PERANAN DOKTRIN
MONROE TERHADAP IMPERIALISME DAN KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG
DUNIA I DAN II
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen
Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Tugas Individu
Oleh:
RUSYDAH
BINTA QUR-ANIYAH
120210302032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Peranan Doktrin Monroe Terhadap
Imperialisme Dan Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Perang Dunia I Dan II” yang merupakan salah satu dari
komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd, selaku
Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.
Teman-teman yang telah
memberi dorongan dan semangat;
3.
Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 25 April 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
1.1
Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
1.2
Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 5
1.3
Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
2.1
Latar Belakang Doktrin Monroe.......................................................................... 6
2.2
Pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat............................................... 7
2.2.1
Wujud Imperialisme Amerika Serikat...................................................... 8
2.2.2
Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia............................................ 16
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 21
3.1
Simpulan............................................................................................................. 21
3.2
Saran................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 23
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam masa
prestise Amerika serika di Amerika Latin sangat rendah dan rakyat AmerikaLatin
mulai membenci dan merasa takut terhadap bangsa Yankee, yang disebutnya
“GRINGO” (orang asing, orang asing khususnya orang-orang inggris atau
orang-orang keturunan inggris). Kemenangan Amerika Serikat dalam perang melawan
Spanyol (1898) merupakan puncak dari imperialisme Amerika Serikat, di mana
AmerikaSerikat menguasai Philipina, Guam dan Puerto Rico dan dimana Amerika Serikat
membebaskan Cuba tetapi memaksa Amandement Platt atas konstitusi Cuba, yang
dipergunakan sebagai pangkalan angkatan laut AmerikaSerikat.
Di bawah ini adalah yang mendasari Imperialisme Amerika Serikat yang
terjadi di Amerika Latin, yaitu :
1.
Doktrin
Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang
terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin Monroe, sebenarnya dari nama seorang Presiden Amerika Serikat. Doktrin
Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik
isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal
dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di
luar Amerika. Doktrin
2. Faktor Politik : Keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke
negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City
Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin
bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika
Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban
Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika,
Karibia, dan juga Pasifik.
Dari hal inilah yang mendorong Amerika Serikat
melakukan Imperialisme antara lain di Philipina,
Guam dan Puerto Rico dan Cuba. Selain itu dari Doktrin Monroe itulah yag
menjadikan Amerika Serikat yang awalnya adalah negara netral menjadi salah satu
negara yang terlibat ke dalam Perang Dunia.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang di cetuskannya Doktrin Monroe?
2. Bagaimanakah pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui latar belakang di cetuskannya Doktrin Monroe
2. Memahami pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1
Latar Belakang Doktrin
Monroe
Doktrin Monroe adalah salah satu kebijakan Amerika
Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe presiden ke 5 Amerika
Serikat pada 2 Desember 1823, yang berbunyi: "Amerika Serikat menganggap
segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika
sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya". Doktrin
ini dicetuskan karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi
intervensi terhadap Amerika Serikat oleh negara-negara
adidaya Eropa. Presiden James Monroe
mengumumkan doktrin ini dalam pidatonya di hadapan kongres. Selanjutnya,
Doktrin Monroe digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden AS, seperti Theodore
Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik
luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada
Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu
pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut
Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia)
akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja
melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki
pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora
Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin
tersebut yang mengandung hal penting, yaitu ada empat prinsip
dasar, yang cukup terkenal. Antara lain :
1. Amerika
Serikat tidak akan mencampuri masalah-masalah internal ataupun peperangan di
antara Negara Eropa
2.
Amerika Serikat mengakui dan tidak
mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
3.
Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi
lebih lanjut
4. Upaya apapun
oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun di dunia akan
dipandang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.
Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya
negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap
negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga Amerika
Serikat akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu
jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar
jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
Doktrin Monroe intinya adalah “America for the
Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar
Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika
tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga
diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika
harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.
2.2
Pelaksanaan Doktrin
Monroe di Amerika Serikat
Pada awal berdirinya, Amerika
melakukan politik netralitas terhadap perpolitikan Eropa. Amerika yang mengedepankan
asas demokrasi memandang manusia mempunyai hak dalam menentukan nasibnya
sendiri, setiap individu bebas mengutarakan pendapat serta menentukan nasibnya
sendiri. Pengalaman sebagai koloni di bawah kekuasaan Inggris membentuk watak
demokrasi Amerika Serikat. Ucapan Presiden Monroe yang terkenal dengan Doktrin Monroe menyatakan bahwa politik Amerika Serikat netral terhadap
permasalahan politik di Eropa. Doktrin Monroe merupakan tuntutan untuk tidak
saling menyerang atas negara-negara Eropa di belahan bumi Barat (Jones, 1992:
58). Tanggal 7 November 1823,
dideklarasikan Doktrin Monroe oleh Presiden Amerika Serikat kelima, James
Monroe. Deklarasi ini dijalankan dengan tegas oleh Amerika Serikat, sehingga
negara-negara Eropa terpaksa menerimanya. Di dalam deklarasi ini juga sangat
ditekankan mengenai pembentukan koloni baru bagi Amerika Serikat.
Politik netralitas Amerika
Serikat berjalan pasca kemerdekaan hingga beberapa masa sebelum berkecamuk
perang di Eropa. Amerika Serikat menjalankan asas kebebasan tanpa mencampuri
urusan politik Eropa, netralitas dimaksudkan agar Amerika Serikat tidak
terkungkung dalam urusan ekonomi terhadap salah satu pihak yang bersengketa.
Politik netralitas bermaksud agar ekonomi Amerika Serikat bebas berhubungan
dengan negara manapun. Sesungguhnya,
dengan dikeluarkannya deklarasi ini Amerika Serikat telah memonopoli penjajahan
di Amerika Selatan dan Tengah untuk dirinya sendiri.
Pernyataan atau Doktrin
Monroe ini mendapatkan dukungan dari Inggris dimana Inggris telah mempersiapkan
kekuatan angkatan lautnya yang cukup ditakuti karena jumlah dan kualitasnya
yang cukup banyak dan baik. Dan dengan adanya Doktrin Monroe ini hubungan
Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi
bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika
Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika Serikat terhadap
kawasan Amerika Latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Amerika Latin berfikir
bahwa Amerika Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai media untuk
mendominasi benua Amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah
keluarnya Doktrin Monroe.
Sikap dari Amerika
Serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika Latin telah membuahkan pergolakan
fisik antara Amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya
insiden meledaknya kapal Amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol
muncul di benak rakyat Amerika dan akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan
Spanyol dari Kuba. Selain ekses yang diakibatkan oleh adanya peranan yang
begitu besar dari Amerika maka dalam pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun
1900, pihak Amerika Serikat memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni,
Amandemen senator orville hitchcock platt (platt amendement). Dalam amandemen
ini pihak Amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri
dari negara Kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta
warga Amerika Serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat
pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak
dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan
lautnya di Kuba.
Interpestasi yang meluas dari Doktrin Monroe terjadi
seiring dengan tampilnya Amerika Serikat menjadi salah satu kekuatan dunia.
Amerika mengkalim bahwasanya negara ini adalah polisi dunia. Sehingga negara
Negara Amerika Latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang
kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya
penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya Amerika Serikat
untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara Amerika Latin. Namun upaya
Amerika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara-negara kolonial lainnya
ataupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin. Selain dengan menggunakan
Doktrin tersebut untuk mengimperialis Amerika Latin, Interpretasi dari Doktrin
Monroe ini juga terwujud dalam keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia.
2.2.1
Wujud Imperialisme
Amerika Serikat
Pada dekade terakhir di abad 19 merupakan
perluasan imperial bagi Amerika serikat. Sat itu selain menyebarkan pengaruh,
juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah samudra Atlantik dan
pasifik, serta ke Amerika tengah.
Tetapi Amerika serikat memilih
jalan yang berbeda dengan orang Eropa pesaingnya karena sejarah perjuangannya
sendiri.
Sumber perluasan Amerika serikat pada
akhir abad ke 19 sangat bervariasi. Secara Internasonal, masa ini merupakan
periode imperialisme besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan Eropa saling berpacu
untuk menguasahi Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan menguasahi
perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk
memperluas wilayahnya adalah dengan membeli Alaska yang populasinya minim,
hanya ada suku Inuit dan penduduk asli lainnya dari rusia pada tahun 1867.
Kebanyakan warga amerika tidak peduli atau tidak suka dengan langkah yang
dilakukan oleh menteri luar negeri william Seward ini, dan Alaska sering dsebut
sebagai :kebodohan Seward’ dan “Peti Es Seward” tetapi 30 tahun kemudian ketika
es ditemukan disungai Klondike di Alaska, ribuan warga Amerika pergi ke utara
dan menetap di sana. Sewaktu Alaska menjadi negara bagian ke-49 pada tahun
1959, ia menggantikan Texas sebagai negara terbesar di Amerika serikat. Sebelunnya Amerika serikat pada tahun 1820-an melakukan
perang dengan Meksiko dan menduduki Texas.
A. Texas Dan Perang Dengan
Mesiko
Sepanjang tahun 1820-an, penduduk Amerika menduduki wilayah Texas yang
luas, sering kali dengan dengan tanah pemberian Meksiko. Namun jumlah mereka
semakin banyak dan membuat penguasa di daerah itu cemas sehingga akhirnya
melarang imigrasi lebih lanjut pada tahun 1830. Pada tahun 1834 jendral Antonio
Lopes de Santa Anna mendirikan pemerintahan diktator di Meksiko, dan pada tahun
berikutnya penduduk Texas memberontak. Di awal tahun 1836 Santa Anna
mengalahkan pemberontakan Amerika Serikat pada pengepungan di benteng Alamo
dalam pertempuran yang sangat di kenang. Namun orang Texas di bawah pimpinan
San Houston menghancurkan tentara Meksiko dan menangkap Santa Anna sebulan
kemudian dalam pertempuran San Jacinto dan memastikan kemerdekaan Texas. Selama
hampr satu dekade, Texas tetap menjadi republik yang berdiri sendiri, ia
kemudian bergabung menjadi negara bagian yang ke-28 pada tahun 1845.
Meskipun Meksiko memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat karena
persoalan status negara bagian Texas,
persoalan yang lebih dipertentangkan adalah batas wilayah negara bagian baru
ini. Texas mengklaim Sungai Rio Grande sebagai batasnya, Meksiko mengklaim
bahwa tapal batas ada di utara sisi Sungai Nueces. Sementara itu, banyak
pemungkim berbondong-bondong masuk ke wilayah Meksiko dan california saat orang
amerika mengklaim Amerika Serikat memliki takdir nyata untuk memperluas wilayah
kearah barat sampai ke samudera Pasifik.
Usaha Amerika Serikat untuk membeli New Mexiko dan wilayah California gagal
dan setelah pertikaian antara tentara Meksiko dan Amerika Seriat di sepanjang
Ro Grande, amerika serikat menyatakan Perang pada tahun 1846. Tentara Amerika
Serikat menduduki New Mexico, lalu membantu perlawanan para pemukim di
california. Pasukan Amerika Serikat di bawah komando zachary taylor menginvasi
Meksiko, memperoleh kemenagan di Monterey dan Buena Vista, anmun gagal mengajak
Meksiko ke meja perundingan.
Pada bulan Maret 1847 pasukan Amerika di bawah komando Winfield Scott
mendarat di dekat Vera Cruz di pesisir timur Meksiko, dan setelah melampaui
beberapa rintangan dapat memaski Mexico City. Namun baru setelah santa Anna
mengundurkan diri Amerika Serikat dapat mengasosiasikan Traktat Guadulupe
hildago di mana Meksiko mau menyerahkan daerah barat daya dan California dengan
uang ganti rugi $ 15 juta.
Perang tersebut berguna sebagai tempat berlatih para tentara Amerika yang
kemudian hari akan bertempur untuk kedua belah pihak dalam perang saudara.
Perang Meksiko ini juga secara politik terhitung oerang warga memecah belah, di
mana tokoh anti perbudakan Whigs mengkritik pemerintahan demokrat James K. Polk
atas kebijakan perluasan daerahnya. Dengan berakhirnya Perang Meksiko, Amerika
Serikat mendapatkan wilayah baru seluas 1,36 juta km persegi, yang mencangkup
negara bagian Arizona sekarang ini, Nevada, california, Utah sebagian New
Mexico, Colorado dan Wyoming. Namun hal itu menjadi pencaplokan beracun karena
menumbulkan pertanyaan paling meledak-ledak dalam politik amerika Saat itu.
B. Kuba (1868-1878)
Daerah koloni Spanyol terakhir di Amerika
Latin yang masih harus merebut kemerdekaannya adalah kuba. Usaha untuk
menggulingkan pemerintahan panjajah timbul antara tahun 1824-1868, tetapi
selalu gagal. Mula-mula melalui gerakan bawah tanah, kemudian menjadi
perlawanan terbuka. Pada umumnya Amerika serikat memberi bantuan kepada gerakan
kemerdekaan Kuba dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjatahan, dan fasilitas
penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan
militer Spanyol.
Kemudian timbul perang sepuluh tahun
(1868-1878)di kuba atau tepatnya di
sebut pemberontakan sepuluh tahun, karena apa yang terjadi waktu itu adalah
pemberontakan rakyat melawan melawan penguasa Spanyol. Walaupun pemberontakan
ini merupakan suatu langkah maju daripada sistem perlawanan sebelumnya, belum
juga berhasil.
Akibat pemberontakan yang lama ini,
semangat revolusi rakyat makin meluap, banyak rakyat yang melarikan diri ke
Amerika Serikat, dan kebencian Amerika Serikat terhadap Spanyol makin memucak.
Di pihak Spanyol sendiri timbul kesadaran untuk memperbaiki kondisi politik dan
ekonomi Kuba, namun hal ini telah terlambat. Kemudian pecah Revolusi 1895 yang
lebih terorganisasikan melawan Spanyol. Muncul tokoh Jose Marti, salah seorang
penyair dan pahlawan kemerdekaan amerika Latin yang kini masih terkenal dan
sering diabadikan namanya.
Dalam tahun 1868, ketika ratu Elizabeth II
diturunkan dari tahta, rakyat Kuba mempergunakan kesempatan ini untuk
memberontak, setelah berjuang selama 10 tahun mereka meletakan senjata, karena
Spanyol berjanji bahwa mereka akan mendapat suatu pemerintahan yang baik, yang
mana janji itu tidak pernah di penuhi. Oleh sebab itu maka muncul lagi
pemberontakan berdaerah pada tahu 1895 di bawah pimpinan Jose Martin, seorang
yang mendapatkan pendidikan di Spanyol dan berdiam lama di amerika Serikat.
Ketika pemberontakan sampai pada puncaknya dalam tahun 1898, Amerika Serikat
ikut campur tangan dalam memerangi Spanyol fengan maksud, yakni :
a.
Menyatakan simpati
terhadap perjuangan rakyat Kuba
b.
Melindungi kepentingan
ekonoinya di Kuba, antara lain perkebunan tembakau, perkebunan tebu, dan
perkebunan buah-buahan.
c.
Menghukum Spanyol,
akibat hancurnya kapal perang Amerika Serikat Maine pada tanggal 15 Februari
1898 di pelabuhan Hanava, sehingga Spanyol lah yang harus bertanggung jawab.
Pada tanggal 24 april 1898 Spanyol mengumumkan adanya peperangan dengan
Amerika Serikat dan di balas oleh Amerika Serikat. Setelah peperangan
berlangsung akhirnya Spanyol kalah.
Kemudian Spanyol menandatangani perjanjian damai dengan amerika Serikat
pada tanggal 10 Desember 1898 mereka menyerahkan kuba ke tangan Amerika serikat
sambil menunggu negeri itu memerdekakan diri. Selain itu spanyol menyerahkan
Puerto rico dan guam sebagai pengganti kerugian perang dan menyerahkan Filipina
dengan bayaran $20 juta.
Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan
Koloni Amerika Serikat, kemudian terbentuknya Republik Kuba dengan Thomas
Estrada Palma sebagai presiden pertama di Cuba (1902-1906). Walaupun telah
merdeka, rakyat Kuba seolah-olah tidak merdeka karena :
a.
Amerika Serika ini
mendektekan Amandemen Plat atas Konstitusi Kuba.
b.
Dalam amndemen ini pihak amerika
memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal
ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat
yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba
dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah
keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
c.
Amerika Serikat masih
tetap mempunyai basis Angkatan laut di teluk Guantanamo (Kuba).
d.
Dalam bidang ekonimi
juga masih di kuasahi oleh Amerika Serikat
Kuba memperoleh kemerdekaan simbolik pada saat tentara Amerika Serikat
angkat kaki pada tahun 1902. Tetapi amerika Serikat masih tetap mempunyai hak
melakukan intervensi untuk menjaga tertip sipil. Amerika melakukannya selama
tiga kali sebelum melepas hak tersebut pada tahu 1934. Walaupun Kuba sudah
merdeka penuh, pengaruh ekonomi dan politik Amerika serikat sangat kuat sampai
pada tahun 1859, yaitu ketika Fidel castro menggulngkan pemerintah yang
berkuasa dan membentuk rezim marxis yang sangat erat hubungannya dengan Uni
Soviet.
C. Peurto Rico
Peurto Rico, pulau yang terletak di sebelah timr Kuba bernasib sama dengan
Kuba dan Filipina. Peurto Rico ini menjadi daerah kolonisasi Amerika Serikat
karena Amerika Serikat menang dalam peperangan dengan Spanyol, awalnya wilayah
Peurto Rico ini adalah daerah kekuasaan Spanyol, tetapi sebagai ganti rugi
dalam perang, maka Peurto Rico menjadi milik AS. Pada tahun 1917 konggres
Amerika memberi warga Peurto Rico hak untuk memilih wakil Rahyat mereka. Tetapi
undang-undang yang sama itu menghasilkan nasib yang berbeda bagi pulau itu,
karena menyertakan Peurto Rico secara resmi adalah wilayah Amerika. Dan penting
lagi rakyatnya menjadi warga Amerika Serikat. Pada tahun 1950, konggres memberi
Puerto Rico kebebasan penuh untuk menentukan masa depannya. Dalam referendum
pada tahun 1952, warga menolak Puerto rico menjadi negara bagian ataupun
mendapatkan kemerdekaan penuh sebagai gantinya mereka memilih status warga
persemakmuran. Banyak orang Puerto rico asli yang sudah menetap di daratan
Amerika Serikat dimana mereka medapatkan akses bebas serta mendapat hak plitik
an sipil seperti warga negara Amerika lainnya.
D. Panama
Panama
pernah menjadi bagian dari colombia 1812 dan kemudia bagian dari Granada Baru
1832. I pernah menjadi negara Otonom
dari Konfederasi Granada 1852 dan juga bagian dari Negara Colombia Serikat
1862. Dalam tahun 1851 dibangun jalur kereta api pertama, oleh
insinyur-insinyur Amerika Serikat. Dalam tahun 1878 sebuah mascapai Perancis
mendapat konsesi membangun sebuah terusan di semenanjung itu. Panama menyatakan
diri memerdekan diri dari Colombia (dengan dukungan Amerika Serikat) pada
tanggal 3 nopember 1903, dan Amerika Serikat mengakui kemerdekaan ini pada
tanggal 6 Nopember 1903.
Pada tanggal
18 nopember 1903 ditandatangani perjanjian Hay Banau Varilla antara Panama dan
Amerika Serikat, yang piagam ratifikasinya dipertukarkan pada akhir februairi
1904 dan karenanya berlaku semenjak itu. Menurut perjanjian ini Panam
menyewa-gunakan untuk selama-lamanya kepada Amerika Serikat, tanah seluas 1432
Km2 dimana akan dibangun sebuah terusan melintasi semenanjung Panama (kemudian
dikenal dengan nama Terusan Panama) dengan suatu pembayaran US 10 JUTA dollar
sekaligus, dan US 250.000 Dollar uang sewa setiap tahunnya dalam bentuk uang
emas. Sebaliknya Amerika Serikat mempunyai hak untuk “menggunakan, menduduki dan mengontrol
disertai hak, kekuasaan dan wewenang penuh di wilayah ini... “
Dalam
perjanjian disebutkan pula bahwa Terusan Panama mempunyai sifat yang netral
secara permanen, bahwa apabila dipandang perlu Amerika Serikat dapat membangun
bangunan-bangunan untuk pertahanan Terusan”bahwa Amerika Serikat harus
menghormati kedalautan Panama tetapi juga diberikan han intervensi kepada
maslah-masalah dalam negeri Panam. Setelah Terusan selesai, dibuka sementara
sejak tanggal 15 agustus 1914 dan secara resmi pada tanggal 12 juli 1920.
Segera setelah dibuka timbullah persoalan “sejauh mana sebenarnya yuridiksi
yang diberikan Panama kepada Amerika Serikat?”. Soal-solal lain yang kemudian
timbul antara lain : dengan adanya inflasi apakah sewa tahunan dapat dibayar
dengan uang kertas : bagaimana penyelesaian maslah perdangan melalui Terusan, masalah
bea-cukai, masalah buruh yang bekerja. Itulah sebabnya mengapa perjanjian ini
mengalami banyak perubahan dalam tahun 1926, 1936, 1955. Berulang kali timbul
pemogokam, insiden dan persengketaan politik akibat Perjanjian diatas.
Pada tanggal
3 nopember dan 28 nopember1959 terjadi insiden bendera dimana segolongan rakyat memasuki wilayah Terusan untuk
mengibarkan bendera Panama, tetapi diusir oleh pengawal Amerika Serikat.
Setelah insiden ini, kemudian baik bendera Amerika Serikat dan Panama
dikibarkan berdampingan.Denagn hak intervensi itupun Amerika Serikat sering
menjalankan intervensi terhadap maslah dalam negeri Panama. Disamping itu,
pasukan Amerika Serikat di Terusan ini makin bertambah banyak.
Perundingan-perundingan
terus dilakukan untuk penyelesaian masalah teusiani ini. Thaun 1967 terdapat
perjanjian dimana Amerika Serikat bersedia melepaskan kedaulatan atas Panama.
Namun belum diratifikasi perjanjian tersebut sudah terjadi perubahan pemimpin
baru dibawah presiden Dr. Arnulfo Arias 1968. Sementara itu makin tahun rakyat
Panama dan pemerintah Pnama tidak puas terhada Amerika Serikat yang tidak
sungguh untuk menyelesaikan Terusan ini. Maka timbullah pergolakan dari
masyarakat. Dalam tahun 1974 dimulai lagi perjanjian baru antara Menteri Luar
Negeri H.A.Kissinger dan Menteri Luar
Negeri Panama, Juan Antonio Tack. Masih banyak perbedaan pendapat yamng masih
kontras mengenai waktu berakhirnya penguasaan erusan Panama oleh Amerika
Serikat (Amerika Serikat ingin berkuasa hingga sekitar tahun 2000, sedang
Panama ingin segera menguasai Terusan ini).
Selain
alasan politis juga kepentingan-kepentingan ekonomis mendorong mereka berbuat
demikian. Pada umunya negara-negara Amerika Tengah berada dalam tingkat
perkembangan ekonomi yang sama. Mereka masih menitikberatkan sistem
perekonomian pada sistem kolonial dengan mengutamakan ekspor dari produksi
pertanian dan perkebunan, yang karenanya rawan terhadap konyutngur dunia.
Mereka tidak kaya dalan bahan tambang, bila ada itupun belum
dieksploitasidengan baik. Industri masih dalam tingkat pendasaran. Juga mereka
sangat terkena akibat krisis energi. Itulah sebabnya mengapa adanya
Central American Common Market (CACM)
sangat membantu mereka dalam mencapai tujuan ekonomi bersama.
Setelah
Perang Dunia II, rakyat Panama mulai menuntut hak pengelolaan dan selain itu
memprotes kehadiran militer AS yang semakin hari semakin bertambah banyak.
Akhirnya pada 7 September 1977, Presiden AS, Jimmy Carter dan Presiden Panama,
Omar Torrijos menandatangani sebuah kesepakatan yang mengizinkan Panama
mengelola sendiri terusan itu namun tetap menjamin netralitas kawasan
(Neutrality Treaty) dan AS diizinkan untuk kembali kapan saja. Akan tetapi,
kesepakatan ini dikecam oleh sebagian besar rakyat AS. Selanjutnya, pada 31
Desember 1999, pengelolaan terusan diserahkan sepenuhnya ke Panama melalui
Otoritas Terusan Panama/Panama Canal Authority (ACP).
E. Good Neighbor Policy
Selama abad
ke-20 ke-19 dan awal, Amerika Serikat secara berkala melakukan serangan militer
ke negara-negara Amerika Latin untuk melindungi kepentingannya, terutama
kepentingan komersial komunitas bisnis Amerika. Setiap kali sebuah bangsa
merasa utangnya tidak sedang dilunasi dengan cara yang cepat, kepentingan
bisnis warganya 'sedang terancam, atau akses ke sumber daya alam sedang
terhambat, intervensi militer atau ancaman sering digunakan untuk memaksa
pemerintah masing-masing dalam kepatuhan.
Pada tanggal
4 Maret 1933, Roosevelt menyatakan dalam pidato pelantikannya bahwa:
"Dalam bidang kebijakan dunia saya akan mendedikasikan bangsa ini ke
kebijakan tetangga yang baik, tetangga yang tegas menghormati dirinya dan,
karena ia melakukannya, menghormati hak-hak orang lain, tetangga yang
menghormati kewajibannya dan menghormati kesucian perjanjian dalam dan dengan
dunia tetangga. " posisi ini ditegaskan oleh Cordell Hull, Sekretaris
Roosevelt Negara pada konferensi American negara di Montevideo pada bulan
Desember 1933. Hull mengatakan:. "Tidak ada negara yang memiliki hak untuk
campur tangan dalam urusan internal atau eksternal lain" Roosevelt
kemudian dikonfirmasi kebijakan pada bulan Desember tahun yang sama:
"Kebijakan pasti dari Amerika Serikat mulai sekarang adalah salah satu
lawan intervensi bersenjata”.
Kebijakan
Tetangga Baik adalah kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Amerika
Serikat Franklin Roosevelt terhadap negara-negara Amerika Latin. Prinsip
utamanya adalah bahwa non-intervensi dan non-campur tangan dalam urusan dalam
negeri Amerika Latin. Hal ini juga memperkuat gagasan bahwa Amerika Serikat
akan menjadi "tetangga yang baik" dan terlibat dalam pertukaran
timbal balik dengan negara-negara Amerika Latin
Secara keseluruhan, pemerintahan Roosevelt diharapkan kebijakan baru ini
akan menciptakan peluang ekonomi baru dalam bentuk perdagangan timbal balik.
perjanjian dan menegaskan pengaruh Amerika Serikat di Amerika Latin, namun
pemerintah Amerika Latin banyak yang tidak yakin.
Secara
khusus ,sekalipun kebijakan tetangga yang baik dari Roosevelt di tahun
1930-an tidak mengakhiri ketegangan
antara Amerika Serikat dengan Amerika
Latin, kebijakan ini mampu meredakan
dendam akibat intervensi dan aksi
sepihak Amerika.
2.2.2
Keterlibatan Amerika
Dalam Perang Dunia
Doktrin Monroe ini memberikan keabsahan kepada perasaan isolanis
(mengasingkan diri) orang Amerika di abad ke-19, yang sudah berpaling dari
Eropa dalam usaha mencari kekayaan dan kebebasan dari lingkungan dan dominasi
Eropa. Negara ini sibuk dengan pertumbuhan kota-kota, perluasan wilayah,
perkembangan industri, perbudakan, trauma sebelum dan sesudah Perang Saudara.
Perhatian Amerika tidak dipusatkan ke Eropa, akan tetapi pada Amerika Tengah
dan Karibia serta Pasifik.
Isolasionis ini mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan
adanya Perang Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan
politik isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti
Amerika telah keluar dari Benua Amerika. Dengan ikutnya Amerika terang mulai
melepaskan Doktrin Monroenya, tetapi tidak ikut sertanya Amerika Serikat dalam
Gabungan Bangsa-bangsa, Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan.
Partisipasi di pihak Sekutu dalam Perang Dunia I merupakan penyimpangan singkat
dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam Jerman atas kapal-kapal
sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa isolasionis dan terdapat
perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease Roosevelt kepada
Inggris di Tahun 1940 (bantuan Piagam-sewa).
Posisi netral Amerika Serikat akhirnya
berubah saat Perang Dunia I berkecamuk di Eropa. Amerika yang pada awalnya
masih mempertahankan kenetralan pada
masa Presiden Woodrow Wilson, akhirnya ikut campur dalam Perang dengan memihak kepada blok sekutu
Inggris dan Perancis menghadapi Jerman.
Alasan keikutcampuran Amerika Serikat dalam perang banyak disebut disebabkan
oleh gangguan Jerman terhadap perdagangan Amerika Serikat dan politik yang diterapkan Amerika mendapat ancaman, karena kebebasan laut intemasional terganggu. Setelah Jerman melancarkan
perang kapal selam tak terbatas, sehingga kapal-kapal yang keluar-masuk Eropa dihadang dan ditenggelamkan oleh Kapal perang Jerman. Kapal selam Jerman mulai menenggelamkan niaga Amerika
dengan penumpang-penumpang sipil diatasnya (Jones, 1992: 59).
Pada waktu kapal pesiar
Lusitania ditenggelamkan Jerman tahun 1915, yang di dalamnya terdapat ratusan warga negara
Amerika, maka Amerika
memprotes Jerman agar minta maaf dan tidak akan mengulangi hal tersebut. Protes Amerika ternyata tidak ditanggapi oleh Jerman, bahkan sejumlah kapal
dagang milik Amerika ditenggelamkan di laut Atlantik dan selat Kanal. Tampilnya Woodrow Wilson sebagai preisiden
Amerika,. diawali dari kariemya
sebagai guru besar ilmu politik di Princeton dan kemudian menjadi gubernur di
New Yersey. la dengan cepat
menjadi politikus yang disegani dan akhirnya membawanya untuk menenmpati White House (Gedung Putih) tahun 1913. Dengan terpilihnya kembali
Wilson pada jabatan presiden yang kedua tahun 1917, dan melihat perkembangan
perang di Eropa serta berbagai kasus penenggelaman kapal yang merugikan
Amerika, maka
pada tanggal 2 April 1917 Kongres / Senat meminta supaya menyatakan peran
melawan Jerman. Akhirnya Woodrow Wilson pada tanggal
menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 6 April 1917.
Dalam pesan perangnya ia mengungkapkan bahwa Amerika terlibat dalam perang untuk menjadikan
dunia lebih aman dan demokratis.
Dengan keyakinan yang kuat bahwa corak pemerintahan demokratik yang
didukungnya merupakan keanekaragaman Amerika yang sccara politis berdasarkan kebebasan pribadi, dan secara ekonomis atas
kapitalisme laissez faire (ekomoni tanpa campur tangan
pemerintah di bidang perdagangan). Presiden Wilson pada pidato tanggal 8 Januari l918 mengawali tahun baru melontarkan gagasannya yang kemudian dikenal dengan sebutan “Fourteen Points Speech”
Perlunya penegakan demokrasi dan
penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia yang pada intiya antara lain :
a.
Perjanjian terbuka mengenai perdamaian, hak mana
proses diplomasi harus terbuka
dan dapat diikuti atau diawasi rakyat umum.
b.
Kebebasan
berlayar di luar perairan tentorial baik dalam masa perang maupun damai kecuali laut yang tertutup
untuk aksi internasional.
c.
Perlunya
sebuah perhimpunan umum dari bangsa-bangsa harus dibentuk di bawah perjanjian khusus untuk
memperkuat rasa saling menjamin kemerdekaan dan integritas tentorial baik terhadap negara besar maupun negara keci). Pembentukan League of Nations (Liga Bangsa Bangsa) untuk menjamin kemerdekaan politik dan keutuhan wilayah milik
negara besar maupun negara kecil.
Masuknya
Amerika Serikat dalam kancah perang dan keluarnya Rusia dari Triple Entente (sekutu), Amerika
segera mengirimkan bantuan
besar-besaran ke negara-negara sekutunya Perubalian peta perang terjadi pada awal tahun 1918,
diberbagai front
tentara sekutu Jerman mengalami kekalahan Akhirnya pada jam 11 tanggal 11
Nopember 1918 Jerman secara resmi menyerah kepada pasukan Sekutu. Perang Dunia I yang
memakan waktu cukup lama, antara tahun 1914 sampai dengan tahun 1918, menimbulkan
akibat yang luar
biasa bagi negara-negara yang terlibat langsung, baik korban jiwa maupun harta benda.
Berdasarkan buku An Encyclopedia of World History (W.L.Lagger, 1952, p.951) diperoleh
data bahwa jumlah
yang meninggal sekitar 10.000.000 orang, vang luka-luka 20.000.000 orang
dan yang dijebloskan ke kamp tahanan 6.500.000 orang. Sedangkan kerugian materiil ditaksir,
untuk kerugian langsung S 180.500.000.000 dan kerugian
tidak langsung sebesar $ 151.161.500.000.
Untuk mengakhiri perang besar
dilakukan beberapa perjanjian perriamaian yang digelar selama tahun 1919. Kedatangan Woodrow Wilson pada bulan Desember di
Paris disambut dengan gembira Dalam
perundingan-pei-undingan ia harus memperhatikan kepentingan-kepentingan yang
berbeda-beda dari sekutu-sekutur.ya. Dari beberapa perjanjian yang berhasil ditanda-tangani yang paling utama adalah Perjanjian
Versailles tanggal 28Juni 1919. Dalam perjanjian tersebut selain menentukan beberapa kententuan mengenai kewajiban
Jerman, juga adanya rencana untuk
pembentukan League of Nations (Liga Bangsa Bangsa).
Keikutsertaan Amerika Serikat
dalam Perang Dunia I ternyata mempererat hubungannya dengan negara-negara
Eropa Barat, khususnya sekutu utama Amerika Serikat adalah Inggris dan
Perancis. Hubungan tersebut berlanjut ketika Perang Dunia II berkecamuk,
Amerika Serikat memihak blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Nazi Jerman
di bawah Adolf Hitler. Beberapa penyebab
Perang Dunia II salah satunya yaitu kegagalan LBB, munculnya paham Ulttranasionalisme, kekacauan di bidang
ekonomi, dan blitzkrieg. Pada periode ini terjadi pada rentang waktu antara
1939-1954. Pada saat terjadinya perang dunia II yang menjadi presiden amerika
serikat adalah FD. Roosevelt. Ia memiliki sebuah rancangan program yang dikenal
dengan New Deal.
Sebelum Roosevelt
menjabat presiden untuk kedua kalinya program dalam negerinya tertutup oleh
bahaya baru yang tidak di sadari oleh rakyat amerika, yaitu expansi rezim
totaliter Jepang, Italia, dan Jerman. Saat wujud sebenanrnya dari gerakan ini
terbuka, rakyat Amerika yang cemas terkena sentiment menutup diri. Sentimen
mengisolasi diri dari Amerika makin kuat ketika nazi menyerang polandia tahun
1939 dan perang dunia II pun pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak
netral dalam hati mereka tentang peristiwa dunia tersebut. Sehingga baru didalam Perang Dunia II dan sesudah itu Amerika secara
terang-terangan meninggalkan Doktrin Monroe. Serangan Jepang yang mengejutkan
atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi merupakan
kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika.
Disaat kebanyakan
masyarakat Amerika dengan cemas mengamati jalannya perang Eropa, ketegangan
meningkat di Asia. Pada tanggal 7 desember tahun 1941, pesawat-pesawat jepang
yang lepas landas dari kapal induk menyerang armada pasifik miliki Amerika Serikat
di Pearl Harbour. Serangan itu memporak-porandakan Sembilan belas kapal dan
sekitar 2.300 tentara, pelaut dan orang sipil tewas. Amerika yang awalnya
bersikap netral akhirnya ikut dalam perang dan memihak sekutu dengan perjanjian
berikut:
1)
Land Lease Bill (1941) yang isinya
sekutu boleh meminjam atau menyewa kebutuhan perang dari Amerika Serikat.
2)
Cash anda Carry (1941) yang berisi
sekutu boleh membeli kebutuhan perang dari Amerika dengan membayar kontan
tetapi transport diurus sendiri
Dengan demikian Amerika
Serikat cepat mengarah pada peperangan untuk melawan pihak Jerman, Italia, dan
Jepang. Greenland dan Island diduduki oleh Amerika dalam rangka pertahanannnya.
Industri Amerika dikembangkan seluas mungkin sehingga menjadi gudang kebutuhan
perang bagi pasukan sekutu. Setelah Amerika mengumumkan perang terhadap Jepang
maka meletuslah perang Pasifik. Perang ini terus berlanjut sampai Jerman mulai
menyerang dan pertempuran-pertempuran pamungkas yang terhitung paling dasyat
terus berlangsung. Kepala pemerintahan Amerika Serikat, Inggris dan Soviet
bertemu di Postdam untuk membahas operasi militer melawan Jepang, kesepakatan
damai dengan Eropa dan kebijakan untuk masa depan Jerman. Ialah presiden Truman
yang memperhitungkan bahwa Bom atom bisa memaksa Jepang menyerah lebih cepat
dengan jumlah korban lebih sedikit dibandingkan invasi melalui darat.
Setelah Jepang kalah
dalam pertempuran laut di Laut Karang (7 mei 1942) oleh tentara Amerika Serikat
dibawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur dan Laksamana Nimitz, pasukan
Amerika berhasil menguasai Filipina, Iwo Jima, dan Okinawa. Angkatan udara
Amerika Serikat dari pulau Saipan dan Okinawa menghantam kota industri Jepang
dengan Pesawat B-29, namun Jepang masih tetap melakukan serangan. Lalu tanggal
6 Agustus 1945, pesawat tempur Amerika menjatuhkan bom atom ke Hirosima.
Tanggal 8 Agustus giliran Nagasaki mencicipi bom atom yang sama. Bangsa Amerika
lega karena bom tersebut mempercepat proses berakhirnya perang.
Pada tanggal 14 Agustus
1945 akhirnya Jepang menyetujui syarat-syarat yang diajukan dalam Perjanjian
Postdam. Tanggal 2 September 19545 Jepang resmi menyerah kepada sekutu. Maka
salah satu hasil yang muncul setelah berakhirnya PD II adalah lahirnya PBB. Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut
dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai
persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba
yang nyata (Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika
Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik
luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada
Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu
pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut
Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia)
akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja
melepaskan diri dari Spanyol. Selanjutnya,
Doktrin Monroe digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden AS, seperti Theodore
Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
Doktrin Monroe intinya adalah “America for the
Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar
Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika
tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga
diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika
harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika. Ucapan Presiden Monroe yang terkenal dengan Doktrin Monroe menyatakan bahwa politik Amerika Serikat netral terhadap
permasalahan politik di Eropa. Sesungguhnya,
dengan dikeluarkannya deklarasi ini Amerika Serikat telah memonopoli penjajahan
di Amerika Selatan dan Tengah untuk dirinya sendiri.
Dengan adanya Doktrin
Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat
karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi
kawasan Amerika Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika
Serikat terhadap kawasan Amerika Latin pun juga muncul. Pemerintah Negara
Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai
media untuk mendominasi benua Amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang
meningkat setelah keluarnya Doktrin Monroe. Sehingga
Amerika Serikatpun melakukan imperialisme di berbagai negara di benua Amerika
antara lain: Texas Dan
Perang Dengan Mesiko, Kuba (1868-1878), Peurto
Rico, Panama dan Good Neighbor Policy.
Isolasionis ini
mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya Perang
Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik
isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika
telah keluar dari Benua Amerika. Posisi netral Amerika Serikat akhirnya berubah saat
Perang Dunia I berkecamuk di Eropa. . Amerika yang pada awalnya masih
mempertahankan kenetralan pada
masa Presiden Woodrow Wilson, akhirnya ikut campur dalam Perang dengan memihak kepada blok sekutu
Inggris dan Perancis menghadapi Jerman. Alasan keikutcampuran Amerika Serikat dalam perang banyak disebut disebabkan
oleh gangguan Jerman terhadap perdagangan Amerika Serikat dan politik yang diterapkan Amerika mendapat ancaman, karena kebebasan laut intemasional terganggu.
Keikutsertaan Amerika Serikat
dalam Perang Dunia I ternyata mempererat hubungannya dengan negara-negara
Eropa Barat, khususnya sekutu utama Amerika Serikat adalah Inggris dan
Perancis. Hubungan tersebut berlanjut ketika Perang Dunia II berkecamuk,
Amerika Serikat memihak blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Nazi Jerman
di bawah Adolf Hitler. Pada
saat terjadinya perang dunia II yang menjadi presiden amerika serikat adalah
FD. Roosevelt. Ia memiliki sebuah rancangan program yang dikenal dengan New Deal.
Sentimen mengisolasi
diri dari Amerika makin kuat ketika nazi menyerang polandia tahun 1939 dan
perang dunia II pun pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak netral
dalam hati mereka tentang peristiwa dunia tersebut. Sehingga baru didalam Perang Dunia II dan sesudah itu Amerika secara
terang-terangan meninggalkan Doktrin Monroe. Serangan Jepang yang mengejutkan
atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi merupakan
kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika.
3.2
Saran
Sekiranya
Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang
dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang
tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata (Bradley,
1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi
lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.
DAFTAR
PUSTAKA
Sundoro,hadi.
2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember
University Press
Gray,
Wood. _____. Garis Besar Sejarah Amerika. Washington: Universitas
George Washington
http://indonesiadalamsejarah.blogspot.com/2012/05/peranan-doktrin-monroe-politik-luar.html. [Di akses,
25 April 2014]
http://priyantieaintzane.blogspot.com/2013/04/imperialisme-amesrika-serikat-terhadap.html. [Di akses,
25 April 2014]
http://sukmazaman.blogspot.com/2013/01/strategi-politik-dan-ekonomi-amerika.html. [Di akses,
25 April 2014]
http://tarampapam.blogspot.com/2011/01/as-dalam-pd-i-dan-pd-ii.html. [Di akses,
25 April 2014]
http://sarohpreman.blogspot.com/2012/05/peran-amerika-dalam-pd-1.html. [Di akses, 25 April 2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar