan
abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet
masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang
kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker,gerakan abolisi dan
masyarakat anti-perbudakan mulai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800,
orang-orang abolisi kulit hitam seperti
: Prince Hall, Benjamin Banneker, Abraham Jones, dan Richard Allen mulai
menyuarakan anti-perbudakan dan mendirikan the
African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun
orang-orang negro di utara mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi
dengan baik yang terkenal dengan nama The
Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di
berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Gerakan tersebut agar lebih aman
melakukan aktifitasnya membantu melarikan para budak selalu pada malam hari.
Ada di antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih
dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan
dalam menghdapi gerakan The Underground
Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap
tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah
menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Pimpinan-pimpinan selatan dalam
usahanya menentang The Underground
Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan
diri ke utara. Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam
sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut
adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa
dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston, Massachusetts, yang
telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan
tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah
Boston yang berdalih pada Fugitive Slave
Law.
Sejak tahun 1830, perbedaan paham mengenai perbudakan sudah
mengencang. Di wilayah Utara, sentimen anti perbudakan tumbuh hingga
memiliki pengaruh yang sangat kuat, didukung oleh gerakan tanah bebas budak
yang dengan keras menentang perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum
masuk menjadi negara bagian. Bagi orang Selatan yang hidup pada tahun 1850-an
perbudakan adalah suatu kondisi di mana tanggung jaawab mereka tak lebih dari
mengajari budak berbahasa Inggris dan membentuk perwakilan mereka. Di beberapa
daerah pesisir, perbudakan pada tahun 1850 sudah berlangsung lebih dari 200
tahun, perbudakan adalah integral dari dasar perekonomian daerah (Garis Besar
Sejarah Amerika 2004:167).
Walaupun sensus pada 1860 menunjukkan bahwa ada hampir 4 juta budak dari
total populasi 12,3 juta orang di 15 negara bagian yang mengizinkan perbudakan,
hanya minoritas kecil orang kulit putih wilayah Selatan yang memiliki budak.
Pada saat itu terdapat 385.000 pemilik budak dari sekitar 1,5 juta keluarga
kulit putih. Lima puluh persen pemilik budak ini memiliki tidak lebih dari lima
budak. Dua belas persen memiliki dua puluh atau lebih budak, menggambarkan
transisi petani menjadi pemilik perkebunan. Tiga perempat dari keluarga kulit
putih di bagian Selatan, termasuk ”orang kulit putih yang miskin.” mereka yang
berada di kelas terbawah rakyat wilayah Selatan, tidak memiliki budak (Garis
Besar Sejarah Amerika 2004:168).
Mudah di mengerti tujuan para pemilik perkebunan untuk mempertahankan
perbudakan. Tetapi petani kecil dan orang kulit putih yang miskin juga
mendukung institusi perbudakan. Mereka takut jika dibebaskan, warga kulit hitam
akan bersaing dengan mereka dalam hal ekonomi dan menghapuskan status sosial
mereka yang lebih tinggi. Orang kulit putih wilayah Selatan membela perbudakan
bukan hanya atas dasar kebutuhan ekonomi tetapi lebih karena pengabdian
mendalam terhadap supremasi kulit putih (Garis Besar Sejarah Amerika 2004:168).
Perbudakan dengan sendirinya adalah sebuah sistem yang brutal dan penuh
pemaksaan. Pemukulan dan pemisahan keluarga melalui penjualan individu adalah
hal biasa. Namun, pada akhirnya kritik paling tajam terhadap perbudakan
bukanlah tentang prilaku majikan terhadap budak, melainkan perbudakan melanggar
secara hak asasi setiap manusia untuk hidup bebas (Garis Besar Sejarah Amerika
2004:169)
2.5 Proses
Pemberontakan yang Dilakukan Budak di Amerika
Terjadi suatu pemberontakan budak
pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan
kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya.
Disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama timbulnya
pemberontakan. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor tidak puas dan putus asa
dari kelompok budak,terjadinya berbagai insiden dan mengenai simbol. Perasaan
tidak puas dari para budak itu karena ascribed
stastus, Yaitu status yang dibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam
hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang
menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang
tercantum dalam The black codes sangat menekan perasaan
para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan
dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak
yang sering mengalamitekanan jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Pemberontakan budak di Amerika
Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial
Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada
November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era
kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada
September,1663. Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara
di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang
terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di
Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka
pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.
Selama periode 1800-1864, telah
terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan.
Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan
tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode
1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang
saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara
konfederasi.
Dalam membahas sekilas sekitar
pemberontakan budak pada periode 1800-1864, penulis hanya memfokuskan pada tiga
peristiwa yang dianggap sangat penting selama terjadinya pemberontakan. Tiga
peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu : (1) terjadi pada 1800, di
Virginia, dipimpin oleh Gabriel Prosser; (2) pada 1822,terjadi pemberontakan
budak di South Carolina di bawah pimpinan Denmark Vesey; (3) pada 1831,
pemberontakan budak terjadi di Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat
di berbagai wilayah. Terdapat suatu keunikan dalam mempelajari tokoh pemimpin
budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan. Keunikan itu nampak bahwa
pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah tangga yang kemudian ia
memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi berstatus budak. Pada budak
rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan dapat digagalkan, antara lain,
rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak rumah tangga yang kemudian
segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada tuannya. Jadi, dalam masalah
sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi pemimpin pemberontakan, namun
juga dapat berkhianat menggagalkan rencana pemberontakan. Berikut ini secara
garis besar akan dikemukakan peristiwa ketiga pemberontakan budak yang terjadi
pada 1800,1822,dan 1831.
Gabriel Posser adalah budak rumah
tangga yang bekerja sebagai sains dari seorang pengusaha perkebunan di daerah
Virgimia, bernama Thomas Prosser. Ia seorang pengikut kristiani yang amat tekun
mempelajari ajaran Injil. Ia mulai tergugah hatinya ingin membantu perjuangan
bangsanya membebaskan dari belengu perbudakan. Setelah beberapa tahun mengabdi
pada tuannya, kemudian ia memperoleh kemerdekaannya sebagai seorang negro bebas.
Perjuangan Gabriel Prosser di dalam
menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam
menentang perbudakan is mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi
persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu
perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan
peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu
pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1
September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam
tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus
berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok
yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para
penjaganya.
Sebelum Gabriel Prosser mulai
merencanakan penyeranagan kota Richmond,
rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua
orang budak rumah tangga.kedua penghianat tersebut melaporkan rencana
pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara
bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera
menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta
melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat
dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Komplotan
Gabriel Prosser telah gagal akibat penghianatan yang dilakukan oleh dua orang
budak rumah tangga. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di
kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi
seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun
gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak
mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel
Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah
pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur James Monroe, segera melaporkan pada
pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
Pemberontakan yang lain dilakukan
oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822.seperti halnya
Gabriel Prosser, Vesey berasal dari budak rumah tangga. Perjuanagan Denmark
Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel
Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Denmark
Vesey menanamkan agama dan ide-ide dari revolusi Perancis. Vesey menanamkan
pengaruhnya terhadap para anggotanya, bahwa Tuhan telah menciptakan semua umat
manusia memiliki hak-hak yang sama. Rasa ketidakpuasan bersumber dari
pengetrapan the black codes.
Disamping itu, ia mendapat dukungan dari para pemimpin Greja Metodhist yang
anggotany aterdiri dari orang-orang negro. Berdasarkan pengalaman yang ada,
gagalnya pemberontakan budak karena adanya penghianatan dari budak rumah
tangga, maka, vessey merencanakan pemberontakan yang akan dilakukannya harus
hati-hati jangan sampai bocor. Ia menetapkan bahwa pemberontakan akan dimulai
pada minggu kedu, Juli, 1822. Ia berusaha
mencari bala bantuan orang-orang negro di derah Santo Domingo, sama
seperti yang pernah dilakukan oleh Gabriel Prosser. Bala bantuan yang diharpkan
Vessey, kenyataanyya menjadi terpencar sehingga sulit dikoordinasi, mengingat
jarak tempuh dari daerah Charleston dengan Santo Domingo, terlalu jauh, 80 mil
jaraknya. Rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang budak yang
telah mendapat kepercayaan darinya.
Budak itu bernama Devany, seorang
pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas kolonel
Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh kebebasan
dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139 orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam
penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi
para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman
mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang.
Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia
tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam
komplotannya.
Mengenai pemberontakan yang dlakukan
oleh Nat Turner pada 1831,di Virginia, dapat di kisahkan sebagai berikut : Nat
Turner adalah seorang pendeta sangat tekun mempelajari isi injil,sering memberi
khotbah dan membabtis para budak. Ia adalah seorang pendeta yang sangat
fanatik, menggunakan konsep supra irasional dalam usahanya membebaskan para
budak. Kondisi masyarakat yang tidak menentu dengan harapan dan kecemasan,maka,
mereka akan mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang bermukjizat atau
istilahnya sebagai the miracle man,
rakyat menaruh kepercayaannya agar perasaan-perasaan tidak puas, frustasi,dan
putus asa dapat segera berakhir, kemudian mengharapkan kemakmuran atau
kesejahteraan sosial. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus
mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Kefanatikan
Nat Turner dipertebal oleh kegemaran mengolah hal-hal yang bersifat mistik
sehingga akan dapat diketahui ideologi apakah yang akan digunakan sebagai
konsep perjuangannya dalam membebaskan perbudakan. Dapat dikatakan bahwa ia
berideologi yang messianistis. Artinya, di dalam situasi sosial yang kacau
manusia sudah tidak berdaya lagi mengatasi dengan hal-hal yang rasional seperti
yang dikerjakan oleh Nat Turner. Oleh karena itu, pemberontakan yang dilakukannya
tidak direncanakan cermat dan teliti. Tentu saja, seorang pemimpin
pemberontakan yang fanatik dengan sendirinya akan menlaksanakan perannya tak
dipertimbangkan dengan masak-masak dan tidak waspada.
Nat Turner masih terkesan mengenai
rencana penyerangan yang telah mengalami kegagalan akibat terjadinya suatu
penghianatan. Maka, Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang untuk
mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin
penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk
melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit
sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai
pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam
pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan
oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya
merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya
mendapat bantuan dari para budak rumah
tangga. Nat Turner beserta para
pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis
beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai
“Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka
melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga
sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit
putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang.
Pada masa berkobarnya pemberontakan itu, seluruh pendeta negro di Virginia
diperiksa oleh pemerintah, sebab pemimpin pemberontakan adalah berasal dari
seorang pendeta. Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang
diduga terlibat dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang
lain dijatuhi hukuman gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi
didaerah pegunungan di Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para
pengikutnya berhasil ditangkap 30 Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada
11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13
Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan
Pada awalnya perbudakan orang kulit
putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung
sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang Mesir terhadap
orang negro di Afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian
dan di tempat kuil-kuil.
Pada awalnya budak yang dipekerjakan
di amerika bagian selatan berasal dari Afrika Barat. Dimana di Afrika Barat ini
penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu.
Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan
ketela. Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama
umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai sepenuhnya oleh
para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan
sebagai suatu lembga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah
selatan.
Sejak tahun 1830, perbedaan paham mengenai perbudakan sudah
mengencang. Di wilayah Utara, sentimen anti perbudakan tumbuh hingga
memiliki pengaruh yang sangat kuat, didukung oleh gerakan tanah bebas budak
yang dengan keras menentang perluasan perbudakan ke daerah Barat yang belum
masuk menjadi negara bagian. Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah
terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan
budak awal mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun
pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika
Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya
perang saudara di Amerika Serikat (1607-1865), telah terjadi 115 kali
pemberontakan budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat.
Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya
perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi
pemberontakan-pemberontakan budak.
3.2 Saran
Dalam mempelajari makalah ini
diharapkan pembaca mempelajari buku maupun sumber yang relevan agar dapat
memperluas wawasan bagi pembaca. Sehingga dari memahami buku atau sumber yang
relevan tersebut dapat memperkuat pengetahuan atas informasi yang telah disajikan
dalam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Sundoro,hadi.
2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember
University Press
Gray,
Wood. _____. Garis Besar Sejarah Amerika. Washington: Universitas
George Washington
http://mardiandwid.blogspot.com/. [diakses
29 Maret 2014]
http://kumpulantugassejarah.blogspot.com/2011/07/penghapusan-perbudakan-di
amerika.html. [diakses 29 Maret 2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar