Sabtu, 24 Mei 2014

Makalah Peranan Doktrin Monroe Terhadap Imperialisme Dan Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Perang Dunia I Dan II



 
PERANAN DOKTRIN MONROE TERHADAP IMPERIALISME DAN KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DALAM PERANG DUNIA I DAN II

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd


Tugas Individu


Oleh:
RUSYDAH BINTA QUR-ANIYAH
120210302032


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Peranan Doktrin Monroe Terhadap Imperialisme Dan Keterlibatan Amerika Serikat Dalam Perang Dunia I Dan IIyang merupakan salah satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.  Dr. Suranto, M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.      Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Jember, 25 April 2014



Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
              1.1            Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
              1.2            Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 5
              1.3            Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
              2.1            Latar Belakang Doktrin Monroe.......................................................................... 6
              2.2            Pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat............................................... 7
2.2.1        Wujud Imperialisme Amerika Serikat...................................................... 8
2.2.2        Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia............................................ 16
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 21
3.1                Simpulan............................................................................................................. 21
3.2                Saran................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 23






BAB 1. PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Dalam masa prestise Amerika serika di Amerika Latin sangat rendah dan rakyat AmerikaLatin mulai membenci dan merasa takut terhadap bangsa Yankee, yang disebutnya “GRINGO” (orang asing, orang asing khususnya orang-orang inggris atau orang-orang keturunan inggris). Kemenangan Amerika Serikat dalam perang melawan Spanyol (1898) merupakan puncak dari imperialisme Amerika Serikat, di mana AmerikaSerikat menguasai Philipina, Guam dan Puerto Rico dan dimana Amerika Serikat membebaskan Cuba tetapi memaksa Amandement Platt atas konstitusi Cuba, yang dipergunakan sebagai pangkalan angkatan laut AmerikaSerikat.
Di bawah ini adalah yang mendasari Imperialisme Amerika Serikat yang terjadi di Amerika Latin, yaitu :
1.      Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin Monroe, sebenarnya dari nama seorang Presiden Amerika Serikat. Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin
2.      Faktor Politik : Keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika, Karibia, dan juga Pasifik.
Dari hal inilah yang mendorong Amerika Serikat melakukan Imperialisme antara lain di Philipina, Guam dan Puerto Rico dan Cuba. Selain itu dari Doktrin Monroe itulah yag menjadikan Amerika Serikat yang awalnya adalah negara netral menjadi salah satu negara yang terlibat ke dalam Perang Dunia.



1.2         Rumusan Masalah
1.      Apa latar belakang di cetuskannya Doktrin Monroe?
2.      Bagaimanakah pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat ?

1.3         Tujuan
1.      Mengetahui latar belakang di cetuskannya Doktrin Monroe
2.      Memahami pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat




















BAB 2. PEMBAHASAN

2.1         Latar Belakang Doktrin Monroe
Doktrin Monroe adalah salah satu kebijakan Amerika Serikat yang pertama kali dicetuskan oleh James Monroe presiden ke 5 Amerika Serikat pada 2 Desember 1823, yang berbunyi: "Amerika Serikat menganggap segala campur tangan pihak luar dalam urusan negara - negara di benua Amerika sebagai (ancaman) bahaya terhadap keamanan dan keselamatannya". Doktrin ini dicetuskan karena pada tahun-tahun sebelum 1823 di wilayah ini banyak terjadi intervensi terhadap Amerika Serikat oleh negara-negara adidaya Eropa. Presiden James Monroe mengumumkan doktrin ini dalam pidatonya di hadapan kongres. Selanjutnya, Doktrin Monroe digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden AS, seperti Theodore Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Menteri Luar Negeri Inggris menghendaki pengiriman pernyataan bersama Inggris – Amerika kepada negara-negara anggora Aliansi Suci, tetapi Amerika bersikeras bertindak sendiri dan menyusun doktrin tersebut yang mengandung hal penting, yaitu ada empat prinsip dasar, yang cukup terkenal. Antara lain :
1.      Amerika Serikat tidak akan mencampuri masalah-masalah internal ataupun peperangan di antara Negara Eropa
2.      Amerika Serikat mengakui dan tidak mencampuri koloni yang masih ada di bawah keuasaan negara Negara Eropa
3.      Negara Eropa harus menghentikan kolonisasi lebih lanjut
4.      Upaya apapun oleh Negara Eropa untuk menekan atau mengendalikan Negara manapun di dunia akan dipandang sebagai tindakan kekerasan melawan Amerika Serikat.
Dikeluarkannya Doktrin Monroe ini, maka upaya negara-negara Eropa untuk menjajah atau melakukan campur tangan terhadap negara-negara di benua Amerika akan dipandang sebagai agresi, sehingga Amerika Serikat akan turun tangan. Akan tetapi, Amerika Serikat tidak akan mengganggu jajahan Eropa yang sudah ada. Doktrin ini diterapkan setelah sebagian besar jajahan Spanyol dan Portugal di Amerika Latin telah merebut kemerdekaannya.
Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika.

2.2         Pelaksanaan Doktrin Monroe di Amerika Serikat
Pada awal berdirinya, Amerika melakukan politik netralitas terhadap perpolitikan Eropa. Amerika yang mengedepankan asas demokrasi  memandang manusia mempunyai hak dalam menentukan nasibnya sendiri, setiap individu bebas mengutarakan pendapat serta menentukan nasibnya sendiri. Pengalaman sebagai koloni di bawah kekuasaan Inggris membentuk watak demokrasi Amerika Serikat. Ucapan Presiden Monroe yang terkenal dengan Doktrin Monroe menyatakan bahwa politik Amerika Serikat netral terhadap permasalahan politik di Eropa. Doktrin Monroe merupakan tuntutan untuk tidak saling menyerang atas negara-negara Eropa di belahan bumi Barat (Jones, 1992: 58). Tanggal 7 November 1823, dideklarasikan Doktrin Monroe oleh Presiden Amerika Serikat kelima, James Monroe. Deklarasi ini dijalankan dengan tegas oleh Amerika Serikat, sehingga negara-negara Eropa terpaksa menerimanya. Di dalam deklarasi ini juga sangat ditekankan mengenai pembentukan koloni baru bagi Amerika Serikat.
Politik netralitas Amerika Serikat berjalan pasca kemerdekaan hingga beberapa masa sebelum berkecamuk perang di Eropa. Amerika Serikat menjalankan asas kebebasan tanpa mencampuri urusan politik Eropa, netralitas dimaksudkan agar Amerika Serikat tidak terkungkung dalam urusan ekonomi terhadap salah satu pihak yang bersengketa. Politik netralitas bermaksud agar ekonomi Amerika Serikat bebas berhubungan dengan negara manapun. Sesungguhnya, dengan dikeluarkannya deklarasi ini Amerika Serikat telah memonopoli penjajahan di Amerika Selatan dan Tengah untuk dirinya sendiri.
Pernyataan atau Doktrin Monroe ini mendapatkan dukungan dari Inggris dimana Inggris telah mempersiapkan kekuatan angkatan lautnya yang cukup ditakuti karena jumlah dan kualitasnya yang cukup banyak dan baik. Dan dengan adanya Doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika Serikat terhadap kawasan Amerika Latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai media untuk mendominasi benua Amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya Doktrin Monroe.
Sikap dari Amerika Serikat yang begitu mencampuri urusan Amerika Latin telah membuahkan pergolakan fisik antara Amerika dengan Spanyol. Dimana dengan adanya insiden meledaknya kapal Amerika maka sikap untuk bermusuhan dengan Spanyol muncul di benak rakyat Amerika dan akhirnya telah berhasil mengusir kekuatan Spanyol dari Kuba. Selain ekses yang diakibatkan oleh adanya peranan yang begitu besar dari Amerika maka dalam pembuatan rancangan konsitusi Kuba tahun 1900, pihak Amerika Serikat memaksakan adanya satu dokumen yang terkenal yakni, Amandemen senator orville hitchcock platt (platt amendement). Dalam amandemen ini pihak Amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara Kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika Serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
Interpestasi yang meluas dari Doktrin Monroe terjadi seiring dengan tampilnya Amerika Serikat menjadi salah satu kekuatan dunia. Amerika mengkalim bahwasanya negara ini adalah polisi dunia. Sehingga negara Negara Amerika Latin ikut menjadi wilayah pengaruhnya serta menjadi penyumbang kekuatan dari Amerika secara finansial. Selain itu dengan adanya penginteprestasian yang meluas atas doktrin mempermudah upaya Amerika Serikat untuk mendapatkan akses sumber daya dari Negara Amerika Latin. Namun upaya Amerika bukanlah tanpa ada tantangan dari negara-negara kolonial lainnya ataupun dari pemerintah Negara baru di Amerika Latin. Selain dengan menggunakan Doktrin tersebut untuk mengimperialis Amerika Latin, Interpretasi dari Doktrin Monroe ini juga terwujud dalam keterlibatan Amerika dalam Perang Dunia.

2.2.1                    Wujud Imperialisme Amerika Serikat
Pada dekade terakhir di abad 19 merupakan perluasan imperial bagi Amerika serikat. Sat itu selain menyebarkan pengaruh, juga melakukan pendudukan untuk beberapa waktu di wilayah samudra Atlantik dan pasifik, serta ke Amerika tengah.  Tetapi  Amerika serikat memilih jalan yang berbeda dengan orang Eropa pesaingnya karena sejarah perjuangannya sendiri.
Sumber perluasan Amerika serikat pada akhir abad ke 19 sangat bervariasi. Secara Internasonal, masa ini merupakan periode imperialisme besar-besaran, saat kekuatan-kekuatan Eropa saling berpacu untuk menguasahi Afrika dan bersaing untuk menyebar pengaruh dan menguasahi perdagangan.
Usaha pertama Amerika Serikat untuk memperluas wilayahnya adalah dengan membeli Alaska yang populasinya minim, hanya ada suku Inuit dan penduduk asli lainnya dari rusia pada tahun 1867. Kebanyakan warga amerika tidak peduli atau tidak suka dengan langkah yang dilakukan oleh menteri luar negeri william Seward ini, dan Alaska sering dsebut sebagai :kebodohan Seward’ dan “Peti Es Seward” tetapi 30 tahun kemudian ketika es ditemukan disungai Klondike di Alaska, ribuan warga Amerika pergi ke utara dan menetap di sana. Sewaktu Alaska menjadi negara bagian ke-49 pada tahun 1959, ia menggantikan Texas sebagai negara terbesar di Amerika serikat. Sebelunnya Amerika serikat pada tahun 1820-an melakukan perang dengan Meksiko dan menduduki Texas.  

A.    Texas Dan Perang Dengan Mesiko
Sepanjang tahun 1820-an, penduduk Amerika menduduki wilayah Texas yang luas, sering kali dengan dengan tanah pemberian Meksiko. Namun jumlah mereka semakin banyak dan membuat penguasa di daerah itu cemas sehingga akhirnya melarang imigrasi lebih lanjut pada tahun 1830. Pada tahun 1834 jendral Antonio Lopes de Santa Anna mendirikan pemerintahan diktator di Meksiko, dan pada tahun berikutnya penduduk Texas memberontak. Di awal tahun 1836 Santa Anna mengalahkan pemberontakan Amerika Serikat pada pengepungan di benteng Alamo dalam pertempuran yang sangat di kenang. Namun orang Texas di bawah pimpinan San Houston menghancurkan tentara Meksiko dan menangkap Santa Anna sebulan kemudian dalam pertempuran San Jacinto dan memastikan kemerdekaan Texas. Selama hampr satu dekade, Texas tetap menjadi republik yang berdiri sendiri, ia kemudian bergabung menjadi negara bagian yang ke-28 pada tahun 1845.
Meskipun Meksiko memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat karena persoalan status negara bagian  Texas, persoalan yang lebih dipertentangkan adalah batas wilayah negara bagian baru ini. Texas mengklaim Sungai Rio Grande sebagai batasnya, Meksiko mengklaim bahwa tapal batas ada di utara sisi Sungai Nueces. Sementara itu, banyak pemungkim berbondong-bondong masuk ke wilayah Meksiko dan california saat orang amerika mengklaim Amerika Serikat memliki takdir nyata untuk memperluas wilayah kearah barat sampai ke samudera Pasifik.
Usaha Amerika Serikat untuk membeli New Mexiko dan wilayah California gagal dan setelah pertikaian antara tentara Meksiko dan Amerika Seriat di sepanjang Ro Grande, amerika serikat menyatakan Perang pada tahun 1846. Tentara Amerika Serikat menduduki New Mexico, lalu membantu perlawanan para pemukim di california. Pasukan Amerika Serikat di bawah komando zachary taylor menginvasi Meksiko, memperoleh kemenagan di Monterey dan Buena Vista, anmun gagal mengajak Meksiko ke meja perundingan.
Pada bulan Maret 1847 pasukan Amerika di bawah komando Winfield Scott mendarat di dekat Vera Cruz di pesisir timur Meksiko, dan setelah melampaui beberapa rintangan dapat memaski Mexico City. Namun baru setelah santa Anna mengundurkan diri Amerika Serikat dapat mengasosiasikan Traktat Guadulupe hildago di mana Meksiko mau menyerahkan daerah barat daya dan California dengan uang ganti rugi $ 15 juta.
Perang tersebut berguna sebagai tempat berlatih para tentara Amerika yang kemudian hari akan bertempur untuk kedua belah pihak dalam perang saudara. Perang Meksiko ini juga secara politik terhitung oerang warga memecah belah, di mana tokoh anti perbudakan Whigs mengkritik pemerintahan demokrat James K. Polk atas kebijakan perluasan daerahnya. Dengan berakhirnya Perang Meksiko, Amerika Serikat mendapatkan wilayah baru seluas 1,36 juta km persegi, yang mencangkup negara bagian Arizona sekarang ini, Nevada, california, Utah sebagian New Mexico, Colorado dan Wyoming. Namun hal itu menjadi pencaplokan beracun karena menumbulkan pertanyaan paling meledak-ledak dalam politik amerika Saat itu.

B.     Kuba (1868-1878)
Daerah koloni Spanyol terakhir di Amerika Latin yang masih harus merebut kemerdekaannya adalah kuba. Usaha untuk menggulingkan pemerintahan panjajah timbul antara tahun 1824-1868, tetapi selalu gagal. Mula-mula melalui gerakan bawah tanah, kemudian menjadi perlawanan terbuka. Pada umumnya Amerika serikat memberi bantuan kepada gerakan kemerdekaan Kuba dalam bentuk biaya, perlengkapan, persenjatahan, dan fasilitas penggunaan wilayahnya sebagai basis penyerangan terhadap pangkalan-pangkalan militer Spanyol.
Kemudian timbul perang sepuluh tahun (1868-1878)di kuba  atau tepatnya di sebut pemberontakan sepuluh tahun, karena apa yang terjadi waktu itu adalah pemberontakan rakyat melawan melawan penguasa Spanyol. Walaupun pemberontakan ini merupakan suatu langkah maju daripada sistem perlawanan sebelumnya, belum juga berhasil.
Akibat pemberontakan yang lama ini, semangat revolusi rakyat makin meluap, banyak rakyat yang melarikan diri ke Amerika Serikat, dan kebencian Amerika Serikat terhadap Spanyol makin memucak. Di pihak Spanyol sendiri timbul kesadaran untuk memperbaiki kondisi politik dan ekonomi Kuba, namun hal ini telah terlambat. Kemudian pecah Revolusi 1895 yang lebih terorganisasikan melawan Spanyol. Muncul tokoh Jose Marti, salah seorang penyair dan pahlawan kemerdekaan amerika Latin yang kini masih terkenal dan sering diabadikan namanya.
Dalam tahun 1868, ketika ratu Elizabeth II diturunkan dari tahta, rakyat Kuba mempergunakan kesempatan ini untuk memberontak, setelah berjuang selama 10 tahun mereka meletakan senjata, karena Spanyol berjanji bahwa mereka akan mendapat suatu pemerintahan yang baik, yang mana janji itu tidak pernah di penuhi. Oleh sebab itu maka muncul lagi pemberontakan berdaerah pada tahu 1895 di bawah pimpinan Jose Martin, seorang yang mendapatkan pendidikan di Spanyol dan berdiam lama di amerika Serikat. Ketika pemberontakan sampai pada puncaknya dalam tahun 1898, Amerika Serikat ikut campur tangan dalam memerangi Spanyol fengan maksud, yakni :
a.       Menyatakan simpati terhadap perjuangan rakyat Kuba
b.      Melindungi kepentingan ekonoinya di Kuba, antara lain perkebunan tembakau, perkebunan tebu, dan perkebunan buah-buahan.
c.       Menghukum Spanyol, akibat hancurnya kapal perang Amerika Serikat Maine pada tanggal 15 Februari 1898 di pelabuhan Hanava, sehingga Spanyol lah yang harus bertanggung jawab.
Pada tanggal 24 april 1898 Spanyol mengumumkan adanya peperangan dengan Amerika Serikat dan di balas oleh Amerika Serikat. Setelah peperangan berlangsung akhirnya Spanyol kalah.  Kemudian Spanyol menandatangani perjanjian damai dengan amerika Serikat pada tanggal 10 Desember 1898 mereka menyerahkan kuba ke tangan Amerika serikat sambil menunggu negeri itu memerdekakan diri. Selain itu spanyol menyerahkan Puerto rico dan guam sebagai pengganti kerugian perang dan menyerahkan Filipina dengan bayaran $20 juta.
Kuba dinyatakan merdeka sedangkan Puerto Rico, Filipina dan Guam di jadikan Koloni Amerika Serikat, kemudian terbentuknya Republik Kuba dengan Thomas Estrada Palma sebagai presiden pertama di Cuba (1902-1906). Walaupun telah merdeka, rakyat Kuba seolah-olah tidak merdeka karena :
a.       Amerika Serika ini mendektekan Amandemen Plat atas Konstitusi Kuba.
b.      Dalam amndemen ini pihak amerika memberikan hak untuk dapat mencampuri urusan dalam Negeri dari negara kuba. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi harta dan benda serta warga Amerika serikat yang ada di Kuba. Tentu saja hal ini telah membuat pembatasan hak dari Kuba dalam meminta bantuan asing lainnya. Sekaligus tidak dapat untuk mencegah keinginan dari Amerika untuk membangun pangkalan angakatan lautnya di Kuba.
c.       Amerika Serikat masih tetap mempunyai basis Angkatan laut di teluk Guantanamo (Kuba).
d.      Dalam bidang ekonimi juga masih di kuasahi oleh Amerika Serikat
Kuba memperoleh kemerdekaan simbolik pada saat tentara Amerika Serikat angkat kaki pada tahun 1902. Tetapi amerika Serikat masih tetap mempunyai hak melakukan intervensi untuk menjaga tertip sipil. Amerika melakukannya selama tiga kali sebelum melepas hak tersebut pada tahu 1934. Walaupun Kuba sudah merdeka penuh, pengaruh ekonomi dan politik Amerika serikat sangat kuat sampai pada tahun 1859, yaitu ketika Fidel castro menggulngkan pemerintah yang berkuasa dan membentuk rezim marxis yang sangat erat hubungannya dengan Uni Soviet.

C.    Peurto Rico
Peurto Rico, pulau yang terletak di sebelah timr Kuba bernasib sama dengan Kuba dan Filipina. Peurto Rico ini menjadi daerah kolonisasi Amerika Serikat karena Amerika Serikat menang dalam peperangan dengan Spanyol, awalnya wilayah Peurto Rico ini adalah daerah kekuasaan Spanyol, tetapi sebagai ganti rugi dalam perang, maka Peurto Rico menjadi milik AS. Pada tahun 1917 konggres Amerika memberi warga Peurto Rico hak untuk memilih wakil Rahyat mereka. Tetapi undang-undang yang sama itu menghasilkan nasib yang berbeda bagi pulau itu, karena menyertakan Peurto Rico secara resmi adalah wilayah Amerika. Dan penting lagi rakyatnya menjadi warga Amerika Serikat. Pada tahun 1950, konggres memberi Puerto Rico kebebasan penuh untuk menentukan masa depannya. Dalam referendum pada tahun 1952, warga menolak Puerto rico menjadi negara bagian ataupun mendapatkan kemerdekaan penuh sebagai gantinya mereka memilih status warga persemakmuran. Banyak orang Puerto rico asli yang sudah menetap di daratan Amerika Serikat dimana mereka medapatkan akses bebas serta mendapat hak plitik an sipil seperti warga negara Amerika lainnya.

D.    Panama
Panama pernah menjadi bagian dari colombia 1812 dan kemudia bagian dari Granada Baru 1832. I pernah menjadi negara  Otonom dari Konfederasi Granada 1852 dan juga bagian dari Negara Colombia Serikat 1862. Dalam tahun 1851 dibangun jalur kereta api pertama, oleh insinyur-insinyur Amerika Serikat. Dalam tahun 1878 sebuah mascapai Perancis mendapat konsesi membangun sebuah terusan di semenanjung itu. Panama menyatakan diri memerdekan diri dari Colombia (dengan dukungan Amerika Serikat) pada tanggal 3 nopember 1903, dan Amerika Serikat mengakui kemerdekaan ini pada tanggal 6 Nopember 1903.
Pada tanggal 18 nopember 1903 ditandatangani perjanjian Hay Banau Varilla antara Panama dan Amerika Serikat, yang piagam ratifikasinya dipertukarkan pada akhir februairi 1904 dan karenanya berlaku semenjak itu. Menurut perjanjian ini Panam menyewa-gunakan untuk selama-lamanya kepada Amerika Serikat, tanah seluas 1432 Km2 dimana akan dibangun sebuah terusan melintasi semenanjung Panama (kemudian dikenal dengan nama Terusan Panama) dengan suatu pembayaran US 10 JUTA dollar sekaligus, dan US 250.000 Dollar uang sewa setiap tahunnya dalam bentuk uang emas. Sebaliknya Amerika Serikat mempunyai hak untuk  “menggunakan, menduduki dan mengontrol disertai hak, kekuasaan dan wewenang penuh di wilayah ini... “
Dalam perjanjian disebutkan pula bahwa Terusan Panama mempunyai sifat yang netral secara permanen, bahwa apabila dipandang perlu Amerika Serikat dapat membangun bangunan-bangunan untuk pertahanan Terusan”bahwa Amerika Serikat harus menghormati kedalautan Panama tetapi juga diberikan han intervensi kepada maslah-masalah dalam negeri Panam. Setelah Terusan selesai, dibuka sementara sejak tanggal 15 agustus 1914 dan secara resmi pada tanggal 12 juli 1920. Segera setelah dibuka timbullah persoalan “sejauh mana sebenarnya yuridiksi yang diberikan Panama kepada Amerika Serikat?”. Soal-solal lain yang kemudian timbul antara lain : dengan adanya inflasi apakah sewa tahunan dapat dibayar dengan uang kertas : bagaimana penyelesaian maslah perdangan melalui Terusan, masalah bea-cukai, masalah buruh yang bekerja. Itulah sebabnya mengapa perjanjian ini mengalami banyak perubahan dalam tahun 1926, 1936, 1955. Berulang kali timbul pemogokam, insiden dan persengketaan politik akibat Perjanjian diatas.
Pada tanggal 3 nopember dan 28 nopember1959 terjadi insiden bendera dimana segolongan  rakyat memasuki wilayah Terusan untuk mengibarkan bendera Panama, tetapi diusir oleh pengawal Amerika Serikat. Setelah insiden ini, kemudian baik bendera Amerika Serikat dan Panama dikibarkan berdampingan.Denagn hak intervensi itupun Amerika Serikat sering menjalankan intervensi terhadap maslah dalam negeri Panama. Disamping itu, pasukan Amerika Serikat di Terusan ini makin bertambah banyak.
Perundingan-perundingan terus dilakukan untuk penyelesaian masalah teusiani ini. Thaun 1967 terdapat perjanjian dimana Amerika Serikat bersedia melepaskan kedaulatan atas Panama. Namun belum diratifikasi perjanjian tersebut sudah terjadi perubahan pemimpin baru dibawah presiden Dr. Arnulfo Arias 1968. Sementara itu makin tahun rakyat Panama dan pemerintah Pnama tidak puas terhada Amerika Serikat yang tidak sungguh untuk menyelesaikan Terusan ini. Maka timbullah pergolakan dari masyarakat. Dalam tahun 1974 dimulai lagi perjanjian baru antara Menteri Luar Negeri H.A.Kissinger dan Menteri  Luar Negeri Panama, Juan Antonio Tack. Masih banyak perbedaan pendapat yamng masih kontras mengenai waktu berakhirnya penguasaan erusan Panama oleh Amerika Serikat (Amerika Serikat ingin berkuasa hingga sekitar tahun 2000, sedang Panama ingin segera menguasai Terusan ini).
Selain alasan politis juga kepentingan-kepentingan ekonomis mendorong mereka berbuat demikian. Pada umunya negara-negara Amerika Tengah berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang sama. Mereka masih menitikberatkan sistem perekonomian pada sistem kolonial dengan mengutamakan ekspor dari produksi pertanian dan perkebunan, yang karenanya rawan terhadap konyutngur dunia. Mereka tidak kaya dalan bahan tambang, bila ada itupun belum dieksploitasidengan baik. Industri masih dalam tingkat pendasaran. Juga mereka sangat terkena akibat krisis energi. Itulah sebabnya mengapa adanya Central  American Common Market (CACM) sangat membantu mereka dalam mencapai tujuan ekonomi bersama.
Setelah Perang Dunia II, rakyat Panama mulai menuntut hak pengelolaan dan selain itu memprotes kehadiran militer AS yang semakin hari semakin bertambah banyak. Akhirnya pada 7 September 1977, Presiden AS, Jimmy Carter dan Presiden Panama, Omar Torrijos menandatangani sebuah kesepakatan yang mengizinkan Panama mengelola sendiri terusan itu namun tetap menjamin netralitas kawasan (Neutrality Treaty) dan AS diizinkan untuk kembali kapan saja. Akan tetapi, kesepakatan ini dikecam oleh sebagian besar rakyat AS. Selanjutnya, pada 31 Desember 1999, pengelolaan terusan diserahkan sepenuhnya ke Panama melalui Otoritas Terusan Panama/Panama Canal Authority (ACP).

E.     Good Neighbor Policy
Selama abad ke-20 ke-19 dan awal, Amerika Serikat secara berkala melakukan serangan militer ke negara-negara Amerika Latin untuk melindungi kepentingannya, terutama kepentingan komersial komunitas bisnis Amerika. Setiap kali sebuah bangsa merasa utangnya tidak sedang dilunasi dengan cara yang cepat, kepentingan bisnis warganya 'sedang terancam, atau akses ke sumber daya alam sedang terhambat, intervensi militer atau ancaman sering digunakan untuk memaksa pemerintah masing-masing dalam kepatuhan.
Pada tanggal 4 Maret 1933, Roosevelt menyatakan dalam pidato pelantikannya bahwa: "Dalam bidang kebijakan dunia saya akan mendedikasikan bangsa ini ke kebijakan tetangga yang baik, tetangga yang tegas menghormati dirinya dan, karena ia melakukannya, menghormati hak-hak orang lain, tetangga yang menghormati kewajibannya dan menghormati kesucian perjanjian dalam dan dengan dunia tetangga. " posisi ini ditegaskan oleh Cordell Hull, Sekretaris Roosevelt Negara pada konferensi American negara di Montevideo pada bulan Desember 1933. Hull mengatakan:. "Tidak ada negara yang memiliki hak untuk campur tangan dalam urusan internal atau eksternal lain" Roosevelt kemudian dikonfirmasi kebijakan pada bulan Desember tahun yang sama: "Kebijakan pasti dari Amerika Serikat mulai sekarang adalah salah satu lawan intervensi bersenjata”.
Kebijakan Tetangga Baik adalah kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Amerika Serikat Franklin Roosevelt terhadap negara-negara Amerika Latin. Prinsip utamanya adalah bahwa non-intervensi dan non-campur tangan dalam urusan dalam negeri Amerika Latin. Hal ini juga memperkuat gagasan bahwa Amerika Serikat akan menjadi "tetangga yang baik" dan terlibat dalam pertukaran timbal balik dengan negara-negara Amerika Latin  Secara keseluruhan, pemerintahan Roosevelt diharapkan kebijakan baru ini akan menciptakan peluang ekonomi baru dalam bentuk perdagangan timbal balik. perjanjian dan menegaskan pengaruh Amerika Serikat di Amerika Latin, namun pemerintah Amerika Latin banyak yang tidak yakin.
Secara khusus ,sekalipun kebijakan tetangga yang baik dari Roosevelt di tahun 1930-an  tidak mengakhiri ketegangan antara Amerika Serikat  dengan Amerika Latin, kebijakan ini mampu meredakan  dendam akibat intervensi  dan aksi sepihak  Amerika.

2.2.2                    Keterlibatan Amerika Dalam Perang Dunia
Doktrin Monroe ini memberikan keabsahan kepada perasaan isolanis (mengasingkan diri) orang Amerika di abad ke-19, yang sudah berpaling dari Eropa dalam usaha mencari kekayaan dan kebebasan dari lingkungan dan dominasi Eropa. Negara ini sibuk dengan pertumbuhan kota-kota, perluasan wilayah, perkembangan industri, perbudakan, trauma sebelum dan sesudah Perang Saudara. Perhatian Amerika tidak dipusatkan ke Eropa, akan tetapi pada Amerika Tengah dan Karibia serta Pasifik.
Isolasionis ini mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya Perang Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika telah keluar dari Benua Amerika. Dengan ikutnya Amerika terang mulai melepaskan Doktrin Monroenya, tetapi tidak ikut sertanya Amerika Serikat dalam Gabungan Bangsa-bangsa, Doktrin Monroe masih lagi ingin dipertahankan. Partisipasi di pihak Sekutu dalam Perang Dunia I merupakan penyimpangan singkat dari norma, yang dipacu oleh serangan kapal selam Jerman atas kapal-kapal sipil. Tahun 1920-an dan 1930-an merupakan dasawarsa isolasionis dan terdapat perlawanan yang sangat sengit terhadap bantuan Lend-Lease Roosevelt kepada Inggris di Tahun 1940 (bantuan Piagam-sewa).
Posisi netral Amerika Serikat akhirnya berubah saat Perang Dunia I berkecamuk di Eropa. Amerika yang pada awalnya masih mempertahankan kenetralan pada masa Presiden Woodrow Wilson, akhirnya ikut campur dalam Perang dengan memihak kepada blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Jerman.
Alasan keikutcampuran Amerika Serikat dalam perang banyak disebut disebabkan oleh gangguan Jerman terhadap perdagangan Amerika Serikat dan politik yang diterapkan Amerika mendapat ancaman, karena kebebasan laut intemasional terganggu. Setelah Jerman melancarkan perang kapal selam tak terbatas, sehingga kapal-kapal yang keluar-masuk Eropa dihadang dan ditenggelamkan oleh Kapal perang Jerman. Kapal selam Jerman mulai menenggelamkan niaga Amerika dengan penumpang-penumpang sipil diatasnya (Jones, 1992: 59).
Pada waktu kapal pesiar Lusitania ditenggelamkan Jerman tahun 1915, yang di dalamnya terdapat ratusan warga negara Amerika, maka Amerika memprotes Jerman agar minta maaf dan tidak akan mengulangi hal tersebut. Protes Amerika ternyata tidak ditanggapi oleh Jerman, bahkan sejumlah kapal dagang milik Amerika ditenggelamkan di laut Atlantik dan selat Kanal. Tampilnya Woodrow Wilson sebagai preisiden Amerika,. diawali dari kariemya sebagai guru besar ilmu politik di Princeton dan kemudian menjadi gubernur di New Yersey. la dengan cepat menjadi politikus yang disegani dan akhirnya membawanya untuk menenmpati White House (Gedung Putih) tahun 1913. Dengan terpilihnya kembali Wilson pada jabatan presiden yang kedua tahun 1917, dan melihat perkembangan perang di Eropa serta berbagai kasus penenggelaman kapal yang merugikan Amerika, maka pada tanggal 2 April 1917 Kongres / Senat meminta supaya menyatakan peran melawan Jerman. Akhirnya Woodrow Wilson pada tanggal menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 6 April 1917.
Dalam pesan perangnya ia mengungkapkan bahwa Amerika terlibat dalam perang untuk menjadikan dunia lebih aman dan demokratis. Dengan keyakinan yang kuat bahwa corak pemerintahan demokratik yang didukungnya merupakan keanekaragaman Amerika yang sccara politis berdasarkan kebebasan pribadi, dan secara ekonomis atas kapitalisme laissez faire (ekomoni tanpa campur tangan pemerintah di bidang perdagangan). Presiden Wilson pada pidato tanggal 8 Januari l918 mengawali tahun baru melontarkan gagasannya yang kemudian dikenal dengan sebutan “Fourteen Points Speech” Perlunya penegakan demokrasi dan penghargaan terhadap hak-hak dasar manusia yang pada intiya antara lain :
a.       Perjanjian terbuka mengenai perdamaian, hak mana proses diplomasi harus terbuka dan dapat diikuti atau diawasi rakyat umum.
b.      Kebebasan berlayar di luar perairan tentorial baik dalam masa perang maupun damai kecuali laut yang tertutup untuk aksi internasional.
c.       Perlunya sebuah perhimpunan umum dari bangsa-bangsa harus dibentuk di bawah perjanjian khusus untuk memperkuat rasa saling menjamin kemerdekaan dan integritas tentorial baik terhadap negara besar maupun negara keci). Pembentukan League of Nations (Liga Bangsa Bangsa) untuk menjamin kemerdekaan politik dan keutuhan wilayah milik negara besar maupun negara kecil.
Masuknya Amerika Serikat dalam kancah perang dan keluarnya Rusia dari Triple Entente (sekutu), Amerika segera mengirimkan bantuan besar-besaran ke negara-negara sekutunya Perubalian peta perang terjadi pada awal tahun 1918, diberbagai front tentara sekutu Jerman mengalami kekalahan Akhirnya pada jam 11 tanggal 11 Nopember 1918 Jerman secara resmi menyerah kepada pasukan Sekutu. Perang Dunia I yang memakan waktu cukup lama, antara tahun 1914 sampai dengan tahun 1918, menimbulkan akibat yang luar biasa bagi negara-negara yang terlibat langsung, baik korban jiwa maupun harta benda. Berdasarkan buku An Encyclopedia of World History (W.L.Lagger, 1952, p.951) diperoleh data bahwa jumlah yang meninggal sekitar 10.000.000 orang, vang luka-luka 20.000.000 orang dan yang dijebloskan ke kamp tahanan 6.500.000 orang. Sedangkan kerugian materiil ditaksir, untuk kerugian langsung S 180.500.000.000 dan kerugian tidak langsung sebesar $ 151.161.500.000.
Untuk mengakhiri perang besar dilakukan beberapa perjanjian perriamaian yang digelar selama tahun 1919. Kedatangan Woodrow Wilson pada bulan Desember di Paris disambut dengan gembira Dalam perundingan-pei-undingan ia harus memperhatikan kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda dari sekutu-sekutur.ya. Dari beberapa perjanjian yang berhasil ditanda-tangani yang paling utama adalah Perjanjian Versailles tanggal 28Juni 1919. Dalam perjanjian tersebut selain menentukan beberapa kententuan mengenai kewajiban Jerman, juga adanya rencana untuk pembentukan League of Nations (Liga Bangsa Bangsa).
Keikutsertaan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I ternyata mempererat hubungannya dengan negara-negara Eropa Barat, khususnya sekutu utama Amerika Serikat adalah Inggris dan Perancis. Hubungan tersebut berlanjut ketika Perang Dunia II berkecamuk, Amerika Serikat memihak blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler. Beberapa penyebab Perang Dunia II salah satunya yaitu kegagalan LBB, munculnya paham Ulttranasionalisme, kekacauan di bidang ekonomi, dan blitzkrieg. Pada periode ini terjadi pada rentang waktu antara 1939-1954. Pada saat terjadinya perang dunia II yang menjadi presiden amerika serikat adalah FD. Roosevelt. Ia memiliki sebuah rancangan program yang dikenal dengan New Deal.
Sebelum Roosevelt menjabat presiden untuk kedua kalinya program dalam negerinya tertutup oleh bahaya baru yang tidak di sadari oleh rakyat amerika, yaitu expansi rezim totaliter Jepang, Italia, dan Jerman. Saat wujud sebenanrnya dari gerakan ini terbuka, rakyat Amerika yang cemas terkena sentiment menutup diri. Sentimen mengisolasi diri dari Amerika makin kuat ketika nazi menyerang polandia tahun 1939 dan perang dunia II pun pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak netral dalam hati mereka tentang peristiwa dunia tersebut. Sehingga baru didalam Perang Dunia II dan sesudah itu Amerika secara terang-terangan meninggalkan Doktrin Monroe. Serangan Jepang yang mengejutkan atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi merupakan kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika. 
Disaat kebanyakan masyarakat Amerika dengan cemas mengamati jalannya perang Eropa, ketegangan meningkat di Asia. Pada tanggal 7 desember tahun 1941, pesawat-pesawat jepang yang lepas landas dari kapal induk menyerang armada pasifik miliki Amerika Serikat di Pearl Harbour. Serangan itu memporak-porandakan Sembilan belas kapal dan sekitar 2.300 tentara, pelaut dan orang sipil tewas. Amerika yang awalnya bersikap netral akhirnya ikut dalam perang dan memihak sekutu dengan perjanjian berikut:
1)      Land Lease Bill (1941) yang isinya sekutu boleh meminjam atau menyewa kebutuhan perang dari Amerika Serikat.
2)      Cash anda Carry (1941) yang berisi sekutu boleh membeli kebutuhan perang dari Amerika dengan membayar kontan tetapi transport diurus sendiri
Dengan demikian Amerika Serikat cepat mengarah pada peperangan untuk melawan pihak Jerman, Italia, dan Jepang. Greenland dan Island diduduki oleh Amerika dalam rangka pertahanannnya. Industri Amerika dikembangkan seluas mungkin sehingga menjadi gudang kebutuhan perang bagi pasukan sekutu. Setelah Amerika mengumumkan perang terhadap Jepang maka meletuslah perang Pasifik. Perang ini terus berlanjut sampai Jerman mulai menyerang dan pertempuran-pertempuran pamungkas yang terhitung paling dasyat terus berlangsung. Kepala pemerintahan Amerika Serikat, Inggris dan Soviet bertemu di Postdam untuk membahas operasi militer melawan Jepang, kesepakatan damai dengan Eropa dan kebijakan untuk masa depan Jerman. Ialah presiden Truman yang memperhitungkan bahwa Bom atom bisa memaksa Jepang menyerah lebih cepat dengan jumlah korban lebih sedikit dibandingkan invasi melalui darat.
Setelah Jepang kalah dalam pertempuran laut di Laut Karang (7 mei 1942) oleh tentara Amerika Serikat dibawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur dan Laksamana Nimitz, pasukan Amerika berhasil menguasai Filipina, Iwo Jima, dan Okinawa. Angkatan udara Amerika Serikat dari pulau Saipan dan Okinawa menghantam kota industri Jepang dengan Pesawat B-29, namun Jepang masih tetap melakukan serangan. Lalu tanggal 6 Agustus 1945, pesawat tempur Amerika menjatuhkan bom atom ke Hirosima. Tanggal 8 Agustus giliran Nagasaki mencicipi bom atom yang sama. Bangsa Amerika lega karena bom tersebut mempercepat proses berakhirnya perang.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 akhirnya Jepang menyetujui syarat-syarat yang diajukan dalam Perjanjian Postdam. Tanggal 2 September 19545 Jepang resmi menyerah kepada sekutu. Maka salah satu hasil yang muncul setelah berakhirnya PD II adalah lahirnya PBB. Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata (Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.

BAB 3. PENUTUP

3.1         Simpulan
Doktrin Monroe (Monroe Doctrine) adalah asas politik luar negeri Amerika Serikat yang terkandung dalam pesan Presiden Monroe kepada Kongres tahun 1823. Doktrin berawal dari dua masalah diplomatik, yaitu pertempuran secara kecil-kecilan dengan Rusia mengenai pantai barat laut Amerika Serikat dan kekhwatiran bahwa Aliansi Suci (Rusia, Austria, Prusia) akan mencoba menguasai kembali negara-negara Amerika Latin yang baru saja melepaskan diri dari Spanyol. Selanjutnya, Doktrin Monroe digunakan oleh beberapa negarawan dan presiden AS, seperti Theodore Roosevelt, John F. Kennedy dan Ronald Reagan.
Doktrin Monroe intinya adalah “America for the Americans” yang berarti politik isolasi, artinya negara-negara di luar Amerika jangan mencampuri soal-soal dalam negeri Amerika dan sebaliknya Amerika tidak akan ikut dalam soal-soal di luar Amerika. Doktrin Monroe dapat juga diartikan sebagai Pan-Amerikanisme, yaitu seluruh negara-negara di Amerika harus merupakan satu keluarga Bangsa Amerika di bawah pimpinan Amerika. Ucapan Presiden Monroe yang terkenal dengan Doktrin Monroe menyatakan bahwa politik Amerika Serikat netral terhadap permasalahan politik di Eropa. Sesungguhnya, dengan dikeluarkannya deklarasi ini Amerika Serikat telah memonopoli penjajahan di Amerika Selatan dan Tengah untuk dirinya sendiri.
Dengan adanya Doktrin Monroe ini hubungan Amerika Serikat dengan Negara Amerika Latin makin dekat karena ada persepsi bahwasanya Amerika Serikat telah membantu untuk melindungi kawasan Amerika Latin. Namun persepsi negatif dalam melihat sikap Amerika Serikat terhadap kawasan Amerika Latin pun juga muncul. Pemerintah Negara Amerika Latin berfikir bahwa Amerika Serikat menggunakan Doktrin Monroe sebagai media untuk mendominasi benua Amerika. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan investasi dari Amerika maupun sekutunya yakni Inggris yang meningkat setelah keluarnya Doktrin Monroe. Sehingga Amerika Serikatpun melakukan imperialisme di berbagai negara di benua Amerika antara lain: Texas Dan Perang Dengan Mesiko, Kuba (1868-1878), Peurto Rico, Panama dan Good Neighbor Policy.
Isolasionis ini mula-mula dipegang teguh oleh Amerika, Akan tetapi dengan adanya Perang Amerika-Spanyol (1898), pada hakekatnya Amerika telah melepaskan politik isolasi ini, karena berhasil menduduki Filipina (1898), yang berarti Amerika telah keluar dari Benua Amerika. Posisi netral Amerika Serikat akhirnya berubah saat Perang Dunia I berkecamuk di Eropa. . Amerika yang pada awalnya masih mempertahankan kenetralan pada masa Presiden Woodrow Wilson, akhirnya ikut campur dalam Perang dengan memihak kepada blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Jerman. Alasan keikutcampuran Amerika Serikat dalam perang banyak disebut disebabkan oleh gangguan Jerman terhadap perdagangan Amerika Serikat dan politik yang diterapkan Amerika mendapat ancaman, karena kebebasan laut intemasional terganggu.
Keikutsertaan Amerika Serikat dalam Perang Dunia I ternyata mempererat hubungannya dengan negara-negara Eropa Barat, khususnya sekutu utama Amerika Serikat adalah Inggris dan Perancis. Hubungan tersebut berlanjut ketika Perang Dunia II berkecamuk, Amerika Serikat memihak blok sekutu Inggris dan Perancis menghadapi Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler. Pada saat terjadinya perang dunia II yang menjadi presiden amerika serikat adalah FD. Roosevelt. Ia memiliki sebuah rancangan program yang dikenal dengan New Deal.
Sentimen mengisolasi diri dari Amerika makin kuat ketika nazi menyerang polandia tahun 1939 dan perang dunia II pun pecah, sekalipun rakyat Amerika sama sekali tidak netral dalam hati mereka tentang peristiwa dunia tersebut. Sehingga baru didalam Perang Dunia II dan sesudah itu Amerika secara terang-terangan meninggalkan Doktrin Monroe. Serangan Jepang yang mengejutkan atas Pearl Harbour di Kepulauan Hawai (Panangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat), telah mengubah semua itu. Isolasionisme bukan lagi merupakan kedudukan yang dapat diterima oleh mayoritas rakyat Amerika. 

3.2         Saran
Sekiranya Manroe hidup kembali sekarang, ia mungkin akan terkejut dengan apa yang dilakukan prinsip Netralitas ini. Amerika Serikat mempunyai persekutuan yang tetap di Eropa dan seantero dunia bagaimana jaringan laba-laba yang nyata (Bradley, 1991 : 23). Hal ini mudah dilihat pada dominasi Amerika Serikat di berbagi lembaga Internasional seperti PBB, NATO, ANZUS dan OAS.




DAFTAR PUSTAKA

Sundoro,hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember University Press

Gray, Wood. ­­­_____. Garis Besar Sejarah Amerika. Washington: Universitas George Washington
http://sarohpreman.blogspot.com/2012/05/peran-amerika-dalam-pd-1.html. [Di akses, 25 April 2014]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar