PERLUASAN WILAYAH
AMERIKA DI ALASKA
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen
Pengampu Dr. Suranto, M.Pd
Tugas Individu
Oleh:
RUSYDAH
BINTA QUR-ANIYAH
120210302032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Perluasan Wilayah Amerika di Alaska” yang merupakan salah satu dari
komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Suranto, M.Pd,
selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.
Teman-teman yang telah
memberi dorongan dan semangat;
3.
Semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis
berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 7 Maret 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
1.1
Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
1.2
Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 4
1.3
Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
2.1
Munculnya Manifest Destiny di
Amerika........................................................... 6
2.2
Kronologi Rusia Menjual Alaska
pada Amerika................................................. 7
2.2.1 Latar Belakang Penjualan Alaska............................................................. 7
2.2.2 Proses Pembelian Alaska.......................................................................... 8
2.2.3 Keadaan Setelah Upacara......................................................................... 10
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 12
3.1
Simpulan............................................................................................................. 12
3.2
Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Belajar dari pengalaman selama perang saudara,
Amerika Serikat berusaha untuk meluaskan pengaruhnya ke negara-negara di
sekitarnya. Dengan
memperluas pengaruhnya terhadap negara-negara di sekitarnya, Amerika Serikat
memiliki sekutu bila negaranya diserang. Negara-negara di sekitarnya tidak akan
menjadi “musuh dalam selimut,” seperti Mexico yang dikuasai Perancis saat terjadi perang saudara, dimana
Amerika Serikat, dalam hal ini Union, takut Perancis akan ikut campur karena letaknya sangat
dekat dengan Amerika Serikat. Kondisi jaman pada masa itu juga mendukung
Amerika Serikat untuk meluaskan pengaruhnya, terutama pengaruh ekonominya.Saat
itu, negara-negara Eropa berusaha untuk memperluas pengaruhnya dengan saling
berebut menguasai negara-negara di Afrika dan menguasai perdagangan di Asia.
Keinginan dari Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara
sekitarnya juga diperkuat oleh angkatan lautnya yang merasa perlu minta
tambahan dana untuk memperkuat armadanya yang nanti digunakan untuk menjaga
keamanan ekonomi dan politik di negara-negara sekitar Amerika Serikat.
Bila
melihat kebelakang lagi, keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke
negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City
Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin
bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika
Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban
Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika,
Karibia, dan juga Pasifik.
Usaha perluasan pengaruh Amerika Serikat
pertama dimulai dengan membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867 atas usul
William Seward, menteri luar negeri Amerika Serikat saat itu. Alaska sangat
luas, bahkan menjadi negara bagian terluas di Amerika Serikat, tapi sepi dan
hanya berisi gunung es yang luas, sehingga banyak orang mencemooh keputusan
membeli Alaska.Walau begitu, setelah ditemukannya banyak emas di sungai
Klondike, banyak orang pergi dan menetap di Alaska.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
latar belakang munculnya Manifest Destiny di Amerika ?
2.
Bagaimana
kronologis Rusia menjual Alaska pada Amerika
1.3 Tujan
1.
Mengetahui
latar belakang munculnya Manifest Destiny di Amerika
2.
Dapat
memahami kronologis Rusia menjual Alaska pada Amerika
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Munculnya Manifest Destiny
di Amerika
Sejak Amerika
merdeka pada tanggal 4 Juli 1776, Amerika Serikat belum dianggap setara dengan
rumpun bangsa lain. Kurang lebih tujuh puluh lima tahun setelah mendeklarasikan
kemerdekaannya dari Inggris, Amerika Serikat yang memiliki beragam koloni
berubah menjadi negara besar. Semua itu dikarenakan ekspansi besar-besaran yang
dilancarkan oleh Amerika ke beberapa wilayah sekitar, yaitu sungai Mississippi,
Rocky Mountain, hingga ke Pasifik. Ekspansi tersebut menjadi salah satu warisan
sejarah politik Amerika Serikat yang dikenal sebagai Manifest
Destiny.
Manifest
Destiny merupakan
suatu istilah tentang aturan atau kebijakan Amerika yang terjadi selama abad
ke-19. Bila diartikan secara bahasa, manifest bisa berarti daftar
mengenai muatan, konsemen, atau surat muatan. Sedangkan destiny
berarti nasib, dan takdir Tuhan. Secara sederhana, Manifest Destiny didefinisikan
sebagai suatu pandangan dari para intelektual Amerika Serikat yang mempercayai
adanya takdir bahwa Amerika Serikat akan menjadi negara yang berkuasa dan
adidaya. Masyarakat Amerika percaya bahwa Tuhan telah menakdirkan bangsanya
sebagai bangsa yang special. Namun, beberapa kelompok,
menolak, mengecam, dan mempertanyakan lahirnya ekspansi tersebut.
Ide tentang Manifest
Destiny sendiri, diperkirakan telah muncul sejak Columbus menemukan
daratan Amerika pada tahun 1492. Dengan munculnya pola pikir tersebut, membuat
masyarakat Amerika Serikat berani melegitimasi kekerasan yang dilakukan kepada
para penduduk pribumi. Selanjutnya, pemikiran mengenai Manifest
Destiny dipublikasikan kembali oleh John O’Sullivan, seorang
pemimpin partai Demokrat dan seorang editor Koran New York. O’Sullivan mengatakan 'our
manifest destiny to overspread the continent allotted by providence for the
free development of our yearly multiplying millions’. Bukan hanya
itu, manifest
destiny juga semakin diperkuat oleh John Gast dengan
mengimplementasikan ke dalam sebuah lukisan pada tahun 1872, yang menggambarkan
sosok wanita sebagai figur pembawa cahaya yang menggantikan kegelapan dan
ketidakpedulian terhadap peradaban.
Kronologi Manifest
Destiny dimulai pada tahun 1785, dimana kongres konfederasi
memberlakukan peraturan setempat untuk memastikan motode pengaturan wilayah
teritorial barat. Metode penelitian dari survei jalur liar dengan menempatkan
batas-batas (Heidler & Heidler, 2003: xix). Hingga berlanjut pada penyediaan
pemerintahan representatif di wilayah barat laut sungai Ohio, pembelian
daerah-daerah seperti Louisiana, Amerika telah menjangkau sebagian wilayah
Florida Barat dengan persetujuan pemerintah secara diam-diam. Kemudian
Louisiana menjadi bagian Negara Kesatuan Amerika Serikat diikuti beberapa
negara bagian dimulai pada tahun 1812. Selanjutnya, lahirlah perjanjian antara
pemerintah Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan kesepakatan untuk
bersama-sama menyewa Oregon Country, meskipun sebelumnya gagal mengekspansi
Kanada atau Florida, namun Amerika berhasil mempertahankan dominansinya.
Walaupun dalam kronologisnya, ekspansi tersebut juga melahirkan perang-perang
di beberapa wilayah tertentu, pada akhirnya pada tanggal 9 September 1850,
California bergabung dengan Amerika Serikat. Dimana California ini menjadi
negara terakhir di pantai barat yang bergabung dan memperkuat eksistensi
Amerika Serikat sebagai negara federasi.
Dengan memahami
warisan sejarah politik Amerika tersebut, bisa dipahami keagresifan bangsa
Amerika dalam penguasaan atas suatu hal. Sifat seperti ini yang memunculkan
pertentangan antar penduduk Amerika sendiri, bahkan sejak dimulainya manifest
destiny. Sebagian pemduduk Amerika yang menentang ekspansi ini
merasa bahwa manifest destiny membatasi hak-hak
asasi manusia dan kurang berperikemanusiaan serta merusak hubungan baik yang
telah terjalin. Akibat banyaknya pro dan kontra, akhirnya pada masa
pemerintahan presiden Roosevelt, kebijakan ekspansi ini dicabut dan tidak lagi
berlaku.
2.2 Kronologi Rusia Menjual Alaska Pada Amerika
2.2.1 Latar Belakang Penjualan Alaska
Alaska merupakan negara bagian Rusia sebelum
terjadinya transaksi antara Kekaisaran Rusia dengan Amerika tentang penjualan
Alaska oleh Rusia kepada Amerika. Alaska
juga merupakan negara yang mempunyai cuaca ekstrem
dan terbatasnya sarana transportasi yang membuat
siapapun enggan bermukim, walaupun sumber daya alamnya melimpah.
Sebelum dibeli
oleh Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Seorang
berkebangsaan Denmark yang bekerja untuk Rusia bernama Vitus Jonassen Bering,
berhasil mencapai Alaska pada tahun 1728. Namanya diabadikan sebagai nama selat
yang memisahkan antara Asia dan Amerika, yaitu Selat Bering. Pada tahun
1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan aliansi
kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah
(Ottoman). Perang yang menelan biaya tinggi meyebabkan
krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan
semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah
Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Keadaan
tersebut memaksa pemerintah Rusia mengambil langkah instan dengan menjual
sesuatu yang dirasa kurang berguna, sesuai saran yang disuarakan adik Tsar,
Pangeran Konstantin Nikolaevich.
Pengkajian
singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan,
yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat. Selain faktor
krisis keuangan yang melanda Rusia, faktor "takut kehilangan" akibat
ekspansi Inggris di Amerika Utara juga menjadi bahan pertimbangan. Inggris yang
menjadi lawan Rusia saat Perang Krimea dikhawatirkan akan menganeksasi Alaska
yang tanpa perlindungan militer. Melalui wilayah British Columbia (koloni Inggris
di Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Alaska) Inggris bisa
kapan saja mengambil wilayah
tersebut.
2.2.2 Proses Pembelian Alaska
Pada tahun 1859
(tiga tahun setelah Perang Krimea), pihak Kekaisaran Rusia menawarkan Alaska
kepada Amerika Serikat yang dianggap calon pembeli potensial. Proses penawaran
sempat terhenti saat meletus Perang Saudara Amerika. Penawaran kembali
dilanjutkan setelah perang berakhir ketika Tsar Alexander II memerintahkan
salah satu menterinya, Eduard de Stoeckl untuk berangkat ke Amerika Serikat. Penawaran yang
dilakukan dengan Sekretaris Negara Amerika Serikat, William H. Seward langsung
ditanggapi dan masuk ke tahap negosiasi.
Negosiasi
pertama dilakukan pada awal Maret 1867. Setelah melewati beberapa sesi yang
alot, kesepakatan harga pembelian wilayah seluas 1.518.000 km2
tersebut akhirnya ditandatangani pada pagi hari pukul 04.00 tanggal 30
Maret 1867, dengan nominal US$ 7.200.000 atau sekitar US$ 4,74 per
km2. Penandatanganan kesepakatan nantinya akan dibawa William H. Seward ke
parlemen untuk pengesahan. Itu berarti jual-beli yang dilakukan kedua belah
pihak masih belum pasti. Karena William H.
Seward masih ingin meminta kesepakatan dari para Senat di
Amerika. Sehingga William H. Seward kembali ke Amerika dan melakukan kesepakatan disana.
Setibanya di Amerika, Kesepakatan yang dilakukan William H. Seward
ternyata tidak seluruhnya disetujui publik Amerika Serikat. Sejarawan Ellis
Paxson Oberholtzer merangkum pernyataan minoritas yang menentang pembelian,
yang diambil dari beberapa editor surat kabar di Amerika. Bagi mereka, meskipun
Pembelian Alaska terbilang tidak mahal, dampaknya akan berimbas pada keuangan
Amerika Serikat yang nantinya akan tersedot untuk sekadar biaya administrasi
sipil dan militer. Selain itu, "padang gurun beku" tersebut letaknya
terpisah dengan daratan Amerika Serikat, sehingga sangat rentan dianeksasi. Kemudian, debat Senat pun terjadi.
Untuk
memperlancar langkahnya, William H. Seward membujuk Pres. Andrew Johnson untuk
menggelar sidang khusus Senat dengan jaminan tidak akan perdebatan. Partai
Republik yang menjadi oposisi mencemooh "kebodohan Seward" dalam
konteks kurangnya manfaat pembelian, bukan didasari permusuhan politik. Pada tanggal 9
April 1867, Ketua Komite Senat Hubungan Luar Negeri Charles Sumner memenangkan
persetujuan kesepakatan penandatanganan Pembelian Alaska dengan suara 37:2. Sejak saat itu,
lebih dari setahun kasus ini tenggelam seiring memburuknya hubungan Presiden
dengan Kongres. Senat menolak mencairkan dana yang diperlukan untuk transaksi
Pembelian Alaska. Pada bulan Juni 1868 (setelah sidang impeachment
Presiden selesai), Eduard de Stoeckl dan William H. Seward mengangkat kembali
kampanye Pembelian Alaska. Sebulan
kemudian akhirnya parlemen menyetujui pembelian dengan suara 113:48. Proses
pembayaran dilakukan pada tanggal 1 Agustus 1868 melalui Riggs Bank yang
menguangkan cek untuk pihak Rusia.
Terlepas itu
semua, sebagian besar kalangan justru mendukung pembelian. Mereka berpendapat
bahwa Amerika Serikat mungkin akan memperoleh manfaat ekonomi yang besar,
sekaligus meningkatkan hubungan persahabatan dengan Kekaisaran Rusia yang pada
masa itu menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa. Selain itu, 45% surat
kabar Amerika juga mendukung pembelian tersebut sebagai pijakan awal untuk
menganeksasi British Columbia. Dalam suasana pro dan kontra yang mencuat,
faktanya Pembelian Alaska berkali-kali lipat lebih menguntungkan bagi Amerika
Serikat. Wilayah yang dianggap "padang gurun beku" ternyata kaya akan
sumber daya alam, seperti emas, tembaga, minyak bumi, dll.
Dan akhirnya, pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah
terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei
Alekseyevich Peshchurov kepada pihak Amerika Serikat yang diwakili Jend. Lovell Rousseau.
Upacara serah terima dilakukan di Sitka dan dimeriahkan gemuruh tembakan
artileri yang mengiringi parade bersama Tentara Rusia dan Amerika Serikat di
depan rumah gubernur. Sebagai simbol serah terima, bendera Rusia diturunkan dan
digantikan bendera Amerika Serikat. Setelah itu
Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jend. Jefferson Davis
menempati barak bekas Tentara Rusia.
Dengan
Pembelian Alaska yang difasilitasi oleh William H. Seward, Amerika Serikat
memperoleh wilayah yang luasnya dua kali lebih besar dari Texas. Secara tidak
langsung Amerika mewarisi pengawasan Rusia di Alaska yang diperkirakan didiami
sekitar 2.500 orang Rusia dan 8.000 orang pribumi, serta sekitar 80.000 pribumi
yang ada di luar yurisdiksi. Selain itu ada dua daerah setingkat kota; New
Archangel (sekarang Sitka) berpenduduk 968 jiwa yang didirikan tahun 1804 untuk
menangani perdagangan kulit anjing laut; dan St. Paulus di Kepulauan Pribilof
yang merupakan pusat industri pengolahan bulu yang berpenduduk 283 jiwa.
Setelah itu, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengubah penggunaan nama Alyaska (sebutan orang
Rusia untuk Alaska) untuk disesuaikan dengan lidah orang Amerika menjadi
Alaska. Padahal beberapa saat sebelumnya, muncul perdebatan perihal nama yang
diajukan beberapa pihak ke Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat, seperti
Icebergia, Walrusia, Frozen Wilderness, bahkan Seward Ice Box. Alaska yang
diambil dari kata Alakshah (bahasa Aleut) bermakna "negeri yang
besar".
2.2.3 Keadaan Setelah Upacara
Menurut kisah T. Ahllund yaitu seorang pandai besi berkebangsaan Finlandia
yang bekerja di Sitka, tidak lama setelah upacara serah terima yang dilakukan
kedua pihak, hampir semua orang Rusia di Alaska memutuskan untuk kembali ke
Rusia, kecuali beberapa pedagang dan pendeta yang memilih menetap. Namun tidak
lama setelahnya, sejumlah orang Rusia yang memilih menetap pada akhirnya juga
memutuskan kembali ke Rusia, termasuk beberapa pedagang yang rela meninggalkan
usahanya.
Hidup sebagai
warga sipil Sitka di bawah kekuasaan Amerika Serikat sangat tidak nyaman di
mata orang Rusia. Perbedaan
budaya dan bahasa menjadi kendala utama dalam bersosialisasi, ditambah
diskriminasi yang kerap mereka terima. Selanjutnya mereka mengumpulkan dana
kolektif untuk membeli kapal sebagai transportasi pulang ke Rusia. T. Ahllund
mengatakan bahwa perjalanan mereka diwarnai mabuk laut di setiap pelabuhan yang
disinggahi. Pelayaran yang tidak terlupakan tersebut melewati rute Pulau
Sandwich (Hawaii), Tahiti, Brasil, London, dan berakhir di Pelabuhan Kronstadt,
St. Petersburg.
Selain itu, juga terdapat Alaska Day atau Hari Alaska merupakan perayaan
tahunan di Alaska dalam rangka memperingati hari upacara serah terima wilayah
Alaska oleh Kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1867, tanggal pada
kalender Gregorian yang mulai berlaku di Alaska pada hari berikutnya untuk
menggantikan kalender Julian yang digunakan Rusia (kalender Julian pada abad
ke-19 merupakan 12 hari di belakang kalender Gregorian). Perayaan resmi Alaska
Day setiap tanggal 18 Oktober biasa diadakan di Sitka. Alaska Day
merupakan hari libur bagi semua pegawai negeri dan siswa di negara bagian
Alaska. Dalam perayaan tersebut akan dilakukan parade kebudayaan dan pengibaran
bendera Amerika Serikat, serta pesta rakyat bagi seluruh penduduk Alaska.
BAB 3. PENUTUP
3.1
Simpulan
Sejak Amerika merdeka pada tanggal 4 Juli 1776, Amerika Serikat
belum dianggap setara dengan rumpun bangsa lain. Kurang lebih tujuh puluh lima
tahun setelah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris, Amerika Serikat yang
memiliki beragam koloni berubah menjadi negara besar. Semua itu dikarenakan
ekspansi besar-besaran yang dilancarkan oleh Amerika ke beberapa wilayah
sekitar, yaitu sungai Mississippi, Rocky Mountain, hingga ke Pasifik. Ekspansi
tersebut menjadi salah satu warisan sejarah politik Amerika Serikat yang
dikenal sebagai Manifest Destiny.
Manifest Destiny didefinisikan sebagai suatu pandangan dari para intelektual
Amerika Serikat yang mempercayai adanya takdir bahwa Amerika Serikat akan
menjadi negara yang berkuasa dan adidaya. Sifat seperti ini yang memunculkan
pertentangan antar penduduk Amerika sendiri, bahkan sejak dimulainya manifest
destiny. Sebagian pemduduk Amerika yang menentang ekspansi ini
merasa bahwa manifest destiny membatasi hak-hak
asasi manusia dan kurang berperikemanusiaan serta merusak hubungan baik yang
telah terjalin.
Sebelum dibeli
oleh Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Pada tahun
1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan aliansi
kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah
(Ottoman). Perang yang menelan biaya tinggi meyebabkan
krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan
semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah
Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Pengkajian
singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan,
yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat.
Dan akhirnya, pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah
terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei
Alekseyevich Peshchurov kepada pihak Amerika Serikat yang diwakili Jend. Lovell
Rousseau. Setelah upacara serah terima yang dilakukan kedua pihak, hampir semua
orang Rusia di Alaska memutuskan untuk kembali ke Rusia, kecuali beberapa
pedagang dan pendeta yang memilih menetap. Selain itu, setelah Alaska menjadi milik Amerika, terdapat Alaska Day atau Hari Alaska merupakan
perayaan tahunan di Alaska dalam rangka memperingati hari upacara serah terima
wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat pada tanggal 18
Oktober 1867. Dalam perayaan
tersebut akan dilakukan parade kebudayaan dan pengibaran bendera Amerika
Serikat, serta pesta rakyat bagi seluruh penduduk Alaska.
3.2
Saran
Dalam mempelajari makalah ini
diharapkan pembaca mempelajari buku maupun sumber yang relevan agar dapat
memperluas wawasan bagi pembaca. Sehingga dari memahami buku atau sumber yang
relevan tersebut dapat memperkuat pengetahuan atas informasi yang telah disajikan
dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sundoro,hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember University Press
Gray, Wood. _____. Garis Besar Sejarah
Amerika. Washington: Universitas George Washington
http://engkongyudo.wordpress.com/2012/04/12/united-states-diplomacies-on-america/.[diakses tanggal 7 April 2014]
http://sangpenulis1990.blogspot.com/2013/01/pembelian-alaska-alaska-purchase.html.[diakses tanggal 7 April 2014]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar