Sabtu, 24 Mei 2014

Makalah Perluasan Wilayah Amerika di Alaska




PERLUASAN WILAYAH AMERIKA DI ALASKA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Amerika
Dosen Pengampu Dr. Suranto, M.Pd



Tugas Individu


Oleh:
RUSYDAH BINTA QUR-ANIYAH
120210302032



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER
2014

KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Perluasan Wilayah Amerika di Alaskayang merupakan salah satu dari komponen nilai tugas individu mata kuliah Sejarah Amerika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas jember.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.  Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.  Dr. Suranto, M.Pd, selaku Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Amerika yang telah membimbing;
2.      Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat;
3.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat.



Jember, 7 Maret 2014



Penulis







DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................... ....................... 1
Kata Pengantar.............................................................................................. ....................... 2
Daftar Isi........................................................................................................ ....................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................... ....................... 4
              1.1            Latar Belakang............................................................................. ....................... 4
              1.2            Rumusan Masalah........................................................................ ....................... 4
              1.3            Tujuan.................................................................................................................. 5
BAB 2. PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
              2.1            Munculnya Manifest Destiny di Amerika........................................................... 6
              2.2            Kronologi Rusia Menjual Alaska pada Amerika................................................. 7
2.2.1   Latar Belakang Penjualan Alaska............................................................. 7
2.2.2   Proses Pembelian Alaska.......................................................................... 8
2.2.3   Keadaan Setelah Upacara......................................................................... 10
BAB 3. PENUTUP............................................................................................................... 12
3.1                Simpulan............................................................................................................. 12
3.2                Saran................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14




BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Belajar dari pengalaman selama perang saudara, Amerika Serikat berusaha untuk meluaskan pengaruhnya ke negara-negara di sekitarnya. Dengan memperluas pengaruhnya terhadap negara-negara di sekitarnya, Amerika Serikat memiliki sekutu bila negaranya diserang. Negara-negara di sekitarnya tidak akan menjadi “musuh dalam selimut,” seperti Mexico yang dikuasai Perancis saat terjadi perang saudara, dimana Amerika Serikat, dalam hal ini Union, takut Perancis akan ikut campur karena letaknya sangat dekat dengan Amerika Serikat. Kondisi jaman pada masa itu juga mendukung Amerika Serikat untuk meluaskan pengaruhnya, terutama pengaruh ekonominya.Saat itu, negara-negara Eropa berusaha untuk memperluas pengaruhnya dengan saling berebut menguasai negara-negara di Afrika dan menguasai perdagangan di Asia. Keinginan dari Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya juga diperkuat oleh angkatan lautnya yang merasa perlu minta tambahan dana untuk memperkuat armadanya yang nanti digunakan untuk menjaga keamanan ekonomi dan politik di negara-negara sekitar Amerika Serikat.           
 Bila melihat kebelakang lagi, keinginan Amerika Serikat untuk memperluas pengaruh ke negara-negara sekitarnya adalah adanya pemikiran ‘Manifest Destiny” dan “City Upon a Hill”, dimana artinya Amerika Serikat harus menjadi panutan dan pemimpin bagi masarakat sekitarnya. Kedua doktrin ini dijadikan sebagai alasan Amerika Serikat melakukan perluasan pengaruh dan pembenaran terhadap hak dan kewajiban Amerika Serikat memperluas pengaruh dan kebudayaannya di benua Amerika, Karibia, dan juga Pasifik.
Usaha perluasan pengaruh Amerika Serikat pertama dimulai dengan membeli Alaska dari Rusia pada tahun 1867 atas usul William Seward, menteri luar negeri Amerika Serikat saat itu. Alaska sangat luas, bahkan menjadi negara bagian terluas di Amerika Serikat, tapi sepi dan hanya berisi gunung es yang luas, sehingga banyak orang mencemooh keputusan membeli Alaska.Walau begitu, setelah ditemukannya banyak emas di sungai Klondike, banyak orang pergi dan menetap di Alaska.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa latar belakang munculnya Manifest Destiny di Amerika ?
2.      Bagaimana kronologis Rusia menjual Alaska pada Amerika


1.3  Tujan
1.      Mengetahui latar belakang munculnya Manifest Destiny di Amerika
2.      Dapat memahami kronologis Rusia menjual Alaska pada Amerika































BAB 2. PEMBAHASAN

2.1  Munculnya Manifest Destiny di Amerika
Sejak Amerika merdeka pada tanggal 4 Juli 1776, Amerika Serikat belum dianggap setara dengan rumpun bangsa lain. Kurang lebih tujuh puluh lima tahun setelah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris, Amerika Serikat yang memiliki beragam koloni berubah menjadi negara besar. Semua itu dikarenakan ekspansi besar-besaran yang dilancarkan oleh Amerika ke beberapa wilayah sekitar, yaitu sungai Mississippi, Rocky Mountain, hingga ke Pasifik. Ekspansi tersebut menjadi salah satu warisan sejarah politik Amerika Serikat yang dikenal sebagai Manifest Destiny.
Manifest Destiny merupakan suatu istilah tentang aturan atau kebijakan Amerika yang terjadi selama abad ke-19. Bila diartikan secara bahasa, manifest bisa berarti daftar mengenai muatan, konsemen, atau surat muatan. Sedangkan destiny berarti nasib, dan takdir Tuhan. Secara sederhana, Manifest Destiny didefinisikan sebagai suatu pandangan dari para intelektual Amerika Serikat yang mempercayai adanya takdir bahwa Amerika Serikat akan menjadi negara yang berkuasa dan adidaya. Masyarakat Amerika percaya bahwa Tuhan telah menakdirkan bangsanya sebagai bangsa yang special. Namun, beberapa kelompok, menolak, mengecam, dan mempertanyakan lahirnya ekspansi tersebut.
Ide tentang Manifest Destiny sendiri, diperkirakan telah muncul sejak Columbus menemukan daratan Amerika pada tahun 1492. Dengan munculnya pola pikir tersebut, membuat masyarakat Amerika Serikat berani melegitimasi kekerasan yang dilakukan kepada para penduduk pribumi. Selanjutnya, pemikiran mengenai Manifest Destiny dipublikasikan kembali oleh John O’Sullivan, seorang pemimpin partai Demokrat dan seorang editor Koran New York. O’Sullivan mengatakan 'our manifest destiny to overspread the continent allotted by providence for the free development of our yearly multiplying millions’. Bukan hanya itu, manifest destiny juga semakin diperkuat oleh John Gast dengan mengimplementasikan ke dalam sebuah lukisan pada tahun 1872, yang menggambarkan sosok wanita sebagai figur pembawa cahaya yang menggantikan kegelapan dan ketidakpedulian terhadap peradaban.
Kronologi Manifest Destiny dimulai pada tahun 1785, dimana kongres konfederasi memberlakukan peraturan setempat untuk memastikan motode pengaturan wilayah teritorial barat. Metode penelitian dari survei jalur liar dengan menempatkan batas-batas (Heidler & Heidler, 2003: xix). Hingga berlanjut pada penyediaan pemerintahan representatif di wilayah barat laut sungai Ohio, pembelian daerah-daerah seperti Louisiana, Amerika telah menjangkau sebagian wilayah Florida Barat dengan persetujuan pemerintah secara diam-diam. Kemudian Louisiana menjadi bagian Negara Kesatuan Amerika Serikat diikuti beberapa negara bagian dimulai pada tahun 1812. Selanjutnya, lahirlah perjanjian antara pemerintah Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan kesepakatan untuk bersama-sama menyewa Oregon Country, meskipun sebelumnya gagal mengekspansi Kanada atau Florida, namun Amerika berhasil mempertahankan dominansinya. Walaupun dalam kronologisnya, ekspansi tersebut juga melahirkan perang-perang di beberapa wilayah tertentu, pada akhirnya pada tanggal 9 September 1850, California bergabung dengan Amerika Serikat. Dimana California ini menjadi negara terakhir di pantai barat yang bergabung dan memperkuat eksistensi Amerika Serikat sebagai negara federasi.
Dengan memahami warisan sejarah politik Amerika tersebut, bisa dipahami keagresifan bangsa Amerika dalam penguasaan atas suatu hal. Sifat seperti ini yang memunculkan pertentangan antar penduduk Amerika sendiri, bahkan sejak dimulainya manifest destiny. Sebagian pemduduk Amerika yang menentang ekspansi ini merasa bahwa manifest destiny membatasi hak-hak asasi manusia dan kurang berperikemanusiaan serta merusak hubungan baik yang telah terjalin. Akibat banyaknya pro dan kontra, akhirnya pada masa pemerintahan presiden Roosevelt, kebijakan ekspansi ini dicabut dan tidak lagi berlaku.

2.2  Kronologi Rusia Menjual Alaska Pada Amerika
2.2.1      Latar Belakang Penjualan Alaska
Alaska merupakan negara bagian Rusia sebelum terjadinya transaksi antara Kekaisaran Rusia dengan Amerika tentang penjualan Alaska oleh Rusia kepada Amerika.  Alaska juga merupakan negara yang mempunyai cuaca ekstrem dan terbatasnya sarana transportasi yang membuat siapapun enggan bermukim, walaupun sumber daya alamnya melimpah.
Sebelum dibeli oleh Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Seorang berkebangsaan Denmark yang bekerja untuk Rusia bernama Vitus Jonassen Bering, berhasil mencapai Alaska pada tahun 1728. Namanya diabadikan sebagai nama selat yang memisahkan antara Asia dan Amerika, yaitu Selat Bering. Pada tahun 1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan aliansi kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Perang yang menelan biaya tinggi meyebabkan krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Keadaan tersebut memaksa pemerintah Rusia mengambil langkah instan dengan menjual sesuatu yang dirasa kurang berguna, sesuai saran yang disuarakan adik Tsar, Pangeran Konstantin Nikolaevich.
Pengkajian singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan, yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat. Selain faktor krisis keuangan yang melanda Rusia, faktor "takut kehilangan" akibat ekspansi Inggris di Amerika Utara juga menjadi bahan pertimbangan. Inggris yang menjadi lawan Rusia saat Perang Krimea dikhawatirkan akan menganeksasi Alaska yang tanpa perlindungan militer. Melalui wilayah British Columbia (koloni Inggris di Amerika Utara yang berbatasan langsung dengan Alaska) Inggris bisa kapan saja mengambil wilayah tersebut.

2.2.2      Proses Pembelian Alaska
Pada tahun 1859 (tiga tahun setelah Perang Krimea), pihak Kekaisaran Rusia menawarkan Alaska kepada Amerika Serikat yang dianggap calon pembeli potensial. Proses penawaran sempat terhenti saat meletus Perang Saudara Amerika. Penawaran kembali dilanjutkan setelah perang berakhir ketika Tsar Alexander II memerintahkan salah satu menterinya, Eduard de Stoeckl untuk berangkat ke Amerika Serikat. Penawaran yang dilakukan dengan Sekretaris Negara Amerika Serikat, William H. Seward langsung ditanggapi dan masuk ke tahap negosiasi.
Negosiasi pertama dilakukan pada awal Maret 1867. Setelah melewati beberapa sesi yang alot, kesepakatan harga pembelian wilayah seluas 1.518.000 km2 tersebut akhirnya ditandatangani pada pagi hari pukul 04.00 tanggal 30 Maret 1867, dengan nominal US$ 7.200.000 atau sekitar US$ 4,74 per km2. Penandatanganan kesepakatan nantinya akan dibawa William H. Seward ke parlemen untuk pengesahan. Itu berarti jual-beli yang dilakukan kedua belah pihak masih belum pasti. Karena William H. Seward masih ingin meminta kesepakatan dari para Senat di Amerika. Sehingga William H. Seward kembali ke Amerika dan melakukan kesepakatan disana.
Setibanya di Amerika, Kesepakatan yang dilakukan William H. Seward ternyata tidak seluruhnya disetujui publik Amerika Serikat. Sejarawan Ellis Paxson Oberholtzer merangkum pernyataan minoritas yang menentang pembelian, yang diambil dari beberapa editor surat kabar di Amerika. Bagi mereka, meskipun Pembelian Alaska terbilang tidak mahal, dampaknya akan berimbas pada keuangan Amerika Serikat yang nantinya akan tersedot untuk sekadar biaya administrasi sipil dan militer. Selain itu, "padang gurun beku" tersebut letaknya terpisah dengan daratan Amerika Serikat, sehingga sangat rentan dianeksasi. Kemudian, debat Senat pun terjadi.
Untuk memperlancar langkahnya, William H. Seward membujuk Pres. Andrew Johnson untuk menggelar sidang khusus Senat dengan jaminan tidak akan perdebatan. Partai Republik yang menjadi oposisi mencemooh "kebodohan Seward" dalam konteks kurangnya manfaat pembelian, bukan didasari permusuhan politik. Pada tanggal 9 April 1867, Ketua Komite Senat Hubungan Luar Negeri Charles Sumner memenangkan persetujuan kesepakatan penandatanganan Pembelian Alaska dengan suara 37:2. Sejak saat itu, lebih dari setahun kasus ini tenggelam seiring memburuknya hubungan Presiden dengan Kongres. Senat menolak mencairkan dana yang diperlukan untuk transaksi Pembelian Alaska. Pada bulan Juni 1868 (setelah sidang impeachment Presiden selesai), Eduard de Stoeckl dan William H. Seward mengangkat kembali kampanye Pembelian Alaska. Sebulan kemudian akhirnya parlemen menyetujui pembelian dengan suara 113:48. Proses pembayaran dilakukan pada tanggal 1 Agustus 1868 melalui Riggs Bank yang menguangkan cek untuk pihak Rusia.
Terlepas itu semua, sebagian besar kalangan justru mendukung pembelian. Mereka berpendapat bahwa Amerika Serikat mungkin akan memperoleh manfaat ekonomi yang besar, sekaligus meningkatkan hubungan persahabatan dengan Kekaisaran Rusia yang pada masa itu menjadi salah satu kekuatan utama di Eropa. Selain itu, 45% surat kabar Amerika juga mendukung pembelian tersebut sebagai pijakan awal untuk menganeksasi British Columbia. Dalam suasana pro dan kontra yang mencuat, faktanya Pembelian Alaska berkali-kali lipat lebih menguntungkan bagi Amerika Serikat. Wilayah yang dianggap "padang gurun beku" ternyata kaya akan sumber daya alam, seperti emas, tembaga, minyak bumi, dll.
Dan akhirnya, pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei Alekseyevich Peshchurov kepada pihak Amerika Serikat yang diwakili Jend. Lovell Rousseau. Upacara serah terima dilakukan di Sitka dan dimeriahkan gemuruh tembakan artileri yang mengiringi parade bersama Tentara Rusia dan Amerika Serikat di depan rumah gubernur. Sebagai simbol serah terima, bendera Rusia diturunkan dan digantikan bendera Amerika Serikat. Setelah itu Tentara Amerika Serikat di bawah pimpinan Jend. Jefferson Davis menempati barak bekas Tentara Rusia.
Dengan Pembelian Alaska yang difasilitasi oleh William H. Seward, Amerika Serikat memperoleh wilayah yang luasnya dua kali lebih besar dari Texas. Secara tidak langsung Amerika mewarisi pengawasan Rusia di Alaska yang diperkirakan didiami sekitar 2.500 orang Rusia dan 8.000 orang pribumi, serta sekitar 80.000 pribumi yang ada di luar yurisdiksi. Selain itu ada dua daerah setingkat kota; New Archangel (sekarang Sitka) berpenduduk 968 jiwa yang didirikan tahun 1804 untuk menangani perdagangan kulit anjing laut; dan St. Paulus di Kepulauan Pribilof yang merupakan pusat industri pengolahan bulu yang berpenduduk 283 jiwa. Setelah itu, Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat mengubah penggunaan nama Alyaska (sebutan orang Rusia untuk Alaska) untuk disesuaikan dengan lidah orang Amerika menjadi Alaska. Padahal beberapa saat sebelumnya, muncul perdebatan perihal nama yang diajukan beberapa pihak ke Departemen Dalam Negeri Amerika Serikat, seperti Icebergia, Walrusia, Frozen Wilderness, bahkan Seward Ice Box. Alaska yang diambil dari kata Alakshah (bahasa Aleut) bermakna "negeri yang besar".

2.2.3      Keadaan Setelah Upacara
Menurut kisah T. Ahllund yaitu seorang pandai besi berkebangsaan Finlandia yang bekerja di Sitka, tidak lama setelah upacara serah terima yang dilakukan kedua pihak, hampir semua orang Rusia di Alaska memutuskan untuk kembali ke Rusia, kecuali beberapa pedagang dan pendeta yang memilih menetap. Namun tidak lama setelahnya, sejumlah orang Rusia yang memilih menetap pada akhirnya juga memutuskan kembali ke Rusia, termasuk beberapa pedagang yang rela meninggalkan usahanya.
Hidup sebagai warga sipil Sitka di bawah kekuasaan Amerika Serikat sangat tidak nyaman di mata orang Rusia. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi kendala utama dalam bersosialisasi, ditambah diskriminasi yang kerap mereka terima. Selanjutnya mereka mengumpulkan dana kolektif untuk membeli kapal sebagai transportasi pulang ke Rusia. T. Ahllund mengatakan bahwa perjalanan mereka diwarnai mabuk laut di setiap pelabuhan yang disinggahi. Pelayaran yang tidak terlupakan tersebut melewati rute Pulau Sandwich (Hawaii), Tahiti, Brasil, London, dan berakhir di Pelabuhan Kronstadt, St. Petersburg.
Selain itu, juga terdapat Alaska Day atau Hari Alaska merupakan perayaan tahunan di Alaska dalam rangka memperingati hari upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1867, tanggal pada kalender Gregorian yang mulai berlaku di Alaska pada hari berikutnya untuk menggantikan kalender Julian yang digunakan Rusia (kalender Julian pada abad ke-19 merupakan 12 hari di belakang kalender Gregorian). Perayaan resmi Alaska Day setiap tanggal 18 Oktober biasa diadakan di Sitka. Alaska Day merupakan hari libur bagi semua pegawai negeri dan siswa di negara bagian Alaska. Dalam perayaan tersebut akan dilakukan parade kebudayaan dan pengibaran bendera Amerika Serikat, serta pesta rakyat bagi seluruh penduduk Alaska.
















BAB 3. PENUTUP

3.1  Simpulan
Sejak Amerika merdeka pada tanggal 4 Juli 1776, Amerika Serikat belum dianggap setara dengan rumpun bangsa lain. Kurang lebih tujuh puluh lima tahun setelah mendeklarasikan kemerdekaannya dari Inggris, Amerika Serikat yang memiliki beragam koloni berubah menjadi negara besar. Semua itu dikarenakan ekspansi besar-besaran yang dilancarkan oleh Amerika ke beberapa wilayah sekitar, yaitu sungai Mississippi, Rocky Mountain, hingga ke Pasifik. Ekspansi tersebut menjadi salah satu warisan sejarah politik Amerika Serikat yang dikenal sebagai Manifest Destiny.
Manifest Destiny didefinisikan sebagai suatu pandangan dari para intelektual Amerika Serikat yang mempercayai adanya takdir bahwa Amerika Serikat akan menjadi negara yang berkuasa dan adidaya. Sifat seperti ini yang memunculkan pertentangan antar penduduk Amerika sendiri, bahkan sejak dimulainya manifest destiny. Sebagian pemduduk Amerika yang menentang ekspansi ini merasa bahwa manifest destiny membatasi hak-hak asasi manusia dan kurang berperikemanusiaan serta merusak hubungan baik yang telah terjalin.
Sebelum dibeli oleh Amerika Serikat, Alaska merupakan wilayah kekuasaan Kekaisaran Rusia. Pada tahun 1853-1856, terjadi Perang Krimea antara Kekaisaran Rusia melawan aliansi kekuatan Perancis, Inggris, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman). Perang yang menelan biaya tinggi meyebabkan krisis keuangan di Rusia. Krisis keuangan semakin parah saat utang 15.000.000 poundsterling yang dipinjam pemerintah Rusia dari keluarga Rothchilds mendekati waktu jatuh tempo. Pengkajian singkat Tsar Alexander II terhadap saran adiknya membuahkan sebuah keputusan, yaitu menjual Alaska kepada Amerika Serikat.
Dan akhirnya, pada tanggal 18 Oktober 1867, berlangsung upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia yang diwakili Kapten Aleksei Alekseyevich Peshchurov kepada pihak Amerika Serikat yang diwakili Jend. Lovell Rousseau. Setelah upacara serah terima yang dilakukan kedua pihak, hampir semua orang Rusia di Alaska memutuskan untuk kembali ke Rusia, kecuali beberapa pedagang dan pendeta yang memilih menetap. Selain itu, setelah Alaska menjadi milik Amerika, terdapat Alaska Day atau Hari Alaska merupakan perayaan tahunan di Alaska dalam rangka memperingati hari upacara serah terima wilayah Alaska oleh Kekaisaran Rusia kepada Amerika Serikat pada tanggal 18 Oktober 1867. Dalam perayaan tersebut akan dilakukan parade kebudayaan dan pengibaran bendera Amerika Serikat, serta pesta rakyat bagi seluruh penduduk Alaska.


3.2  Saran
Dalam mempelajari makalah ini diharapkan pembaca mempelajari buku maupun sumber yang relevan agar dapat memperluas wawasan bagi pembaca. Sehingga dari memahami buku atau sumber yang relevan tersebut dapat memperkuat pengetahuan atas informasi yang telah disajikan dalam makalah ini.

























DAFTAR PUSTAKA

Sundoro,hadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat .Jember:Jember University Press

Gray, Wood. ­­­_____. Garis Besar Sejarah Amerika. Washington: Universitas George Washington



Tidak ada komentar:

Posting Komentar